Bus Listrik Wisata : Usung Ramah Lingkungan

Bus berwarna merah dengan nomor polisi H-8293-XA dipadati penumpang. Kendaraan penumpang itu memang seperti bus pada umumnya. Namun, deru mesin khas bus berbahan bakar minyak sama sekali tak terdengar.

Instrumen digital juga terlihat menghiasi kabin depan, tepat di hadapan pengemudi. Stiker besar bertuliskan 100% elektrik tertempel di sisi kanan dan kiri kendaraan penumpang itu.

Gambar : Jateng Travel Guide
 

Bus tersebut merupakan satu dari bus listrik yang dimiliki oleh Pemkot Semarang. Kendaraan ramah lingkungan itu diproduksi oleh PT Mobil Anak Bangsa (MAB) Indonesia berjenis electric medium bus.

Dengan kapasitas 28 penumpang, bus elektrik bertipe MD8-ETS itu meliuk-liuk melintasi padatnya jalanan Kota Semarang. Tak hanya lincah di perkotaan, electric medium bus bertipe MDS-ETS tersebut tangguh di jalan perbukitan.

Perfoma itu teruji kala bus ramah lingkungan tersebut melahap semua tanjakan dari pusat Kota Semarang, menuju sejumlah objek wisata di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Para penumpang yang ada di dalam kabin juga lebih nyaman, lantaran tak terdengar raungan mesin seperti bus konvensional.

Beberapa penumpang bahkan tak menyangka bus yang mereka tumpangi merupakan bus elektrik

"Pantas saja lebih halus, mesin bus biasa kalau di tanjakan kan suara kencang. Tapi bus satu ini suaranya seperti kipas angin," terang Haikal, satu di antara penumpang bus elektrik tersebut yang mengikuti kegiatan pers tour.

Bus listrik itu sengaja dihadirkan Pemerintah Kota Semarang sebagai upaya menggelora kendaraan ramah lingkungan dan langkah untuk mendongkrak dunia pariwisata

Electric medium bus tersebut satu dari dua bus listrik yang dimiliki Pemerintah Kota Semarang. Dilihat dari spesifikasi, baterei yang disematkan pada bus elektrik bertipe MDS-ETS itu berjenis LiFePo :IP 68, bertenaga 560.28V 228 Ah dengan kapasitas 127,74 KWh

Dengan kapasitas baterai tersebut, electric medium bus itu bisa menempuh jarak sekitar 160 Kilometer sekali isi daya

Dengan tagline dari MAB, yaitu medium bus is the best choice to answer the needs of agile and efficient urban transportation, bus listrik tersebut benar-benar bisa diandalkan untuk menempuh jalur perkotaan dan perbukitan

M Kholid, satu di antara pengemudi bus listrik dari Dishub Kota Semarang beberapa waktu lalu menjelaskan, bus listrik tersebut memiliki akselerasi dan torsi yang mumpuni di berbagai medan. Berbeda dengan mesin bertenaga solar, bus listrik ini memiliki mesin yang lebih responsif.

"Akselerasinya jauh berbeda, bus elektrik tak perlu waktu lama untuk melewati tanjakan," tuturnya.

Perawatan electric medium bus bertipe MDS-ETS besutan MAB yang acapkali ia kendarai tersebut juga sangat mudah. Kholid menjelaskan tidak seribet bus konvensional, karena sektor mesin tinggal di semprot menggunakan kompresor sebelum dioperasikan.

"Untuk waktu pengisian daya juga singkat, hanya butuh waktu 1 jam lebih. Tapi yang perlu diperhatikan, baterai tidak boleh dibawah 30 persen," katanya.

Ditambahkannya, kecepatan bus elektrik tersebut dibatasi di angka 80 kilometer per jam. Jika melebihi kecepatan tersebut akan ada peringatan dari sensor yang terpasang di mesin.

"Meski bisa lebih kencang, tapi kecepatan tersebut sudah cukup untuk perkotaan," imbuhnya.

la menjelaskan, bus elektrik tersebut memilik sistem percepatan otomatis melalui sejumlah tombol