Indonesia telah merdeka pada 17 Agustus 1945 dari penjajahan Jepang.

Ternyata sebelum Indonesia merdeka atas penjajahan Belanda, Indonesia pernah dijajah oleh beberapa negara dari Eropa. Umumnya bangsa Eropa yang menjajah Indonesia bertujuan untuk berdagang rempah - rempah.

Berikut bangsa Eropa yang pernah menjajah Indonesia.
1. Portugis (1509-1595)
Portugis menjadi negara yang pertama kali menjajah Indonesia. Portugis datang ke Indonesia dengan membawa misi 3G, yaitu Gold, Glory, dan Gospel. 

• Gold adalah untuk mencari keuntungan dan hasil besar dalam perdagangan rempah-rempah. 

• Glory untuk mencari negara jajahan guna mengharumkan nama, kejayaan, dan kekuasaan.

• Gospel adalah untuk menyebarkan ajaran Nasrani

Kedatangan Portugis ke Indonesia untuk mencari rempah - rempah yang saat itu sangat dibutuhkan oleh pasar Eropa. Kedatangan bangsa Portugis dipimpin oleh Antonio de Abreu  atas utusan Alfonso de Albuquerque pada tahun 1511. 

Pada tahun 1512, mereka pun menemukannya daerah yang kaya akan rempah - rempah di Maluku. Kemudian meminta izin dan membangun kerja sama dengan kerajaan-kerajaan di Maluku, salah satunya Kerajaan Ternate.

Mereka pun diterima dan punya hubungan baik sampai akhirnya retak karena Portugis justru melanggar kesepakatan dan menerapkan sistem monopoli perdagangan yang tidak sehat dan menguasai seluruh Ternate.

Rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Baabullah pun melakukan perlawanan dan berhasil menaklukkan Portugis pada 1584. Akhir dari pertempuran ini adalah perginya Portugis dari Maluku pada 1605.

2. Spanyol (1521-1529)
Spanyol menjajah Indoensia di tengah - tengah penguasaan Nusantara oleh Portugis sekitar 1521-1529. Saatitu, Spanyol juga menginjakkan kaki di Maluku dan bersekutu dengan Kerajaan Tidore.

Kedatangan Spanyol sama halnya dengan Portugis, yaitu mencari rempah - rempah. Kedatangan Spanyol dengan memberangkatkan lima kapal yang dikomando oleh Fernando de Magelhaens pada 1519 rupanya mengusik Portugis karena mengancam penguasaan bisnis di Indonesia. Padahal, mereka punya wilayah jajahan dan sekutu yang berbeda.

Rombongan Magelhaens menyusuri pantai Amerika Selatan untuk mencari selat di antara Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik. Pada 16 Maret 1521, mereka berhasil mendarat di Kepulauan Massava (sekarang Filipina). Di Massava, Magelhaens mendirikan tugu batu sebagai penanda wilayah kekuasaan Spanyol.

Ekspedisi dilanjutkan oleh Kapten Sebastian del Cano pada 6 November 1521, dan berhasil berlabuh di Tidore. Setibanya di Tidore, del Cano kemudian menjalin hubungan dagang dengan Sultan Tidore. Keberhasilan Sebastian del Cano pun mendapat tanggapan baik dari Raja Spanyol, sehingga dia bersedia mengirimkan kembali armadanya ke Indonesia. 

Ternyata keputusan tersebut dianggap melanggar perjanjian Tordesillas bagi Portugis sehingga menimbulkan terjadinya konflik antara Spanyol bersama Tidore dan Portugis dengan Ternate. Mereka akhirnya berdamai melalui Perjanjian Saragosa pada 1529. Menurut perjanjian tersebut, Spanyol harus meninggalkan Maluku dan boleh mengambil kekuasaan ke utara Indonesia, yaitu Filipina.

Sementara Portugis tetap berada di Maluku. Akhirnya, negara yang pernah menjajah Indonesia itu pun harus angkat kaki dari Nusantara.

3. Belanda (1602-1942)
Belanda menjadi negera terlama yang menjajah Indonesia, yaitu 350 tahun. Sama dengan bangsa - bangsa sebelumnya, alasan utama penjajahan Belanda adalah untuk menguasai wilayah penghasil rempah-rempah. Belanda pun mengalahkan Portugis dan membangun bisnis di dalam negeri melalui perusahaan dagang mereka, Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada 1602.

Selama menjajah Indonesia, Belanda telah berhasil menguasai Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Papua. Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada 1596, di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dan berhasil berlabuh di Pelabuhan Banten. Namun karena kasar dan somong, Cornelis de Houtman diusir oleh penduduk Banten.

Setelah Portugis kalah dan meninggalkan Indonesia pada 1602, Belanda mulai menjajah Indonesia dengan mendirikan perusahaan dagang di Batavia yang bernama Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC pada 20 Maret 1602. Sejak saat itu VOC menjadi kongsi dagang terbesar di antara perusahaan-perusahaan dagang lain di Asia.

VOC akhirnya bubar pada 31 Desember 1799 karena mengalami penurunan yag disebabkan oleh banyak pegawai VOC yang korupsi, sulit melakukan pengawasan, meletusnya Revolusi Perancis, dan munculnya pertentangan dari rakyat Indonesia terhadap VOC.

Dengan bubarnya VOC, semua utang - utang VOC menjadi tanggung jawab pemerintahan Belanda. Oleh sebab itu Herman W Daendels diangkat menjadi Gubernur Jendral pada 15 Januari 1808 untuk mengatasi masalah tersebut.

Dimasa kepemimpinan Daendles, dia menerapkan berbagai kebijakan baru seperti memanfaatkan Indonesia dengan menguasai sumber daya alam dan juga sumber daya manusia untuk berperang yang dikenal dengan "kerja rodi". Dan salah satu kebijakan Belanda yang sangat membuat rakyat Indonesia menderita adalah cultuurstelsel atau sistem tanam paksa.

Tak heran, banyak bentuk perlawanan dari rakyat kepada para penjajah Belanda, namun kerap gagal. Di awal perang Dunia II tahun 1940, Belanda kalah karena negara mereka dikuasai nazi Jerman. Kemudian tahun 1942, Belanda juga kalah dari Jepang dan menjadi penanda penjajahan Belanda di Indoensia berakhir.

4. Prancis (1806-1811)
Prancis menjadi negara yang pernah menjajah Indonesia ketika VOC Belanda mengalami krisis. Hal ini membuat Prancis sempat menguasai Nusantara.

Raja Prancis Louis Napoleon pun menunjuk Marsekal Willem Daendels ke Batavia (sekarang Jakarta) menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 1808. Dan dibawah kepemimpinannya, Perancis berhasil mengibarkan benderanya di atas kepala dagang VOC.

Dibawah kekuasaan Daendels  yang sangat kejam dan ditaktor, Indonesia berada dibawah tekanan terbilang berat karena kebijakan-kebijakan yang dia terapkan. Salah satunya membangun jalan dari Anyer sampai Panarukan. 

Akhirnya, ia digantikan oleh Jan Williem Janssens. Namun, masa penjajahan Prancis tidak lama. Sebab, para penjajah dari Inggris berhasil mengalahkan Prancis pada 1811. Prancis pun harus menyerahkan kekuasaan di Batavia kepada Inggris.

5. Inggris (1811-1816)
Dengan kalahnya Prancis, Inggris menjadi negara yang pernah menjajah Indonesia pada 1811-1816. Inggris melalui Stamford Raffles mulai menata Indonesia, salah satunya menghapus sistem monopoli perdagangan yang pernah diterapkan Belanda. Begitu juga dengan sistem tanam paksa dan menggunakan sistem yang lebih adil.

Raffles bahkan menunjuk bupati lokal menjadi bagian dari pemerintahan. Lalu melahirkan sistem sewa tanah. Selanjutnya, negara Eropa itu membagi kewilayahan di Pulau Jawa.

Meskipun Inggris telah berkuasa atas Pulau Jawa, hal ini tidak membuat Inggris terlepas dari gangguan negara lain. Belanda kembali datang. Belanda yang berhasil mengalahkan Inggris akhirnya menguasai lagi Indonesia.

6. Jepang (1942-1945)
Usai kekalahan di rangkaian Perang Dunia II, Belanda pun angkat kaki dari Indonesia. Jepang masuk ke Indonesia pada 8 Maret 1942, kemudian mengambil alih dan berjanji akan memerdekakan Indonesia.

Nyatanya, Jepang justru menjajah Indonesia selama 3,5 tahun. Kendati singkat, namun kekejamannya tidak kalah dari Belanda. Jepang bahkan menerapkan sistem kerja paksa alias romusha terhadap rakyat Indonesia. Selain itu, Jepang juga membangun organisasi militer dan memaksa rakyat untuk ikut agar bisa menjadi sumber daya perang melawan Amerika Serikat dan sekutunya di Perang Dunia II.

Kendati demikian, kekuasaan Jepang di Indonesia mulai berakhir setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, dua kota penting yang ada di Jepang. Akhirnya, pada 15 Agustus 1945, Jepang menyatakan menyerah tanpa syarat.

Momen ini digunakan para pejuang Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.