4 Macam Gangguan Makan yang Sering Menyerang Wanita
Memiliki tubuh ideal merupakan impian hampir seluruh orang. Namun, sebagian orang seringkali kesulitan menahan nafsunya untuk makan, sedangkan sebagian yang lain takut untuk makan karena mengidap penyakit tertentu atau memiliki body image yang buruk mengenai tubuhnya sendiri. Obsesi untuk memiliki tubuh ramping pun ternyata dapat berujung pada penyakit gangguan makan (eating disorder) yan ternyata banyak dialami oleh wanita. Apa saja ya? Yuk, kita simak!
1. Anoreksia Nervosa
Anoreksia merupakan jenis gangguan makan yang paling sering dialami oleh wanita, terutama pada remaja. Penderita anoreksia sangat takut menjadi gemuk dan mereka menjadi sangat kurus. Biasanya berat badan mereka bahkan 15% dibawah berat badan ideal. Selain menghindari makanan, mereka juga dapat melakukan hal lain dengan tujuan agar berat badan mereka tidak naik seperti merangsang muntah oleh diri sendiri, menggunakan obat pencahar, olahraga berlebihan, dan mengonsumsi obat penekan nafsu makan dan/atau diuretika.
Penderita anorexia seringkali tidak mau mengakui bahwa yang dialaminya adalah suatu penyakit. Karena mengkonsumsi makanan kurang dari yang dibutuhkan, umumnya mereka mengalami malnutrisi yang ditandai dengan tulang dan kuku rapuh, rambut rontok, kulit kering dan pucat. Pada wanita, anorexia dapat menyebabkan amenore selama sedikitnya tiga bulan berturut-turut. Tanda lainnya adalah suhu tubuh yang rendah, tekanan darah rendah, dan frekuensi jantung yang rendah yang dapat berlanjut menjadi gangguan irama jantung dan gagal jantung. Ginjal dan otak juga tidak dapat bekerja dengan baik. Tidak sedikit kasus anorexia menyebabkan kematian.
2. Bulimia nervosa
Saat menderita gangguan bulimia, seseorang mengalami kehilangan kendali saat makan sehingga berulang kali mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak lalu mengeluarkannya kembali (eating and purging). Hal ini dilakukan untuk mengurangi kalori yang berlebih karena merasa bersalah, malu dan takut mengalami kenaikan berat badan berlebih. Cara yang dilakukan biasanya dengan memaksa diri untuk muntah dan berolahraga terlalu keras. Gejala bulimia lainnya adalah penggunaan suplemen penurunan berat badan secara ekstrem, penggunaan pencahar, mengonsumsi obat diuretik atau enema secara teratur. Penderita bulimia cenderung menilai kekurangan pada dirinya dengan terlalu keras, meski sebenarnya berat badannya normal atau sedikit berlebih. Banyak penderita bulimia juga membatasi makan dalam siang hari sehingga meningkatkan jumlah makanan pada malam hari, kemudian dimuntahkan kembali.
3. Ortoreksia nervosa
Ortoreksia nervosa merupakan gangguan makan dimana penderitanya memiliki obsesi berlebihan terhadap makanan sehat. Mereka sangat menghindari dan merasa bersalah apabila mereka makan makanan yang tidak sehat. Ketika penderita anoreksia dan bulimia berkisar tentang banyaknya makanan yang Anda makan, orthorexia berfokus pada kualitas makanan. Ulasan dalam Journal of Human Sport & Exercise mengartikan orghorexics sebagai, "secara obsesif menghindari makanan yang mengandung pewarna dan perasa buatan, bahan pengawet, dan sisa pestisida. Atau secara umum, menghindari makanan cepat saji, berlemak, terlalu banyak mengandung garam dan gula, dan komponen lainnya." Pada akhirnya, penderita gangguan makan ini akan mulai membuat dan menciptakan aturan ketat mereka sendiri yang berujung membuat mereka terisolasi secara sosial.
4. Binge eating
Penderita binge eating mungkin mirip dengan penderita bulimia yang sering makan banyak dan tidak dapat dikontrol. Akan tetapi, penderita binge eating tidak berusaha untuk melawan rasa takut mereka terhadap kegemukkan seperti penderita bulimia pada umumnya. Pada akhirnya, penderita binge eating disorder akan memiliki berat badan berlebih yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan peningkatan kolesterol.
Baca Juga :