Suka ke Pecinan? Yuk, Ketahui Sejarahnya!
Sejarah Tionghoa di Indonesia dimulai pada abad ke-7 dimana bangsa Tionghoa pertama kali masuk, sedangkan pada abad ke-11 bangsa Tionghoa mulai berumukim. Abad ke-14, bangsa Tionghoa mulai bermigrasi ke Pulau Jawa, terutama di sepanjang pantai utara Jawa.
Kawasan pecinan dimulai sejak era penjajahan Belanda
Kawasan pecinan atau dalam bahasa Inggris Chinatown, mulai muncul di Indonesia sejak era penjajahan Belanda. Pada masa itu, pemerintah Hindia Belanda memang ‘hobi’ mengelompokan rakyat berdasarkan ras. Ada Eropa (untuk orang kulit putih, termasuk Jepang dan keturunan campuran), pribumi (untuk orang Indonesia asli), dan timur asing (untuk keturunan Tionghoa, dan yang di luar eropa dan pribumi). Tujuan pemerintah Belanda membagi kawasan ini adalah untuk penertiban dan memudahkan distribusi hasil bumi. Namun seiring zaman, bangsa Tionghoa mulai membaur dengan penduduk local.
Di Pulau Jawa, pecinan sebagai tempat tinggal dan aktivitas ekonomi
Pecinan yang terdapat di kota - kota pedalaman Pulau Jawa mulai berkembang pesat pada abad ke 19. Di tempat ini, masyarakat yang didominasi oleh keturunan Cina tinggal sekaligus melakukan berbagai kegiatan ekonomi.
Kawasan Pecinan di Semarang sendiri mendapat julukan daerah 1001 klenteng karena banyaknya klenteng yang di mana masing-masing klenteng mempunyai keistimewaan sendiri. Klenteng yang paling dikenal adalah Klenteng Sam Poo Kong. Di klenteng ini tersimpan kemudi dan jangkar kapal Laksamana Cheng Ho yang digunakan pada waktu berlayar ke Pulau Jawa sekitar tahun 1406. Sementara klenteng terbesar di kawasan Pecinan Kota Semarang adalah Klenteng Wie Wie Kiong.
Arsitektur bangunan pecinan yang khas
Sebelum tahun 1990-an, bangunan di pecinan punya arsitektur yang khas. Yaitu bangunan rumah berskala besar dengan atap berbentuk pelana sebagaimana arsitektur tiongkok. Namun semakin lama karena lahan semakin sempit, konsep pun berubah. Kini di pecinan, bangunan biasanya terdiri dari dua lantai. Lantai pertama untuk usaha (toko, restoran, dll), sementara lantai dua dipergunakan sebagai tempat tinggal. Selain ruko, kelenteng juga pasti ada di pecinan untuk berfungsi sebagai lokasi ibadah.
Baca Juga :