World Health Organisation Menyatakan Burn-out Sebagai Masalah Kesehatan
Pernah mendengar tentang burn-out yang menyebabkan kematian pada pekerja di Jepang? Fenomena yang disebut karoshi ini meruntuhkan anggapan bahwa burn-out adalah masalah kelelahan biasa. Burn-out adalah masalah yang tidak bisa dianggap sepele.
Sesungguhnya ini tak hanya terjadi di Jepang, tapi juga di negara lain sehingga para ahli kesehatan memperhatikan hal ini secara serius. Beberapa perusahaan kabarnya juga ada yang mencoba memberlakukan empat hari kerja untuk mencegah burn-out.
Pekerja yang terus bekerja hingga kekurangan waktu istirahat dan tidur serta didera tekanan terus menerus, diduga jadi penyebab terjadinya burn-out. Kekhawatiran soal ini pun mengusik WHO. Baru-baru ini badan kesehatan dunia dalam World Health Assembly di Geneva sudah menetapkan burn-out sebagai International Classification Disease (ICD), masalah kesehatan yang diagnosisnya diperhitungkan dalam asuransi.
World Health Organisation mendeskripsikan burn-out sebagai sindrom yang terjadi sebagai akibat dari ketidakberhasilan mengendalikan stres di tempat kerja yang bersifat kronis. Keputusan yang diambil akhir Mei 2019 itu mengakhiri perdebatan selama bertahun-tahun untuk mendefinisikan burn-out dan apakah perlu memasukkannya dalam masalah kesehatan.
Burn-out kini telah dimasukkan dalam katalog penyakit dan cedera di dunia terbaru yang dikeluarkan WHO. Di dalamnya, disebutkan sindrom ini dikelompokkan dalam tiga dimensi:
- Merasa kekurangan tenaga dan kelelahan.
- Semakin berjarak dengan pekerjaannya atau merasa sinis dan diselubungi perasaan negatif terhadap pekerjaannya.
- Mengalami penurunan keyakinan terhadap kemampuannya melakukan pekerjaannya secara profesional.
Burn-out di sini khusus terkait dengan pekerjaan dan tidak digunakan untuk mendeskripsikan sisi kehidupannya yang lain.
"Ini untuk pertama kalinya burn-out dimasukkan dalam klasifikasi ini,” ujar juru bicara WHO Tarik Jasarevic seperti dikutip dari laman WHO.
ICD-11, yang memuat soal burn-out ini akan efektif pada Januari 2022. Tak hanya soal burn-out, ICD-11 juga memasukkan compulsive sexual behaviour sebagai mental disorder. Dalam update terbaru itu juga menghapuskan transgender dari daftar mental disorders dan memasukkannya sebagai kondisi terkait kesehatan seksual.
Artikel asli https://www.femina.co.id/health-diet/world-health-organisation-menyatakan-burn-out-sebagai-masalah-kesehatan
Baca Juga :