Mengapa Gorengan Tidak Cocok Untuk Menu Berbuka Puasa?
Gorengan adalah makanan yang banyak disukai hampir semua orang. Terutama saat bulan puasa ini, gorengan sering menjadi salah satu takjil untuk berbuka puasa. Namun tidak banyak yang tahu jika gorengan tidak cocok untuk berbuka puasa.
Dietisien FKKMK UGM, Tony Arjuna, S.Gz., M.Nut.Diet., AN., APD., tidak menyarankan gorengan dikonsumsi sebagai menu buka puasa. Dia menyebutkan proses pengolahan gorengan biasanya menggunakan minyak yang telah dipakai secara berulang-ulang. Kondisi tersebut menjadikan minyak sebagai sumber kolesterol yang sebenarnya tidak ideal untuk digunakan.
Berikut adalah beberapa alasan kamu harus membatasi makan gorengan saat buka puasa:
1. Mengganggu pencernaan
Puasa sehari itu mengistirahatkan pencernaan, dan ketika perut tiba-tiba dibebani dengan gorengan yang susah dicerna, sistem pencernaan bakal bekerja ekstra keras. Kandungan lemak dalam minyak pada gorengan cenderung sulit dicerna. Hal ini membuat tubuh lebih lama mencerna gorengan, sehingga bisa mengganggu dan menghambat saluran pencernaan untuk mencerna zat gizi lain.
2. Meningkatkan kolestrol jahat
Makanan yang digoreng dimasak dalam minyak pada suhu yang sangat tinggi, kemungkinan besar makanan tersebut mengandung lemak trans. Lemak trans tersebut bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh (low density lipoprotein/LDL).
Semakin banyak kamu mengonsumsi gorengan, maka semakin banyak kadar lemak jahat dalam tubuh. Menurut studi pada 1997 di yang diterbitkan di The American Journal of Clinical Nutrition, lemak trans dikaitkan dengan peningkatan risiko banyak penyakit. Termasuk penyakit jantung, kanker, dan masih banyak lagi.
3. Lemas atau mengantuk
Dikutip dari Gulf-times, setelah berpuasa seharian dan pencernaan tiba-tiba dipaksa bekerja keras untuk mengolah gorengan, Anda juga rentan lemas atau mengantuk setelah makan. Jadi, jika Anda merasakan tubuh tiba-tiba sangat mengantuk atau lemas setelah buka puasa, coba evaluasi lagi menu santapan buka puasa Anda.
4. Memicu kegemukan
Gorengan tersusun dari karbohidrat sederhana yang sifatnya cepat dibakar dan dicerna oleh tubuh. Kondisi tersebut menjadikan kadar gula darah dalam tubuh menjadi cepat turun sehingga membuat cepat merasa lapar.
5. Pemicu kanker
Gorengan berpotensi mengandung akrilamida yaitu zat racun yang terbentuk dalam makanan selama memasak suhu tinggi, seperti menggoreng atau memanggang.
Akrilamida terbentuk oleh reaksi kimia antara gula dan asam amino yang disebut asparagin. Makanan bertepung seperti produk kentang goreng biasanya memiliki konsentrasi akrilamida yang lebih tinggi. Konsentrasi akrilamida yang tinggi dalam tubuh dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.
6. Meningkatkan tekanan darah
Gorengan biasanya juga dibuat dengan tambahan garam atau penyedap yang tinggi natrium. Konsumsi asupan tinggi natrium dan garam bisa meningkatkan risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi karena mengganggu keseimbangan elektrolit.
Baca Juga :