Google Doodle Hari Ini 20 Maret 2023: Sapardi Djoko Damono Sang Pujangga Indonesia
Doodle hari ini memunculkan sosok wajah pria tua dengan menggunakan kacamata yang dikenal dengan nama Sapardi Djoko Damono. Ia adalah seorang pujangga berkebangsaan Indonesia terkemuka yang merevolusi puisi liris di Indonesia. Beliau kerap dipanggil dengan singkatan namanya, SDD.
Google Doodle hari ini dibuat untuk merayakan Hari Ulang Tahun ke-83 Sapardi Djoko Damono, sang pujangga yang memiliki peran penting dalam dunia sastra Indonesia
Damono lahir pada hari ini di Solo, Jawa Tengah pada 20 Maret 1940. Ia menghabiskan masa kecilnya di perpustakaan membaca setiap buku yang ia dapatkan dan mulai menulis puisi saat bersekolah di SMA Surakarta. Setelah mendapatkan gelar bahasa Inggris dari Universitas Gajah Mada, dia belajar sastra Indonesia di sekolah pascasarjana. Saat bekerja sebagai penyiar radio dan asisten teater selama ini, dia mulai menganggap puisinya lebih serius.
Damono merupakan putra pertama dari pasangan Sadyoko dan Saparian. Setelah lulus SMA, ia kuliah di Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pernah memperdalam kajian kemanusiaan (humanities) di University of Hawaii, Amerika Serikat (1970-1971).
Pada tahun 1969, Damono merilis kumpulan puisi pertamanya, dukaMu abadi. Pada saat sebagian besar penyair Indonesia berfokus pada refleksi dan gagasan masyarakat, debut terobosan Damano mencerminkan kondisi manusia. Karena kesuksesan buku tersebut, Damano diangkat sebagai guru besar sastra di Universitas Indonesia.Pada 1980, Damono memperoleh gelar doktor dalam ilmu sastra dengan disertasi berjudul Novel Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur.
Pada 1995, ia dikukuhkan sebagai guru besar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Selain mengajar sebagai dosen di beberapa kampus di Indonesia, Sapardi Djoko Damono aktif dalam berbagai lembaga seni dan sastra pada 1970-1980an. Antara lain:
- Direktur Pelaksana Yayasan Indonesia Jakarta (1973-1980)
- Redaksi majalah sastra Horison (1973)
- Sekretaris Yayasan Dokumentasi Sastra HB Jassin (sejak 1975)
- Anggota Dewan Kesenian Anggota Badan Pertimbangan Perbukuan Balai Pustaka Jakarta (sejak 1987)
Damono menulis tiga kumpulan puisi lagi dengan gayanya yang lugas dan introspektif. Beliau juga banyak menerima penghargaan di antaranya adalah Cultural Award (Australia, 1978), Anugerah Puisi Putra (Malaysia, 1983), SEA Write Award (Thailand, 1986), Anugerah Seni Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1990), Kalyana Kretya dari Menristek RI (1996), Achmad Bakrie Award (Indonesia, 2003), Akademi Jakarta (Indonesia, 2012), Habibie Award (Indonesia, 2016), dan ASEAN Book Award (2018).
Berniat untuk mempromosikan bentuk seni di seluruh negeri, ia mendirikan Perhimpunan Cendekiawan Sastra Indonesia dan menjabat sebagai ketua untuk tiga periode berturut-turut. Damono juga menerjemahkan karya sastra dari seluruh dunia ke dalam bahasa Indonesia, dengan salah satu terjemahannya yang paling terkenal adalah The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway.
Pada tahun 1994, Damono menerbitkan Hujan Bulan Juni, kumpulan beberapa puisi terbesarnya. Karya ini menginspirasi beberapa musisi untuk membuat komposisi dengan tema serupa. Universitas Indonesia memilih Damono sebagai dekan fakultas dan mengadakan resital puisi pada tahun 2010 untuk merayakan karya hidupnya.
Saat ini, puisinya masih dibaca di seluruh dunia, berfungsi sebagai ode untuk generasi penulis berikutnya.
Karya Sastra
- Duka-Mu Abadi (1969; kumpulan puisi 1967-1968)
- Lelaki Tua dan Laut (1973; terjemahan karya Ernest Hemingway)
- Mata Pisau (1974; kumpulan puisi 1969-1971)
- Sepilihan Sajak Giórgos Seféris (1975; terjemahan karya Giórgos Seféris)
- Puisi Klasik Cina (1976; terjemahan)
- Lirik Klasik Parsi (1977; terjemahan)
- Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak (1982, Pustaka Jaya)
- Perahu Kertas (1983; kumpulan puisi)
- Sihir Hujan (1984; mendapat penghargaan Puisi Putera II di Malaysia)
- Water Color Poems (1986; translated by John H. McGlynn)
- Suddenly The Night: The Poetry of Sapardi Djoko Damono (1988; translated by John H. McGlynn)
- Afrika yang Resah (1988; terjemahan karya Okot p'Bitek)
- Mendorong Jack Kuntikunti: Sepilihan Sajak dari Australia (1991; antologi sajak Australia, dikerjakan bersama R:F: Brissenden dan David Broks)
- Hujan Bulan Juni (1994; kumpulan puisi 1959-1994)
- Black Magic Rain (1994; translated by Harry G Aveling)
- Arloji (1998; kumpulan puisi)
- Ayat-ayat Api (2000; kumpulan puisi)
- Pengarang Telah Mati (2001; kumpulan cerpen)
- Mata Jendela (2002; kumpulan puisi)
- Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro? (2002; kumpulan puisi)
- Membunuh Orang Gila (2003; kumpulan cerpen)
- Nona Koelit Koetjing: Antologi cerita pendek Indonesia Periode Awal (1870an - 1910an)" (2005; salah seorang penyusun)
- Mantra Orang Jawa (2005; puitisasi mantra tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia)
- Before Dawn: The Poetry of Sapardi Djoko Damono (2005; translated by John H. McGlynn)
- Kolam (2009; kumpulan puisi)
- Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita (2012; kumpulan puisi)
- Namaku Sita (2012; kumpulan puisi)
- The Birth of I La Galigo (2013; puitisasi epos "I La Galigo" terjemahan Muhammad Salim, kumpulan puisi dwibahasa bersama John H. McGlynn)
- Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak (edisi 1994 yang diperkaya dengan sajak-sajak sejak 1959, 2013; kumpulan puisi)
- Trilogi Soekram (2015; novel)
- Hujan Bulan Juni (2015; novel)
- Melipat Jarak (2015, kumpulan puisi 1998-2015)
- Suti (2015, novel)
- Pingkan Melipat Jarak (2017; novel)
- Yang Fana Adalah Waktu (2018; novel)
- Sepasang Sepatu Tua (2019; kumpulan cerpen)
- Segi Tiga (2020; novel)
- Mboel: 80 Sajak (2020; kumpulan puisi)
Kehidupan Pribadi
Damono menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri.
Ia meninggal dunia pada 19 Juli 2020 di Rumah Sakit Eka BSD, Tangerang Selatan, setelah sempat dirawat karena penurunan fungsi organ tubuh. Ia meninggal pukul 09.17. Sejak Sabtu sehari sebelumnya, ia mengalami pendarahan hebat. Hingga hari Minggu pada pukul 08.00 ia masih dapat berkomunikasi. Setelah intervensi pada paru-parunya guna mengeluarkan dahak, ia tak memberi respon hingga dinyatakan terminal pada 09.17.
Baca Juga :