Pemutaran Perdana Joker di AS Bakal Dijaga Polisi
Kasus penembakan massal di Amerika Serikat yang semakin meningkat selama beberapa tahun terakhir, membuat film Joker menjadi sasaran kritik. Para pembuat film yang terlibat sampai ditanyai tentang apakah mereka bermaksud untuk mempromosikan kekerasan. Isu tersebut juga menyebabkan Warner Bros Pictures membatalkan wawancara dengan pers saat pemutaran perdana Joker. Kepolisian Los Angeles, AS, atau LAPD kemudian mengeluarkan pernyataan pada awal pekan ini yang menyatakan bahwa mereka akan meningkatkan keamanan di setiap bioskop yang ada.
"Menyadari keprihatinan publik dan signifikansi historis yang terkait dengan pemutaran perdana Joker. Meskipun tidak ada ancaman yang dapat dipercaya di daerah Los Angeles, kami akan mempertahankan visibilitas tinggi di sekitar bioskop selama pemutaran film," kata pihak kepolisian.
Mengapa perlu peningkatan keamanan di bioskop? Hal itu mengingat kasus penembakan massal dalam bioskop di Aurora, Colorado, pada 2012. Penembakan tersebut diketahui terjadi saat film The Dark Knight Rises diputar. Si penembak dengan rambut warna oranye kemerahan ketika itu mengatakan kepada polisi bahwa dia adalah Joker. Karena itu, keluarga dan sahabat dari para korban tewas penembakan Aurora, beberapa waktu lalu mengirim surat ke Warner Bros yang menyatakan keresahan mereka atas film Joker.
Mereka merasa khawatir film Joker mempromosikan tindak kekerasan. Namun, sutradara film Joker, Todd Phillips, membantah anggapan tersebut. Ia mengatakan bahwa Joker tidak bermaksud menyinggung siapa pun dan itu seharusnya tidak dianggap sebagai film komik. "Kami tidak membuat film untuk menekan tombol (pemicu kekerasan)," ucapnya. Film Joker sendiri akan tayang perdana di bioskop pada Jumat ini, 4 Oktober 2019.
Baca Juga :