Permainan Era 90 Yang Hampir Terlupakan, Masih Ingatkah Anda?
Gak bisa dipungkiri lagi, pengaruh teknologi terhadap kehidupan begitu terasa. Di setiap zaman, hampir semua aspek kehidupan mengalami pembaruan; yang tradisional diganti dengan yang lebih modern. Gak terkecuali permainan anak-anak.
Kamu yang lahir di tahun 90an pasti masih ingat dong keseruan saat bermain permainan tradisional seperti galasin, petak umpet, atau lompat tali? Kayaknya permainan semacam itu sudah mulai terlupakan dan jarang dimainkan oleh anak-anak zaman sekarang.
Berikut daftar permainan era 90-an yang susah dilupakan!
1. Petak Umpet
"Tiga... dua... satu...” hitung mundur seorang anak sembari berbalik menurunkan kedua tangan yang menutupi matanya dan melihat sekelilingnya. Kemudian anak itu berjongkok dan mencari tempat – tempat yang tertutup oleh sesuatu. Plak... satu tepukan dilemparkan pada punggung temannya sembari berteriak “kena! Sekarang kamu jadi!”. Permainan ini mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita. Petak umpet, permainan tradisional yang telah mendarah daging dan turun temurun dimainkan oleh berbagai generasi di Indonesia.
Cara bermain petak umpet sangat mudah, yaitu dimana salah satu pemain yang bertugas untuk mencari temannya harus menutup mata dan berhitung sementara pemain lainnya mencari tempat untuk bersembunyi hingga sang pencari selesai berhitung. Terkadang hal yang membuat lucu adalah bukannya tunggu sampai dicari mereka malah langsung pulang ke rumah masing-masing.
2. Petak jongkok
Permainan petak jongkok adalah permainan yang dilakukan dengan berjongkok untuk menghindari pengejar. Permainan ini dimainkan oleh banyak anak dan tidak memerlukan alat bantu. Permainan tradisional petak jongkok memiliki nama yang bermacam-macam.
Cara bermainnya dengan gambreng, anak yang kalah menjadi pengejar. Dia akan mengejar teman-temannya sampai tersentuh. Bila temannya tersentuh, maka teman tersebut gantian menjadi pengejar. Untuk menghindari pengejar, tiap anak boleh jongkok. Bila jongkok berarti dia tidak dapat disentuh oleh pengejar. Namun harus tersisa satu orang (di luar si pengejar) yang tidak jongkok. Anak lain yang berdiri dapat membangunkan anak yang jongkok. Anak yang tidak berhasil membangunkan temannya dan jongkok terakhir berarti akan menjadi pengejar menggantikan pengejar yang lama.
3. Galasin/gobak sodor
Gobak sodor atau galasin atau galah asin merupakan salah satu permainan olahraga tradisional khas Indonesia. Gobak sodor berasal dari gobak yang artinya bergerak dengan bebas dan sodor yang artinya tombak. Olahraga tradisional ini dilakukan dua kelompok yang masing-masing berisikan 3-5 orang.
Peraturan dasar dari permainan gobak sodor ini adalah mempertahankan garis pertahanan terakhir dengan cara menghadang atau menghalang-halangi lawan yang berusaha berlari meloloskan diri menembus garis pertahanan. Tim yang meloloskan semua anggota akan menjadi pemenang. Sedangkan bila ada salah satu anggota tim yang tertangkap atau tersentuh lawan, secara langsung akan membuat timnya gugur dan bergantian menjaga benteng. Bentuk benteng hanya berupa tanah atau tempat yang dibagi enam bagian dengan tiga garis horisontal dan satu garis vertikal. Biasanya menggunakan kapur tulis untuk menggaris ubin.
Berlarian dengan cepat, menghadang tim lawan dengan cekatan, dan menggerakkan tubuh dengan spontan menjadi aktivitas fisik yang bakal dijalani saat bermain gobak sodor. Wajar bila akhirnya Kementerian Pemuda dan Olahraga memasukkan gobak sodor sebagai salah satu bentuk permainan olahraga tradisional Indonesia. Bila dilakukan anak-anak, gobak sodor dapat membantu melancarkan proses tumbuh kembangnya.
4. Lompat Tali
Lompat tali adalah sebuah permainan dimana satu orang atau lebih melompati sebuah tali yang dikibas-kibaskan sehingga kibasan tali tersebut melintasi bagian bawah kaki mereka dan atas kepala mereka. Terdapat berbagai jenis lompat tali yang meliputi: gaya bebas tunggal, kecepatan tunggal, pasangan, kecepatan tiga orang, dan gaya bebas tiga orang.
Jaman dulu permainan ini sering dimainkan oleh anak-anak perempuan di sore hari. Namun gak sedikit juga laki-laki yang main lompat tali. Siap-siap dikagumi teman-teman kalau kamu bisa menaklukkan level merdeka.
5. Ular naga
Ular Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan anak-anak Jakarta di luar rumah di waktu sore dan malam hari. Tempat bermainnya di tanah lapang atau halaman rumah yang agak luas. Lebih menarik apabila dimainkan di bawah cahaya rembulan. Pemainnya biasanya sekitar 5-10 orang, bisa juga lebih, anak-anak umri anak-anak yang tangkas berbicara, karena salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam dialog yang mereka lakukan.
Barisan akan bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular Naga yang berjalan-jalan dan terutama mengitari "gerbang" yang berdiri di tengah-tengah halaman, sambil menyanyikan lagu. Pada saat-saat tertentu sesuai dengan lagu, Ular Naga akan berjalan melewati "gerbang". Pada saat terakhir, ketika lagu habis, seorang anak yang berjalan paling belakang akan 'ditangkap' oleh "gerbang".
Setelah itu, si "induk"—dengan semua anggota barisan berderet di belakangnya—akan berdialog dan berbantah-bantahan dengan kedua "gerbang" perihal anak yang ditangkap. Seringkali perbantahan ini berlangsung seru dan lucu, sehingga anak-anak ini saling tertawa. Sampai pada akhirnya, si anak yang tertangkap disuruh memilih di antara dua pilihan, dan berdasarkan pilihannya, ditempatkan di belakang salah satu "gerbang".
Permainan akan dimulai kembali. Dengan terdengarnya nyanyi, Ular Naga kembali bergerak dan menerobos gerbang, dan lalu ada lagi seorang anak yang ditangkap. Perbantahan lagi. Demikian berlangsung terus, hingga "induk" akan kehabisan anak dan permainan selesai. Atau, anak-anak bubar dipanggil pulang orang tuanya karena sudah larut malam.
Baca Juga :