Gosip 13 : Kontes Membaca dan Menulis Fiksimini Klub Ulat Buku Magelang

Komunitas Ulat Buku merupakan sebuah komunitas yang mewadahi para pecinta dan pembaca buku di Magelang. Komunitas ini selalu menggelar acara rutin yang bertajuk “Gosip” yang biasanya selalu diadakan di Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Magelang. Dalam acara “Gosip” ini para peserta sama-sama membaca buku secara bergiliran. Masing-masing peserta membaca 4 sampai 5 halaman secara bergantian, kemudian dikomentari dan menggosipkan atau mendiskusikannya bersama.

            Kali ini, Komunitas Ulat Buku Magelang kembali mengadakan acara Gosip untuk ke 13 kalinya. Dan untuk acara Gosip #13 ini Komunitas Ulat Buku Magelang bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Magelang Mengajak teman-teman yang bersekolah di tingkat SMP/SMA/Sederajat di Magelang untuk menulis "Fiksimini" kurang dari 500 kata. Kontes Fiksimini kali ini bertemakan Cinta/Pesahabatan. Dan 10 penulis dengan karya terbaik akan membacakan karyanya pada acara : Fesbuk (Festival Buku Magelang 2017) yang akan diselenggarakan pada 16 September 2017 mendatang di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Magelang. Serta, tiga penampil terpilih akan mendapatkan Trophy + Sertifikat + Paket Buku.

Bacalah Buku Untuk Temukan Ide Menulis

Menjadi penulis handal, tidak hanya semudah membalikkan telapak tangan. Salah satu hal yang menjadi kesulitan menjadi penulis sulitnya menemukan ide untuk menjadi bahan. Untuk bisa menemukan ide menulis adalah dengan rajin membaca buku dan menonton film dari berbagai genre.

Dengan memperkaya bacaan dan tontonan dari berbagai genre, penulis akan memiliki sudut pandang yang lebih luas. Pilihan ide pun akan bisa lebih banyak.

Indonesia Lahir dari Pemikiran Para Pecinta Buku

            Gagasan Indonesia lahir dari pikiran para pendiri bangsa yang mencintai buku (bibliophile). Indonesia lahir tidak sesimpel dari keberanian para leluhur yang mengangkat bedhil dan bambu runcing melawan penjajah. Indonesia merupakan perjuangan yang kompleks dari olah pikiran yang terus ditempa, merespons situasi dunia kolonial yang terus berubah. Sebagai contoh adalah Ibu Kartini, bacaan Kartini sangat luas. Ia membaca apapun dari mulai cerita perjalanan, feminisme, pendidikan, novel pasifis sampai persoalan agama. Buku-bukunya adalah obat pelipur lara ketika bersedih atas persoalan adat istiadat yang mengkungkungnya. Ia ungkap hal ini dalam suratnya kepada Nyonya Abendanon, “bila hatiku sedang bersedih, aku hanya dapat menemukan hiburan dari sahabat yang tak pernah bergerak: buku-buku”.

Yuk, kirim Fiksimini teman-teman ke email : [email protected] paling lambat 31 Agustus 2017. Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi : Annisa Andrie (0856-4111-9575), Gin Teguh (0817-251-777), Aulia (0815-7896-5280).

Baca Juga :

Google+