Kekeringan di Banjarnegara, Pemkab Wacanakan Bangun Embung
JATENGLIVE.COM, BANJARNEGARA - BPBD Kabupaten Banjarnegara kembali mendistribusikan bantuan air bersih ke desa-desa yang terpapar kekeringan.
BPBD mengirim bantuan air bersih ke tiga desa, yakni Desa Jalatunda Kecamatan Mandiraja, Desa Karangjati Kecamatan Susukan, dan Desa Sirkandi Kecamatan Purwareja Hari ini, Senin (8/7/2019).
Total air sebanyak 25 ribu liter yang didistribusikan ke wilayah itu .
Suplai terbanyak di Desa Jalatunda sebanyak 15 ribu liter.
Kepala BPBD Kabupaten Banjarnegara Arief Rahman mengatakan, sebelumnya pihaknya juga sudah mendistribusikan air bersih ke dua desa di dua kecamatan sebanyak 30 ribu liter atau enam tangki.
BACA JUGA:
• Mengatasi Dampak Kekeringan yang Terus Meluas di Jawa Tengah, Tim MRI-ACT Siapkan Air Bersih
• Kedalaman Hanya Satu Meter, Volume Air di Rawa Pening Menyusut 60 Persen
"Yang meminta sekitar enam desa," katanya.
Jumlah desa yang mengajukan permintaan air bersih diperkirakan akan terus bertambah mengingat musim kemarau masih panjang.
Sementara jumlah desa rawan kekeringan sesuai data tahun sebelumnya mencapai sekitar 35 desa.
Sebagaimana daerah lain pada umumnya, beberapa hari terakhir, sebagian wilayah ini sempat diguyur hujan.
Fenomena hujan di tengah kemarau ini karena pengaruh gelombang atmosfer Rossby Ekuator.
Sayangnya, potensi pertumbuhan awan hujan ini hanya bersifat sementara.
Hujan diperkirakan hanya berlangsung beberapa hari.
Sehingga tak berdampak signifikan dalam mengatasi masalah kekeringan.
"Tidak berdampak," katanya.
Selain droping air bersih, pemerintah juga mengupayakan berbagai cara untuk mengatasi problem kekeringan di daerah rawan.
Semisal melalui proyek pipanisasi yang menghubungkan sumber mata air ke pemukiman warga, serta mencari sumber mata air dari dalam tanah melalui pembangunan sumur bor.
Ada juga program embung untuk menampung air hujan hingga menjadi cadangan air bersih warga.
Program-program itu rupanya belum tentu bisa diterapkan di semua desa.
Di Desa Jalatunda Kecamatan Mandiraja misalnya, pemerintah sulit membuat sumur bor lantaran daerah itu tak memenuhi syarat untuk itu.
Ternyata, berdasarkan kajian geolistrik, tidak ditemukan sumber air di daerah itu hingga kedalaman lebih dari 90 meter.
Adapun sumber air terdekat berjarak sekitar 7 kilometer yang sudah masuk wilayah Kabupaten Kebumen.
Itu pun debit air yang ditemukan kecil.
Karena kondisi tanah yang tak mendukung, pihaknya akan mengusahakan cara lain agar desa itu terentas dari masalah kekeringan.
"Upayanya pembuatan embung dan tanam pohon untuk simpan air," katanya.
Artikel asli, https://jateng.tribunnews.com/2019/07/08/pemkab-wacanakan-bangun-embung-cara-logis-atasi-masalah-kekeringan-di-banjarnegara
Baca Juga :