Apa Itu FOMO dan JOMO? Ketahui Perbedaannya di Sini
Dalam era digital yang serba cepat, muncul dua istilah yang sering kita dengar, yaitu FOMO (Fear of Missing Out) dan JOMO (Joy of Missing Out).
Meskipun keduanya berasal dari fenomena yang sama, yaitu bagaimana kita merespons interaksi sosial dan perkembangan di dunia maya, kedua istilah ini memiliki makna yang berlawanan.
Apa Itu FOMO?
FOMO adalah kependekan dari 'Fear of Missing Ou't yang mengacu pada perasaan cemas atau takut tertinggal informasi, kegiatan, atau tren yang sedang populer.
Hai ini sering terjadi ketika seseorang melihat unggahan di media sosial tentang kegiatan seru atau tren terbaru.
Akibatnya, orang yang mengalami FOMO merasa tertekan atau khawatir bahwa mereka ketinggalan momen penting atau tidak ikut terlibat dalam aktivitas yang sedang terjadi.
FOMO juga dapat memicu perilaku kompulsif untuk terus memeriksa media sosial karena adanya kebutuhan untuk selalu mengetahui apa yang sedang dilakukan orang lain. Fenomena ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, seperti menimbulkan stres, kecemasan, dan rasa tidak puas terhadap kehidupan sendiri.
Apa Itu JOMO?
Sebaliknya, JOMO atau 'Joy of Missing Out' adalah perasaan puas dan bahagia karena memilih untuk tidak terlibat dalam kegiatan tertentu atau tidak selalu mengikuti tren terbaru.
JOMO muncul sebagai respons terhadap FOMO ketika seseorang mulai menyadari pentingnya menikmati momen-momen tanpa merasa harus terus mengikuti apa yang sedang terjadi di luar sana.
JOMO mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak harus datang dari keterlibatan sosial yang terus-menerus, tetapi justru dari menikmati kesendirian, ketenangan, dan aktivitas yang memberikan kedamaian.
Orang yang mengalami JOMO lebih cenderung memprioritaskan kesejahteraan mental mereka dengan mengambil waktu untuk diri sendiri tanpa tekanan sosial untuk selalu hadir dalam setiap momen atau kegiatan.
FOMO dan JOMO adalah dua respons yang berlawanan terhadap budaya keterhubungan digital.
Dalam kehidupan modern, memahami kedua konsep ini bisa membantu kita mencapai keseimbangan antara keterlibatan sosial dan perawatan diri.
Baca Juga :