Begini Sejarah Dan Asal Usul Kota Pemalang
Pemalang adalah sebuah kota yang merupakan ibu kota Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia. Pemalang memiliki kekayaan kuliner yang cukup beragam, beberapa diantaranya, yaitu sate loso, nasi grombyang, kepiting gemes, dan apem comal. Nasi grombyang merupakan salah satu makanan khas Pemalang yang berisi sajian nasi, irisan daging kerbau, dan kuah.
Sementara itu, dikutip dari sebuah video di Youtube, asal usul Pemalang ditetapkan sebagai pusere atau pusatnya Pulau Jawa karena konon dulunya kabupaten di Jateng dengan penduduk sekitar 1,5 juta jiwa itu merupakan pusat peradaban.
Sejarah Pemalang
Sejarah Kabupaten Pemalang terbentang sejak zaman Prasejarah, Mataram Islam, hingga penjajahan Belanda sampai saat ini.
Bukti yang menunjukkan Pemalang sudah dihuni sejak masa Prasejarah melalui beberapa penemuan arkeologis di wilayah tersebut. Salah satunya penemuan patung Ganesha serta situs kuburan di Desa Lawangrejo dan Desa Banyumudal. Sementara pendirian Kabupaten Pemalang sendiri dikaitkan dengan runtuhnya Kesultanan Pajang. Konon sejumlah bangsawan Pajang banyak yang melarikan diri ke arah barat untuk mencari penghidupan yang lebih layak. Beberapa di antara mereka ada yang sampai ke daerah yang kini masuk wilayah Kabupaten Pemalang.
Salah satu bangsawan Pajang itu bernama Raden Sida Wini. Dia membuka daerah Pemalang dan menobatkan diri sebagai Adipati di sana. Pengakuan masyarakat terhadap pemerintahan di Pemalang ini terjadi pada tanggal 22 Januari 1575. Namun sebagian sumber lain menyebutkan bahwa bangsawan Pajang yang membuka daerah Pemalang bernama Pangeran Benawa.
Pangeran Benawa adalah putra pendiri Kesultanan Pajang yang bergelar Sultan Hadiwijaya. Dengan demikian, Pangeran Benawa sebenarnya berstatus sebagai Putra Mahkota Pajang, yang berhak atas tahta ayahnya. Kepergian Pangeran Benawa ke Pemalang juga atas perintah dari ayahnya yaitu Sultan Hadiwijaya.
Saat itu Sultan Hadiwijaya memerintahkan Pangeran Benawa untuk membuka daerah Pemalang. Namun sebelumnya Pangeran Benawa diminta untuk mengambil keris pusaka dari Kesultanan Banten. Pangeran Benawa menuruti perintah ayahnya. Sepulang dari mengambil keris, dia pun menuju ke satu desa di wilayah Pemalang. Di sana, Pangeran Benawa menggoreskan kerisnya ke cabang pohon. Wilayah ini kemudian disebut Panggarit. Panggarit berasal dari dua kata, pertama pang yang berarti cabang, dan garit yang berarti goresan.
Hingga saat ini daerah itu tetap dikenal dengan nama Desa Panggarit, serta terdapat petilasan Pangeran Benawa yang disebut Jambandalem.
Asal usul nama Pemalang
Adapun nama Pemalang sendiri konon sudah digunakan untuk menyebut daerah ini sejak zaman Majapahit. Oleh Patih Gajah Mada, daerah Pemalang dijadikan sebagai pangkalan perang ke Sriwijaya. Di daerah itu terdapat seorang tokoh besar yang bernama Ki Buyut Jiwandono atau Ki Buyut Banjaransari. Tokoh ini memberikan dukungan penuh terhadap Majapahit, sehingga wilayah Pemalang dijadikan daerah perdikan, yaitu daerah yang tidak perlu membayar pajak.
Memasuki usia senja, Ki Buyut Banjaransari menyerahkan kekuasaannya kepada Raden Joko Malang. Diduga nama Pemalang berasal dari sosok Raden Joko Malang ini. Pasalnya, kata “pe” dalam bahasa Jawa berarti tempat, sedangkan kata “malang” merujuk pada Raden Joko Malang. Sehingga Pemalang berarti tempat yang dikuasai oleh Raden Joko Malang.
Baca Juga :