Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) AS Diretas
Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) menjadi lembaga pemerintah ketiga yang menjadi target peretasan setelah Kementerian Keuangan dan NTIA. Administrasi Informasi dan Telekomunikasi Nasional (NTIA) yang dibawahkan Kementerian Perdagangan termasuk kelompok lembaga yang terlibat dalam upaya Presiden Donald Trump memblokir aplikasi TikTok dan WeChat.
Laporan diretasnya Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) diungkap oleh The Washington Post, mengutip keterangan seorang pejabat yang enggan disebut namanya. DHS adalah lembaga pemerintahan "Negeri Paman Sam" yang bertugas melindungi negara dari serangan offline ataupun online.
Dilansir dari pemberitaan AFP, pernyataan DHS pada Senin (14/12/2020) tidak mengonfirmasi laporan tersebut. Mereka hanya berkata tahu adanya peretasan di pemerintah federal AS dan bekerja sama dengan para mitranya di sektor publik dan swasta untuk menanganinya.
Badan Keamanan Infrastruktur dan Siber (CISA) yang berada dalam naungan DHS pada Minggu (13/12/2020) memerintahkan badan-badan pemerintahan untuk berhenti memakai produk IT SolarWinds. Produk keamanan siber itu diduga menjadi celah para peretas untuk mendapat akses ke komunikasi internal lewat update terbarunya.
SolarWinds sendiri akhir pekan lalu mengakui hacker menjebol pintu belakang mereka dalam pembaruan perangkat lunaknya, yang dirilis antara Maret sampai Juni.
Hacker yang terkait dengan Pemerintah Rusia diduga menjadi dalang peretasan ini karena sebelumnya juga berada di balik penyerangan terhadap perusahaan raksasa keamanan siber FireEye. Perusahaan penyedia keamanan siber itu pelanggannya termasuk pemerintah federal, negara bagian, lokal, serta perusahaan global papan atas.
"Kejadian ini mungkin sudah dimulai sejak awal musim semi 2020 dan sekarang masih berlangsung," kata FireEye di blognya. Beberapa media AS menuding komplotan APT29 atau yang juga dikenal sebagai Cozy Bear adalah pelaku peretasan ini.
Menurut Washington Post, komplotan itu adalah bagian dari badan intelijen Moskwa, dan yang melakukan peretasan di Kementerian Luar Negeri serta Gedung Putih saat Barack Obama berkuasa.
Hacker yang terkait dengan Pemerintah Rusia diduga menjadi dalang peretasan ini karena sebelumnya juga berada di balik penyerangan terhadap perusahaan raksasa keamanan siber FireEye. Perusahaan penyedia keamanan siber itu pelanggannya termasuk pemerintah federal, negara bagian, lokal, serta perusahaan global papan atas.
"Kejadian ini mungkin sudah dimulai sejak awal musim semi 2020 dan sekarang masih berlangsung," kata FireEye di blognya.
Beberapa media AS menuding komplotan APT29 atau yang juga dikenal sebagai Cozy Bear adalah pelaku peretasan ini. Menurut Washington Post, komplotan itu adalah bagian dari badan intelijen Moskwa, dan yang melakukan peretasan di Kementerian Luar Negeri serta Gedung Putih saat Barack Obama berkuasa.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Departemen Keamanan Dalam Negeri AS Juga Diretas Setelah Kemenkeu dan NTIA".
Baca Juga :