Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 : Sejarah dan Tradisi
Hari Rabu (22 Maret 2023), umat Hindu di Indonesia akan merayakan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945. Hari Raya Nyepi dijadikan sebagai hari libur nasional pada 15 maret 1983 atau 40 tahun yang lalu.
Sebagai informasi sebelum ditetapkan sebagai hari raya libur nasional, Hari Raya Nyepi hanya menjadi hari libur bagi pemeluk agam Hindu seperti juga hari Raya Waisak yang hanya dirayakan sebagai hari libur untuk umat Budha. Untuk menjadikan hari libur yang hanya dirayakan oleh umat Hindu dan Budha, perwakilan dari kedua agama tersebut mengajukan ke pemerintah Indonesia untuk menjadikan sebagai hari libur nasional.
Pada 22 Mei 1981 organisasi Pemuda Buddhis Indonesia (Pembudi) mengajukan permohonan tersebut, kemudian disusul oleh Parisada Hindu Dharma Pusat, organisasi pemeluk Hindu mengajukan pada 26 November 1982. Setelah perjuangan mengajukan hari libur nasional itu dilakukan, Presiden Soeharto resmi menerbitkan Surat Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 1983 pada 19 Januari 1983. Kepres Nomor 3 Tahun 1983 berisi penetapan Nyepi dan Waisak sebagai hari libur nasional.
Perayaan Hari Raya Nyepi
Nyepi merupakan hari suci umat Hindu yang diperingati setiap Tahun baru Saka. Nyepi berasal dari kata 'sepi' yang berarti sunyi. Tahun Baru Saka memiliki makna sebagai hari kebangkitan, hari pembaharuan, hari kebersamaan (persatuan dan kesatuan), hari toleransi, hari kedamaian sekaligus hari kerukunan nasional.
Setiap tahunnya, umat Hindu merayakan pergantian Tahun Saka yang dilakukan dengan cara Nyepi selama 24 jam. Ada beberapa rangkaian acara untuk merayakan hari raya Nyepi ini. Ada empat aturan atau disebut Catur Brata Nyepi yang haru dan wajib ditaati, yaitu :
-
Amati Geni, pantangan atau larangan bagi umat Hindu untuk menyalakan api, listrik, cahaya, atau apapun yang bersifat amarah seperti api.
-
Amati Lelanguan, larangan untuk berfoya-foya atau bersenang-senang secara berlebihan saat perayaan Nyepi.
-
Amati Lelungan, larangan untuk bepergian dan diwajibkan untuk berdiam diri di rumah.
-
Amati Karya, larangan untuk bekerja selama hari raya Nyepi berlangsung selama 24 jam.
Selain Catur Brata Nyepi, ada rangkaian acara yang sering dilaksanakan selama peringatan Hari Raya Nyepi, seperti :
Upacara Melasti
Biasanya dilakukan selambat-lambatnya pada Tilem Sore. Dalam upacara Melasti, umat Hindu wajib membersihkan diri dari segala kotoran fisik maupun pikiran supaya hidupnya sejahtera.
Upacara ini menggunakan arca petima dan barong sebagai simbol Ida Sang Hyang Widhi Wasta. Keduanya diarak menuju sumber air untuk menerima pembersihan dan air suci kehidupan.
Inti dari acara ini adalah menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta). Kegiatan ini dilakukan di sumber air suci kelebutan, campuan, patirtan, dan segara.
Tawur Kasanga
Tawur memiliki arti dalam bahasa Jawa sama dengan saur, dalam bahasa Indonesia berarti melunasi utang. Di setiap catus pata (perempatan) desa atau pemukiman mengandung lambang untuk menjaga keseimbangan.
Upacara serangkaian Hari Raya Nyepi. Salah satunya adalah Melasti dan Tawur Agung Kesanga. Foto: Antara Foto
Upacara ini dilaksanakan H-1 hari Nyepi dengan cara cara memberikan persembahan kepada para bhuta berupa caru. Caru dipersembahkan supaya para bhuta tidak menurunkan sifatnya pada hari raya Nyepi. Upacara ini dimaknai sebagai cara menghilangkan unsur-unsur jahat dari diri manusia. Acara ini bertujuan mengajak manusia berintrospeksi atas segala perbuatan buruk di masa lalu.
Ogoh-ogoh
Perarakan ogoh-ogoh atau boneka raksasa dilaksanakan sehari setelah hari Nyepi. Tradisi ini sudah mulai dilaksanakan di Bali sejak 1980-an. Ogoh-ogoh diarak mengelilingi desa dengan membawa obor menuju Sema, tempat persemayaman umat Hindu. Setelah mengelilingi desa, ogoh-ogoh lalu dibakar dengan iringan gamelan khas Bali, Bleganjur Patung.
Ngembak Geni
Ngembak Geni menjadi tahapan terakhir dari rangkaian perayaan hari Raya Nyepi, hal ini terlihat dari aktifitas warga yang sudah kembali normal. Tetapi sebelumnya umat Hindu akan sembahyang dan memanjatkan doa kepada Hyang Widhi untuk kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru.
Biasanya pada ritual ini masyarakat Bali akan saling berkunjung ke sanak saudara atau melakukan dharma shanti. Penutup rangkaian nyepi ini menjadi pertanda untuk memulai lembaran baru dengan hati yang bersih.
Para pemuda juga akan melakukan omed-omedan usai tradisi Ngembak Geni. Festival saling mencium ini dilakukan untuk mempererat keakraban antar umat Hindu.
Baca Juga :