Apa Itu Aphasia, Penyakit Yang Diderita Bruce Willis
Ikon Hollywood, Bruce Willis, 67 tahun, karena kondisi kesehatannya. Mundurnya Bruce dari dunia acting diungkapkan oleh keluarga Rabu (30/03) melalui postingan media sosial. Dalam sebuah pernyataan di Instagram, keluarga bintang itu mengatakan Willis telah mengalami "masalah kesehatan" dan didiagnosis menderita aphasia.
Apa Itu Aphasia?
Aphasia adalah ketidakmampuan untuk memahami atau merumuskan bahasa karena kerusakan pada daerah otak tertentu. Ini dapat menyebabkan penderita kehilangan kemampuan untuk berbahasa dan memahami orang lain dengan baik. Ini terjadi saat bagian otak yang mengandung pemahaman berbahasa mengalami kerusakan (biasanya akibat stroke).
Orang dengan afasia sering kali susah payah menemukan kata yang tepat digunakan. Mereka cenderung menggunakan kata-kata yang salah dan mengubah pengucapannya. Contohnya, mereka akan mengatakan, “piring pencuci”, padahal yang dimaksud adalah “pencuci piring.” Karena mereka tidak melakukannya dengan sengaja (bahkan tidak menyadarinya), mereka dapat merasa frustrasi ketika orang lain tidak memahami apa yang berusaha mereka ungkapkan. Gangguan ini juga dapat memengaruhi keterampilan mendengar dan membaca. Namun, ini tidak berdampak apa pun terhadap kecerdasan.
Penyebab Aphasia
Dikutip dari Mayo Clinic , penyakit aphasia biasanya terjadi tiba-tiba setelah stroke atau trauma kepala. Selain itu, aphasia juga dapat terjadi secara bertahap "dari tumor otak yang tumbuh lambat atau penyakit yang menyebabkan kerusakan permanen dan progresif."
Sedangkan menurut American Speech-Language-Hearing Association (ASHA), Aphasia dapat muncul secara berbeda pada orang tergantung di mana mereka mengalami kerusakan otak. Kerusakan di sisi kiri otak dapat menyebabkan masalah bahasa, sementara kerusakan di sisi kanan otak dapat menyebabkan masalah perhatian atau memori yang buruk.
Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD) ada dua jenis afasia yang luas:
Aphasia fasih/ lancar
- Jenis aphasia fasih/ lancar yang paling umum adalah afasia Wernicke, yang dapat menyebabkan orang mengatakan "kalimat panjang dan lengkap yang tidak memiliki arti, menambahkan kata-kata yang tidak perlu dan bahkan membuat kata-kata yang dibuat-buat".
Aphasia tidak lancar
- Jenis aphasia tidak lancar yang paling umum adalah aphasia Broca, yang dapat membuat orang "berbicara dalam frasa pendek yang dibuat dengan susah payah" meskipun mungkin dapat "memahami ucapan dan mengetahui apa yang ingin mereka katakan," menurut NIDCD.
Tanda dan gejala
Orang dengan afasia mungkin mengalami salah satu dari perilaku berikut karena cedera otak yang didapat, meskipun beberapa gejala ini mungkin disebabkan oleh masalah terkait atau bersamaan, seperti disartria atau apraksia, dan bukan terutama karena afasia. Gejala afasia dapat bervariasi berdasarkan lokasi kerusakan di otak.
Gejala afasia dapat berbeda-beda, tergantung pada bagian otak yang rusak, serta tingkat kerusakan yang terjadi. Berdasarkan gejala yang muncul, afasia dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Afasia Wernicke (reseptif)
- Afasia Wernicke dikenal dengan sebutan afasia reseptif atau sensory aphasia. Afasia Wernicke biasanya disebabkan oleh kerusakan otak di bagian kiri tengah. Pada afasia ini, penderita akan kesulitan memahami atau mengerti kata-kata yang didengar atau dibaca. Akibatnya, penderita akan mengeluarkan kalimat atau kata-kata yang juga sulit dimengerti oleh lawan bicaranya.
Afasia Broca (ekspresif)
- Pada afasia Broca atau afasia ekspresif atau motor aphasia, penderita tahu apa yang ingin disampaikan kepada lawan bicara, tetapi kesulitan dalam mengutarakannya. Afasia Broca biasanya disebabkan oleh kerusakan otak di bagian kiri depan.
Afasia global
- Afasia global merupakan afasia paling berat dan biasanya terjadi ketika seseorang baru saja mengalami stroke. Afasia global biasanya disebabkan oleh kerusakan yang luas pada otak. Penderita afasia global akan kesulitan bahkan tidak mampu membaca, menulis, serta memahami perkataan orang lain.
Afasia progresif primer
- Kondisi ini menyebabkan penurunan kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan memahami percakapan, yang terjadi secara perlahan. Afasia progresif primer jarang terjadi dan sulit ditangani.
Afasia anomik
- Penderita afasia anomik atau anomia sering kali mengalami kesulitan dalam memilih dan menemukan kata-kata yang tepat ketika menulis dan berbicara.
Pengobatan Aphasia
Dikutip dari Cleveland Clinic, perawatan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan bahasa dan komunikasi dan mengembangkan metode komunikasi lain yang diperlukan.
Rehabilitasi, dengan ahli patologi wicara-bahasa, termasuk latihan membaca dan menulis, latihan mendengarkan dan mengulang kata-kata, belajar keterampilan bahasa ekspresif seperti menggunakan ekspresi wajah dan gerak tubuh untuk berkomunikasi, mengikuti latihan arahan dan banyak lagi latihan.
Jika cara belajar komunikasi tradisional tidak berhasil, pasien juga diajari cara lain untuk berkomunikasi, seperti menunjuk kartu dengan kata-kata, gambar atau gambar.
Komputer genggam, perangkat tablet, smartphone dengan aplikasi yang menyertainya dapat membantu orang dengan aphasia berkomunikasi. Ada juga perangkat atau aplikasi yang dapat membantu membuat kalimat atau menghasilkan ucapan.
Baca Juga :