10 Film Pendek Karya Sineas Indonesia (1)
Ada banyak film pendek buatan sienas Indonesia yang bagus dan mempunyai jalan cerita yang sangat dalam. Namun tidak semua diunggak resmi di You Tube.
Viralnya film pendek Tilik membuat sang sutradara Wahyu Agung Prasetyo menuai pujian dari sineas film nasional seperti Joko Anwar, Yosep Anggi, hingga Ernest Prakarsa. Film yang menampilkan karakter Bu Tejo itu juga membuka mata netizen untuk kembali melirik karya anak bangsa.
Jika dikulik lagi, selain film Tilik ada banyak film produksi sineas Indonesia yang patut direkomendasikan. Berikut kumpulan film pendek Tanah Air yang patut ditonton.
1. ANAK LANANG
Anak Lanang mengisahkan tentang empat orang anak SD yang pulang sekolah dengan naik becak. Sepanjang perjalanan, mereka asyik berbincang tentang kehidupan sehari-hari. Kebetulan pula, hari itu adalah Hari Ibu.
Film pendek besutan sutradara Wahyu Agung Prasetro ini berhasil menyabet tiga penghargaan. Penghargaan didapatkan dalam ajang Indonesian Short Film Festival SCTV 2019, Indonesian Film Festival Australia 2019, dan Panasonic Young Filmmaker 2018.
Link https://youtu.be/nIoknYnDtG8
2. UNBAEDAH
Unbaedah, merupakan film pendek yang juga mengusung Siti Fauziah sebagai sosok ibu-ibu menyebalkan selain perannya di Tilik. Ia berperan sebagai Baedah yang suka korupsi makanan. meski kelakuannya sudah jadi rahasia umum, Baedah tak malu.
Kisah awalnya dimulai saat sekelompok ibu-ibu baru saja pulang dari pengajian dan membawa takjil. Mereka curiga pada Baedah yang mengambil makanan lebih dari satu.
Baedah tak menampik, tapi ia mengatakan kelebihan takjil itu untuk suami dan anaknya, Bagas.
Tanpa diduga, sang anak yang bermain petasan di sekitar masjid juga telah membawa takjil untuk dirinya. Sehingga kejadian itu membuat Baedah malu.
Alih-alih insaf dari sifatnya yang sering ambil makanan dobel, tingkah Baedah malah makin menjadi.
Di acara tahlilan tetangganya yang baru saja meninggal, Baedah membawa pulang beberapa bungkus nasi berkat. Sehingga makanan yang sudah disiapkan untuk ibu-ibu lain menjadi kurang.
Salah satu yang tidak kebagian adalah Mardiyah. Ia sudah mencurigai yang mengambil nasi berkat tersebut adalah Baedah.
Mardiyah dan ibu-ibu kampung lain ingin memberikan pelajaran pada Baedah. Ia menyiapkan keranda dan manekin pocong untuk menakut-nakuti.
Film ini mendadak berubah jadi horor, namun tetap menyisipkan humor di dalamnya.
Link https://youtu.be/AyJZzw12ggY
3. LOS JOGJAKARTOZ
Mengisahkan tentang sisi kelam dunia malam Jogja. Tak Hanya sangar, film ini juga memberikan sebuah kisah yang unik dan jenaka.
Artos berhasil mendapatkan seekor burung mahal yang menjadi incaran banyak orang. Sialnya burung itu justru membawanya masuk ke dalam persoalan-persoalan besar yang harus dia hadapi. Polisi, preman hingga politisi pun turut terlibat untuk memperebutkan burung itu. Artos kini berada dalam bahaya. Mau tak mau ia harus melawan mereka semua demi mendapatkan kembali burung itu meski nyawa taruhannya
Link https://youtu.be/N9c9b3ej4J4
4. INDI BUNG
Dua pemuda kampung berdiskusi berencana membuat film di sebuah warung angkringan.
Malam itu ide mereka keluar berhamburan. Ternyata membuat film tidak semudah yang mereka bayangkan. Mungkinkah seorang pemuda kampung bisa memvisualkan sebuah film.
Film tidak sekedar imajinasi saja tapi dibutuhkan kenekatan dan siap menertawakan karya sendiri sebelum ditertawakan orang lain.
Link https://youtu.be/xFFeyYRCJGc
5. LEMANTUN
Lemantun menceritakan hiruk pikuk sebuah keluarga yaitu seorang ibu yang mewariskan lemari tua di rumah untuk anak anaknya. Memiliki alur cerita yang sederhana dan memiliki ledakan emosi yang luar biasa. Film ini dibintangi Tatik Wardiono, Agus Kencrot, Titik Renggani, hingga Freddy Rotterdam.
Selain tampil di JAFF 2014, Lemantun juga meraih penghargaan film fiksi terbaik XXI Short Film Festival 2015, pilihan juri Indonesian Motion Picture Associations (IMPAS) dan juri resmi festival.
Link https://youtu.be/AfchZ4kfFMc
6. NATALAN
Film pendek selanjutnya berjudul Natalan (2015) karya studi film Kebon Studio. Film hasil karya sutradara Sidharta Tata ini hanya memiliki durasi 28 menit dan ada pemain yang cukup familiar yakni Ramon Y Tungka yang beradu akting.
Film ini dinilai sebagai film yang cocok ditonton dalam masa pandemi virus Covid-19. Film ini menceritakan tentang pasangan perantau yang kesulitan pulang ke rumah ibunya di Yogyakarta, karena berjanji akan merayakan misa malam natal bersama. Natalan masuk nominasi Film Pendek Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia tahun 2015.
Link https://youtu.be/ANlKtc3O_gI
7. ELEGI MELODI
Film Elegi Melodi bercerita tentang Melodi, seorang perempuan berusia 60 tahun, yang setelah divonis kanker memutuskan untuk mewujudkan cita-citanya sejak dulu: menjadi penyanyi dan merekam video klip. Ia berharap video klip tersebut bisa diputar di malam pemakamannya. Ia lalu meminta bantuan Rio, untuk membantu mewujudkan mimpinya. Tujuannya sederhana, Melodi ingin orang-orang tahu bahwa cita-citanya sejak dulu sudah tercapai. Film ini adalah cerita tentang mewujudkan cita-cita di kesempatan terakhir.
Link https://youtu.be/SCsqbasLQ98
8. GARWO
Hanya ada dua karakter dalam film pendek ini : seorang suami dan istrinya. Ceritanya berkisar pada obrolan serta rutinitas sehari - hari di awal hari.
Pagi itu, sang suami mencoba untuk mengurus rumah sendiri dan mengabaikan saran istrinya.
Link https://youtu.be/uF9BUvzrpMI
9. KISAH DI HARI MINGGU
Seorang ibu rumah tangga sedang menjalankan tugas, seperti menyiapkan anak-anak ke sekolah dan menyiapkan sarapan saat suaminya masih tidur dan tidak peduli dengan tugas istrinya. Istri meminta suami mengantar anak ke sekolah, tapi suami tetap tidur. Ini membuat istrinya marah, tetapi dia tetap membawa anak-anak ke sekolah. Dia tidak menyadarinya hari Minggu.
Link https://youtu.be/BJ2iBnJZwmI
10. JI DULLAH
Film ini menggambarkan realita masyarakat Indonesia tentang kriteria seorang pemimpin haruslah agamis, Ji Dullah sendiri adalah film pendek bergenre komedi. Film yang berdurasi 26 menit ini memilih memakai Bahasa Madura dan komedi untuk gendernya. Menjadi unik karena bagi saya, belum pernah ada film yang berbahasa Madura.
Film ini menceritakan Dullah, seorang yang baru pulang haji dan ditawari untuk menjadi kepala desa oleh tetangganya. Tergiur dengan gaji dan status sosial yang akan didapat jika dirinya menjadi kepala desa, Dullah pun menghabiskan banyak uang untuk kampanye demi menjadi kades di desanya.
Link https://youtu.be/dsvPzcOSPE4
Baca Juga :
Tagged With :
Film Pendek, Sineas Indonesia
Keyword: