Dianggap Menyehatkan, Ternayat Minyak Ini Tidak Sehat
Bermacam - macam jenis minyak dapat dijumpai di pasaran, beberapa diantaranya pun dianggap sehat. Kandungan minyak pada makanan yang digoreng berpotensi menyebabkan kolesterol dan berbagai penyakit kardiovaskular jika dikonsumsi secara berlebihan. Oleh karenanya, ada orang-orang yang beralih mengolah makanan menggunakan minyak goreng yang lebih sehat.
Namun para ahli menjelaskan kalau minyak goreng ini kurang baik untuk kesehatan. Tidak dipungkiri banyak yang mengatakan jika minyak jagung, minyak kedelai hingga minyak biji bunga matahari dianggap sehat.
Minyak goreng ini kerap diperdebatkan jika menyangkut masalah kesehatan. Umumnya, yang menjadi perdebatan adalah bahwa sebagian besar minyaknya diproduksi dari tanaman rekayasa genetika. Sehingga memerlukan bahan kimia yang disebut heksana untuk diproses, dan mengandung sejumlah kecil lemak trans.
Dari sudut pandang ahli gizi, menghilangkan lemak trans, bahkan dalam jumlah kecil, bermanfaat bagi kesehatan. Karena itulah minyak canola dianggap “tidak sehat.”
Minyak jenis minyak goreng lain yang harus dibatasi konsumsinya.
"Seperti banyak minyak nabati lainnya, minyak kedelai memiliki konsistensi yang cair. Ini berarti minyak diolah melalui proses pembuatan yang melibatkan banyak bahan kimia untuk mengekstraknya dari kedelai dan membuatnya menjadi minyak," kata Cowin. Proses produksi ini membuat minyak kedelai lebih rentan teroksidasi dan ketika senyawa ini masuk ke tubuh maka akan mengundang risiko berbagai penyakit.
Minyak kelapa sawit merupakan salah satu bahan baku di dunia yang memiliki banyak kegunaan, dapat ditemui di shampoo, pasta gigi sampai dengan kue dan krimer kopi.
Minyak sawit adalah minyak nabati yang didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit, umumnya dari spesies Elaeis guineensis, dan sedikit dari spesies Elaeis oleifera dan Attalea maripa. Minyak sawit secara alami berwarna merah karena kandungan alfa dan beta-karotenoid yang tinggi. Minyak sawit berbeda dengan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) yang dihasilkan dari inti buah yang sama.
Minyak kelapa sawit juga berbeda dengan minyak kelapa yang dihasilkan dari inti buah kelapa (Cocos nucifera). Perbedaan ada pada warna (minyak inti sawit tidak memiliki karotenoid sehingga tidak berwarna merah), dan kadar lemak jenuhnya. Minyak sawit mengandung 41% lemak jenuh, minyak inti sawit 81%, dan minyak kelapa 86%.
Sayangnya konsumsi minyak kelapa sawit secara berlebihan juga tidak disarankan. Menurut penelitian, minyak sawit memiliki jumlah lemak jenuh dan tak jenuh yang hampir sama.
Minyak kelapa sering dijadikan alternatif minyak untuk menggoreng berbagai makanan. Aromanya yang khas membuat makanan lebih harum. Namun minyak kelapa juga tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi secara berlebihan. Meskipun ada beberapa ahli diet yang menyetujui penggunaan minyak kelapa, tak sedikit pula yang menyarankan agar tidak terlalu sering menggunakannya.
"Saya tidak merekomendasikan minyak yang padat pada suhu kamar. Minyak tropis, seperti minyak kelapa, termasuk di dalamnya."
Minyak kelapa mengandung lebih dari 90 % lemak jenuh, dan penelitian pun menemukan, minyak kelapa dapat meningkatkan kolesterol LDL. Bahkan, minyak kelapa memiliki lebih banyak lemak jenuh jika dibandingkan dengan lemak babi.
Minyak bunga matahari (Helianthus annuus) adalah minyak yang diekstrak dari bunga matahari. Minyak ini memiliki kandungan asam lemak yang besar, seperti asam palmitat, asam stearat, asam oleat, dan asam linoleat. Namun minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda (PUFA) umumnya tidak stabil saat dipanaskan, dan tidak boleh digunakan untuk menggoreng.
"Minyak bunga matahari tampaknya menjadi yang paling buruk untuk menggoreng. Sebab, minyak ini memiliki tingkat senyawa beracun yang lebih tinggi setelah digoreng dibandingkan dengan minyak rapeseed," ujar dia.
Sebuah penelitian tahun 2017 dari jurnal Healthcare menyebutkan konsumsi makanan yang diolah dengan minyak biji bunga matahari secara berlebihan akan menyebabkan berbagai penyakit kardiovaskular.
"Alasan lain mengapa minyak biji bunga matahari bisa menjadi tidak sehat adalah karena menghasilkan tingkat aldehida yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak goreng nabati lainnya, ketika terkena panas. Aldehid adalah zat beracun yang dapat membuat seseorang rentan terhadap berbagai risiko kesehatan," jelas Cowin menunjuk pada penelitian tahun 2017 di Chemical Research in Toxicology.
Banyak orang berpikir bahwa minyak ini terbuat dari sayuran asli, tetapi kenyataannya minyak ini berasal dari tanaman yang dimodifikasi secara genetik. Minyak ini mengandung asam lemak omega-6 dalam jumlah tinggi yang dapat menyebabkan peradangan kronis. Kandungannya dapat memicu masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, diabetes, kanker, penyakit alzheimer, dan radang sendi,
Jenis minyak ini relatif murah dan memiliki titik asap yang tinggi sehingga bisa digunakan untuk menggoreng dalam suhu tinggi.
Sebagai solusi, cobalah untuk mengurangi konsumsi makanan yang diolah dengan cara digoreng. Kamu bisa mengolah makanan dengan cara direbus, kukus atau bakar. Jika harus menggunakan minyak, cobalah untuk membuat masakan yang ditumis dengan minyak zaitun atau mentega.
Baca Juga :