Asal Mula Permainan Lato - Lato Yang Sedang Trend di Indonesia
Permainan lato - lato saat ini sedang digandrungi di Indonesia, mulai dari anak - anak sampai orang dewasa. Hampir di setiap sudut daerah, terdengar suara "tek-tek-tek" yang merupakan suara dari lato - lato yang sedang dimainkan.
Sejarah Lato - Lato
Asal usul lato-lato, dilansir dari ultravoucher.co.id, di era ’90-an lato-lato dikenal juga dengan sebutan “nok-nok”. Namun, jauh sebelumnya, lato-lato sudah dikenal dari berbagai kalangan.
Ada yang menyebutnya terlihat mirip dengan bolas. Sebuah senjata Argentina pada masa lalu. Berbagai nama pun muncul dari permainan ini. Pun, namanya bisa berbeda-beda di setiap tempat.
Permainan lato - lato ternyata sudah ada sejak tahun 1960-an, dan berasal dari Amerika Serikat. Di negara asalnya permain tersebut bernama clackers, click-clacks, atau knockers.
Di awal tahun 70-an, lato - lato atau clackers terlah dibuat oleh ratusan pembuat mainan dan dijual di seluruh dunia. Saat ini, slackers begitu populer dan permainan tersbut menjangkau sampai ke Calcinatello provinsi kecil di Italia utara.
Tahun 1966, lembaga yang mengatur keamanan mainan di Amerika Serikat 'Food and Drug Administration', sempat mengeluarkan peringatan terkait bahaya clackers. Clackers dilarang karena dianggap mengandung bahan kimia maupun radioaktif serta mudah terbakar.
Awalnya clackers terbuat dari kayu atau logam. Kemudian setelah itu dibuat dari tempered glass. Namun serpihan pecahan dari bahan tempered glass dianggap berbahaya bagi orang yang memainkannya.
Tiga tahun kemudian, 'Food and Drug Administration' tidak langi mengeluarkan peringatan tetapi mereka melarang penjualan mainan clackers di pasaran. Yang semula clackers dipasarkan untuk mengajari anak - anak koordinasi tangan dan mata itu bisa menjadi proyektil, sehingga dikeluarkan peringatan untuk mencegah kebutaan.
Di Indonesia clackers mulai populer pada 1990-an dengan nama tek-tek, yang merupakan sebutan permainan tradisional yang berasal dari bahasa Bugis. Di daerah Makassar sendiri disebut dengan katto-katto dan, sementara di Pulau Jawa disebut dengan etek-tek.
Baca Juga :