Pasukan TNI yang Paling Ditakuti Dunia
Indonesia mempunyai pasukan militer yang disegani di Asia Tenggara, bahkan dunia. Ada beberapa opersai militer yang pernah dilakukan tentara Indonesia mendapati perhatian internasional salah satunya operasi militer yang terkenal adalah peristiwa pembajakan pesawat Garuda Indonesia DC-9 oleh Kelompok jihadis.
Operasi militer ini dikenal dengan nama "Operasi Woyla". Opeasi itu berhasil menggagalkan pembajakan pesawat hanya dalam waktu kurang dari 5 menit. Seluruh pembajak tewas, semua penumpang berhasil dibebaskan. Peristiwa yang terjadi pada 28 maret 1981 itu terjadi di bandawa Don Mueang, Thailand. Dimulai dari peristiwa ini, mungkin banyak yang belum tahu jika Indonesia memiliki pasukan yang super elit atau bisa disebut pasukan elit di dalam pasukan elit.
Operasi Woyla melatar belakangi pembentukan satuan di TNI yang memiliki kemampuan untuk menganggulangi teror yaitu Datasemen-81 Ati Teror Kopassus, atau dikenal juga dengan sebutkan "Satuan Penanggulangan Antiteror" (Satgultor) Kopassus yang berada dibawah kompando Kopassus yang Sekarang bernama Satuan-81 Kopassus dengan Komandan pertama Luhut Binsar Pandjaitan dan wakilnya Prabowo Subianto.
Pasukan elite ini berasal dari matra Angkatan Darat, Angkatan Laut, hingga Angkatan Udara. Tiga matra TNI ini masing - masing memiliki pasukan elit yang punya kemampuan dan keunggulan khusus. pasukan ini dibentuk untuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang lebih besar.
Masing - masing pasukan juga memiliki kekuatan dan kemampuan yang khas. Mereka dilatih dari banyak hal mulai dari kepemimpinan sampai teknik bertahan hidup di segala situasi.
TNI Angkatan Darat
Maraknya muncul gerakan separatis pada tahun 1950- an menjadi cikal bakal terbentuknya Komandu Pasukan Khusus atau Kopassus. Juli 1950, muncul pemberontakan di Maluku yang diinisiasi oleh Kelompok yang menamakan diri Republik Maluku Selaran (RMS).
Pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh operasi militer TNI. Meskipun pemberontakan berhasil ditumpaskan, korban yang jatuh dari pihak TNI juga tidak bisa dibilang sedikit. Berangkat dari peristiwa ini dibentuk satuan prajurit yang bisa digerakkan secara cepat dan tepat yang siap untuk dihadapkan di berbagai sasaran sekalipun di medan yang sangat berat.
Cikal bakal Kopassus adalah Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi (Kesko TT). Pasukan ini dibentuk oleh Kolonel AE Kawilarang untuk menumpas gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) pada 16 April 1952. Seiring tahun, Kesko TT berubah-ubah nama menjadi Korps Komando Angkatan Darat (KKAD), Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), Pusat Pasukan Khusus Angkatan Darat (Puspassus AD), Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), dan pada tahun 1985 berganti menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) sampai sekarang.
Selain Operasi Pebajakan Woyla, Kopassus juga sukses menjalankan operasi di Mapenduma, Papua. Operasi militer in berhadil membebaskan Peneliti yang tergabung dalam Ekspedisi Lorents 95 yang disandera oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Selain itu Kopassus juga mengharumkan nama bangsa lewat tiga prajurit yang berhasil menaklukkan Puncak Everest pada tahun 1997
TNI Angkatan Laut
Jalesveva Jayamahe yang berarti dilautan kita menang. Tugas pasukan TNI AL diantaranya membangun kekuatan serta menjaga keamanan di wilayah laut yuridisi nasional sesuai dengan Ketentuan hukum nasional dan internasional.
Kopaska atau Komando Pasukan Katak merupakan pasukan elit yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut. Komando Pasukan Katak berdiri atas arahan Soekarno untuk mendukung kampanye pembebasan Irian Barat pada 31 Maret 1962.
Kopaska memiliki tugas untuk menyerang kapal dan pangkalan musuh untuk menghancurkan instalasi bawah air penyiapan perebutan pantai dan operasi pendaratan berkekuatan amfibi serta antiterror di kawasan perairan Indonesia.
Kopaska memiliki semboyan Tan Hana Wighna Tan Sirna. Artinya tidak ada rintangan yang tidak dapat diatasi. Untuk menyatukan kekuatan Kopaska yang tersebar di Indonesia, TNI AL membentuk Pusat Komando Pasukan Katak (Puskopaska). Masing-masing, Satuan Komando Puskopaska Armada I, Satuan Komando Puskopaska Armada II, Satuan Komando Puskopaska Armada III. Kopaska telah berhasil melakukan operasi militer seperti, pembebasan Papua Barat, operasi khusus Dickies Bajak, operasi khusus Lusitania Expresso, dan berbagai jenis operasi lainnya.
Setiap anggota dibekali kemampuan untuk beroperasi di empat matra yaitu darat, udara, permukaan air/laut dan bawah permukaan air/laut sehingga pembekalan dan pelatihan para calon anggota Kopaska ini tidak sembarangan.
Pendidikan Kopaska diawali dengan indoktrinasi dan gemblengan fisik yang luar biasa untuk mencapai keahlian khusus menyelam dan pertempuran bawah air. Fase latihan pertama selama satu setengah bulan diakhiri dengan "Minggu Neraka" yang sangat menguras pikiran dan tenaga, karena para siswa baik dari golongan Perwira, Bintara, maupun Tamtama digojlok tanpa pandang pangkat sesuai standar pasukan khusus.
Mereka akan dikejutkan dengan kegiatan tiba-tiba dan tak terduga, seperti renang laut pada gelapnya malam, senam perahu karet, dan dayung. Para siswa kadang hanya tidur sebentar, lantas sepuluh menit kemudian sudah diminta melakukan halang-rintang, push up dan pull up oleh para instruktur dan pelatih untuk melatih mental serta ujian lisan tentang teori yang telah diberikan.
Itu hanya untuk membuktikan bahwa seseorang bisa berpikir sepuluh kali lipat dalam keadaan terdesak, dan dalam tekanan fisik dan mental. Tantangannya adalah bagaimana caranya bisa berpikir seperti itu secara sadar dan tidak gegabah, karena itulah hakikat sebuah pasukan khusus yang bisa menyelesaikan misinya dengan cepat, tuntas dan rapi.
Fase selanjutnya adalah pembinaan kelas selama dua setengah bulan ditambah praktik selama satu bulan. Teori yang didapat antara lain pengintaian pantai, demolisi dan sabotase.
Tahap berikutnya adalah materi pendidikan komando. Pada tahap ini para calon anggota pasukan katak dihadapkan pada materi perang darat dan peperangan non-konvensional pada beberapa sub materi, yaitu perang hutan, perang jarak dekat, navigasi, sea and jungle survival, baca peta, pengenalan berbagai senjata api, daki serbu, mountaineering, combat SAR, intelijen tempur, serta beladiri tangan kosong.
Batalyon Intai Amfibi atau disingkat YonTaifib adalah satuan elit dalam Korps Marinir yang memiliki spesialisasi dalam operasi Pengintaian Amfibi (Amphibious reconnaissance) dan Pengintaian Khussus (Special reconnaissance). Dahulunya satuan ini dikenal dengan nama KIPAM (Komando Intai Para Amfibi).
Tugas pokok dari Yontaifib adalah menyediakan kekuatan serta membia kemampuan unsur - unsur amfibi maupun pengintaian darat. Pasukan ini juga melakukan operasi khusus dalam rangka pelaksanaan pendaratan amfibi.
Untuk menjadi anggota YonTaifib, calon diseleksi dari prajurit marinir yang memenuhi persyaratan mental, fisik, kesehatan, dan telah berdinas aktif minimal dua tahun. Salah satu program latihan bagi siswa pendidikan intai amfibi, adalah berenang dalam kondisi tangan dan kaki terikat, sejauh 3 km. Dari satuan ini kemudian direkrut lagi prajurit terbaik untuk masuk kedalam Detasemen Jala Mengkara, pasukan elitnya TNI Angkatan Laut.
Pasukan yang paling ditakuti di dunia militer "Detasemen Jala Mangkara" atau Denjaka. Detasemen Jala Mengkara atau dikenal dengan sebutan DENJAKA merupakan pasukan khusus gabungan Angkatan Laut Tentara Nasional Indonesia.
Anggota Denjaka adalah gabungan dari dua pasukan besar yang dimiliki TNI AL Indonesia yaitu Komando Pasukan Katak (KOPASKA) dan Batalyon Intai Amfibi (TAIFIB). DENJAKA dibentuk atas dasar instruksi Panglima TNI yang ditujukan kepada Komandan Korps Marinir pada tanggal 13 November 1984.
Denjaka merupakan satu dari enam pasukan elit yang dibentuk oleh TNI. Denjaka berkedudukan langsung dibawah Dankormar dan sebagai pelaksana utama dari Panglima TNI. Dua kedudukan tersebut menjadikan Denjaka memiliki tugas khusus yang berbeda.
Denjaka dilatih khusus untuk memiliki kemampuan antiterror dan antisabotase. Denjaka juga Wajib bisa menyelesaikan misi disegala medan baik darat, laut Bahkan udara. Tidak hanya dituntut punya kemampuan fisik yang tangguh, Prajurit Denjaka juga wajib cerdas dan bisa Mengambil langkah "anti gagal" dalam waktu singkat. Bahkan salah satu latihan khusus yang dilakukan Dejangka adalah dibuang ke laut dengan tangan dan kaki terikat, namun mereka wajib berjuang mencapai daratan.
Salah satu operasi yang berhasil dijalankan pasukan Denjaka adalah pembebasan 20 awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera oleh perompak Somalia tahun 2011 dan merebut kembali kapal MV Sinar Kudus.
TNI Angkatan Udara
Korps TNI AU memiliki pasukan elite yang disegani oleh dunia yang disebut dengan Korps Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat). Bahkan, Panglima NATO menilai Kopasgat patut diwaspadai. Korps Pasukan Khas (Kopaskhas) TNI AU resmi berganti nama menjadi Kopasgat pada Januari 2022 lalu. Perubahan nama satuan elite TNI AU ini tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa Nomor Kep/66/I/2022.
Pasukan Khas TNI AU ini awalnya dinamai Komando Pasukan Gerak Tjepat (Kopasgat) yang ditetapkan pada 17 Oktober 1947. Dalam perjalanannya, Kopasgat kemudian berubah menjadi Kopaskhas hingga akhirnya kembali menjadi Kopasgat.
Kopasgat ini berawal ketika Gubernur Kalimantan Pangeran Muhammad Noor meminta kepada AURI agar mengirimkan pasukan payung ke Kalimantan untuk membentuk dan menyusun gerilyawan, membantu perjuangan rakyat di Kalimantan. Atas inisiatif Komodor (U) Soerjadi Soerjadarma kemudian dipilih 12 putra asli Kalimantan dan 2 orang PHB AURI untuk melakukan penerjunan.
Pada 17 Oktober 1947, sebanyak 13 orang berhasil diterjunkan di Sambi, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Mereka adalah Hari Hadi Soemantri (montir radio AURI asal Semarang), FM Soejoto (juru radio AURI asal Ponorogo), Iskandar (pimpinan pasukan), Ahmad Kosasih, Bachri, J Bitak, C Williem, Imanuel Nuhan, Amirudin, Ali Akbar, M Dahlan, JH Darius, dan Marawi.
Mereka diterjunkan dari pesawat C-47 Dakota RI-002 yang diterbangkan oleh Bob Freeberg berkebangsaan Amerika sekaligus sebagai pemilik pesawat. Ini adalah operasi lintas udara pertama dalam sejarah Indonesia. Peristiwa penerjunan yang dilakukan oleh 13 prajurit AURI tersebut merupakan peristiwa yang menandai lahirnya Kopasgat.
Pasgat merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat. Setiap prajurit Pasgat minimal harus memiliki kualifikasi parakomando (Parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya.
Pasgat sebagai pasukan pemukul siap diterjunkan di segala medan baik hutan, kota, rawa, sungai, maupun laut untuk menumpas semua musuh yang melawan NKRI. Paskhas mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh pasukan khusus lainnya yaitu, Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD) yaitu merebut dan mempertahankan pangkalan dan untuk selanjutnya menyiapkan pendaratan pesawat dan penerjunan pasukan kawan.
Tugas dan tanggung jawab Utama sebagai penjaga kedaulatan dan keamanan negara jadi harga mati yang tidak bisa ditawar lagi. Latihan keras, seleksi ketat calon anggotanya jadi hal Utama untuk mencetak anggota - anggota pasukan elit yang ditakuti dunia. Bahkan ada yang menganggap lebih takut pelatih daripada ketemu setan di hutan.
Baca Juga :