27 Oktober : Hari Penerbangan Nasional dan Hari Listrik Nasional
Hari ini Indonesia memperingati 2 hari bersejarah yaitu Hari Penerbangan Nasional dan Hari Listrik Nasional. Dan masing masing mempunyai sejarahnya sendiri.
Sejarahnya bermula pada 27 Oktober tahun 1945, atau sehari menjelang peringatan 17 tahun Sumpah Pemuda. Saat itu, Komodor Udara Agustinus Adisutjipto berhasil menerbangkan pesawat Cureng dengan bendera merah putih untuk pertama kalinya di langit Indonesia.
Sebelumnya Hari Penerbangan Nasional diperingati setiap tanggal 9 April mulai tahun 1961 hingga 1973. Namun, berdasarkan penelitian sejarah, pada 9 April tidak menunjukkan data atau fakta sebagai hari penerbangan.
Oleh sebab itu, mulai tahun 1974, tanggal 9 April kembali dirayakan sebagai hari jadi TNI AU. Sedangkan Hari Penerbangan Nasional diperingati setiap tanggal 27 Oktober.
Berbekal alutista minim dan semangat juang, operasi udara pertama kali dilakukan pada 29 Juli 1947 oleh para kadet atau calon penerbang Angkatan Udara, yaitu Kadet penerbang Mulyono, kadet penerbang Sitardjo Sigit, dan kadet penerbang Suharnoko Harbani yang berhasil menyerang markas militer Belanda di Kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
Operasi ini merupakan serangan balasan bangsa Indonesia terhadap Agresi Militer Belanda pertama yang telah menyerang kekuatan udara Republik Indonesia di Pangkalan Udara Maguwo, Bugis, Maospati, Panasan, Cibeureum dan Kalijati, demikian disarikan dari website resmi TNI AU.
Pada awal perjuangan, TNI Angkatan Udara hanya berbekal pesawat rampasan dari penjajah Jepang seperti pesawat Cukiu, Nishikoreng, Guntei, Sansikisin dan Hayabusha. Meski banyak peninggalan pesawat Jepang, sayangnya hanya beberapa pesawat saja yang bisa dioperasikan.
Namun, ini bukanlah penghalang untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia. Berbekal alutista minim dan semangat juang, operasi udara pertama kali dilakukan pada 29 Juli 1947 oleh para kadet atau calon penerbang Angkatan Udara, yaitu Kadet penerbang Mulyono, kadet penerbang Sitardjo Sigit, dan kadet penerbang Suharnoko Harbani yang berhasil menyerang markas militer Belanda di Kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
Operasi ini merupakan serangan balasan bangsa Indonesia terhadap Agresi Militer Belanda pertama yang telah menyerang kekuatan udara Republik Indonesia di Pangkalan Udara Maguwo, Bugis, Maospati, Panasan, Cibeureum dan Kalijati, demikian disarikan dari website resmi TNI AU.
HARI LISTRIK NASIONAL
Hari Listrik Nasional (HLN) diperingati setiap 27 Oktober. Peringatan HLN tahun ini adalah yang ke-75, karena berdasarkan sejarahnya, Hari Listrik Nasional pertama kali ditetapkan pada 1954. Mengutip laman ESDM, peringatan ini mengambil momentum nasionalisasi perusahaan-perusahan di bidang listrik dan gas yang terjadi pada 1945. Dikisahkan, sejarah kelistrikan Tanah Air sudah berlangsung jauh sebelum momentum nasionalisasi perusahaan listrik dan gas, yakni di akhir abad XIX.
Saat itu, perusahaan Belanda memiliki pabrik gula dan juga pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Listrik untuk umum baru tersedia setelah sebuah perusahaan swasta milik Belanda bernama N V Nign memperluas usahanya, dari sektor gas kemudian merambah penyediaan listrik untuk umum.
Barulah pada 1927 pemerintah Belanda mendirikan perusahaan listrik negara bernama s'Lands Waterkracht Bedriven (LWB) yang ditempatkan di PLTA Plengan, PLTA Lamajan, PLTA Bengkok Dago, PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat, PLTA Giringan di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Tonsea lama di Sulawesi Utara, dan PLTU di Jakarta.
Di sejumlah kota yang lebih kecil juga dibentuk perusahaan listrik Kotapraja. Namun, masa penjajahan Belanda di Indonesia berakhir ketika mereka menyerah kepada Jepang di masa Perang Dunia II. Indonesia pun berada di bawah kekuasaan Jepang, pun dengan semua perusahaan yang semula didirikan oleh Belanda, kini jatuh ke tangan Jepang. Termasuk perusahaan listrik.
Kini perusahaan beserta pekerja di dalam perusahaan itu diambil alih oleh Jepang. Namun tak lama, Jepang menyerah kepada pasukan Sekutu hingga Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Momen kemerdekaan itu langsung dimanfaatkan oleh para pemuda dan juga buruh listrik dan gas untuk mengambil alih perusahaan yang sebelumnya dikuasai oleh Jepang.
Baca Juga :