Alasan Mengapa Tol Mempunyai Tarif yang Tinggi
JATENGLIVE.com - Kota Jakarta hingga Surabaya sudah terhubung langsung oleh Trans Jawa sepanjang 1167 kilometer.
Bagi orang yang biasa bepergian lewat jalur darat, apalagi yang menyetir, keberadaan tol Trans Jawa adalah yang sangat menguntungkan. Jarak tempuh lebih cepat, nyetir pun tidak butuh waktu lama, dan bensin lebih hemat. Lalu bagaimana jika bensin hemat tapi bayar tolnya mahal,gak jadi hemat dong.
Banyak kalangan menyebutkan, tarif tol Trans Jawa mahal makanya sepi. Truk enggan lewat karena biaya angkutan jadi tambah mahal. Belum lagi rest area nya yang juga dikenal sepi karena tingginya harga makanan-minuman yang disebabkan harga sewa tempatnya mahal.
Memang kalau dibandingkan tol Cikampek atau tol JORR (Jakarta Outer Ring Road) tol Trans Jawa memang sepi. Tapi orang-orang sering lewat tol Trans Jawa dan tidak pernah sepi dalam artian banyak mobil, bus, dan truk memanfaatkan tol tersebut, bukan hanya beberapa kendaraan saja yang lewat. Rest area pun selalu ramai.
Kita tahu bahwa Malaysia saja akan menggratiskan jalan tol di negara nya, kenapa Indonesia justru mahal?
Kita tidak tahu apa alasan Malaysia mau membiarkan masyarakatnya lewat jalan tol secara cuma-cuma, sebab memang tak ada berita berimbang yang mengulas hal itu, kecuali kita membaca media massa terbitan Malaysia secara langsung.
Sementara itu, ada alasan masuk akal kenapa tol Trans Jawa memang tarifnya harus mahal. Diantaranya adalah :
- Supaya kendaraan tidak menumpuk di tol sehingga tempat kuliner dan wisata kota-kota pantai utara (juga selatan) Pulau Jawa tetap banyak pengunjungnya. Para sopir truk yang muatannya tidak cepat busuk juga bisa memilih lewat jalur non-tol sehingga "kebiasaan" mampir di warung-warung tetap bisa dilakukan. Kalau tarif tol murah, semua orang akan memilih lewat tol sehingga jalan tol malah jadi ramai dan macet. Kalau macet apakah masih bisa dibilang bebas hambatan?
- Lebih hemat untuk keluarga ekonomi menengah yang akan mudik. Bila ada lima anggota keluarga dan harga tiket pesawat masing-masing Rp1jt, maka butuh Rp5jt hanya untuk tiket. Sedangkan bila menggunakan mobil hanya butuh sekitar Rp2jt untuk bayar tol, bensin, dan makan hingga membeli makanan kecil di rest area misalnya.
- Jalan tol adalah "jalan pintas" untuk orang yang menginginkan waktu tempuh lebih cepat dan ingin menyingkat waktu. Ibarat first class di pesawat yang pelayanannya prima, jalan tol juga mahal karena menawarkan akses antar kota antar propinsi yang cepat dan bebas hambatan.
Yang jadi soal adalah apakah orang-orang dan lembaga yang teriak bahwa tarif tol Trans Jawa mahal pernah melewati jalan itu langsung atau tidak.
Kalau untuk orang yang mempunyai uang lebih, tol Trans Jawa memang tidak terlalu ngaruh karena mereka mengutamakan pesawat untuk bepergian. Tiket pesawat yang mahal sudah pasti tidak masalah bagi mereka
Sementara orang yang mempunyai ekonomi biasa, biasanya memlih kereta ekonomi, kalau rumah. Kalau di kota-kota yang jauh dari stasiun, ada yang memilih naik bus karena begitu turun dari bus tinggal naik angkot atau ojek, tidak perlu jauh-jauh lagi sewa mobil atau taksi. Berarti mereka menerima jika tarif bus yang lewat Trans Jawa naik.
Keluhan soal tarif tol Trans Jawa yang mahal didengar kementerian perhubungan. Sang Menteri bersama Presiden sedang mengkaji penurunan tarif tol khusus angkutan logistik. Sementara besarnya penurunan tarif masih dibicarakan supaya investor tak rugi sekaligus tidak membebani masyarakat.
Tarif tol Trans Jawa yang berlaku saat ini, misal nanti tidak berubah, akan mempengaruhi perjalanan saat musim mudik. Kepadatan kendaraan akan terbagi antara jalan tol dan jalur Pantura. Dan efeknya mudik lancar bebas macet, bebas stres, dan hati bahagia saat bersilaturahim dengan keluarga di kampung halaman. Semoga saja.
Artikel ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Alasan Mengapa Tarif Tol Trans Jawa Memang Harus Mahal"
https://www.kompasiana.com/yana65241/5c72752eab12ae348f594abe/alasan-mengapa-tarif-tol-trans-jawa-memang-harus-mahal
Penulis : Yana Haudy
Sumber : Kompasiana
Baca Juga :