Intermittent Fasting Pola Baru Untuk Menurunkan Berat Badan
Diet yang benar tentunya tidak hanya menurunkan berat badan, tetapi juga dapat dijadikan pola makan sehari-hari yang nyaman untuk diikuti. Tidak perlu terlalu pusing melihat berbagai alternatif jenis diet yang ditawarkan di internet ataupun buku.
Saat ini banyak sekali macam - macam pola diet yang muncul seperti: Diet Vegan, Diet Vegetarian, Diet Mediterania, Diet Paleo, Diet Rendah Karbohidrat, Diet Ketogenik, Diet Dukan. Yang lagi viral saat ini yaitu Intermittent Fasting?
Intermittent Fasting menjadi salah satu pola makan terpopuler saat ini, terutama di kalangan orang-orang yang ingin menurunkan berat badan. Mereka yang menjalankan intermittent fasting juga meyakini pola makan tersebut bisa meningkatkan kesehatan jantung dan menurunkan risiko kanker.
Apakah itu intermittent fasting?
Intermittent Fasting adalah metode diet yang dilakukan dengan cara berpuasa makan selama beberapa waktu yang ditentukan, tetapi masih dapat mengonsumsi minuman. Alasan tidak adanya label “diet” dalam nama intermittent fasting adalah karena metode ini lebih cocok disebut pembatasan atau pengaturan kebiasaan makan, ketimbang diet.
Berbeda dengan kebanyakan metode diet lain yang “banyak aturan” soal jenis makanan, intermittent fasting membolehkan kamu untuk mengonsumsi apapun jenis makanan yang kamu suka atau inginkan. Metode dalam intermittent fasting lebih menjurus pada pengaturan waktu. Kapan kamu boleh makan dan kapan kamu harus berhenti makan atau puasa.
Aturan intermittent fasting alias diet puasa
Sebenarnya aturan diet puasa bervariasi dan hanya menentukan waktu puasa dan makan dalam seminggu. Cara terpopuler untuk melakukan diet puasa ini antara lain:
Metode 16:8, yaitu 16 jam berpuasa dan 8 jam sisanya waktu untuk makan. Misalnya, waktu makan jam 1 siang sampai 9 malam. Maka mulai pukul 9 malam itu sampai 16 jam ke depan dilanjutkan dengan berpuasa.
Eat-Stop-Eat, yakni puasa yang berlangsung selama 24 jam dalam beberapa hari per minggunya. Ketika seseorang berhenti mengonsumsi makanan berat setelah sarapan, selanjutnya ia akan makan lagi pada waktu sarapan esok harinya.
Metode 5:2, adalah cara diet puasa di mana seseorang hanya makan sebanyak 500-600 kalori per hari selama 2 hari tertentu. Pada 5 hari sisanya, ia dipersilahkan makan seperti biasa.
Baca Juga :