Hari Raya Nyepi Momentum Jaga Kebersihan Atmosfer
JATENGLIVE.com - "Siapa pun, manusia maupun hewan akan hidup selamat dan sejahtera di bumi, jika kebersihan atmosfer bumi terpelihara dengan baik"
Itulah pesan mantan Dirjen Bimas Hindu, Kementerian Agama, Prof. Dr. IB Yudha Triguna, pada upacara melis di pantai Madani, Kabupaten Tanah Bumbu.
Acara melasti dihadiri oleh para pejabat setempat. Foto | *Dokpri
Sehari lagi umat Hindu di Indonesia, melaksanakan Hari Raya Nyepi yang ditandai dengan Catur Berata, yaitu tidak bekerja (amati karya), tidak bersenang-senang (amati lelanguan), tidak menyalakan api (amati gni), dan tidak bepergian ( amati lelunganan).
Inti dasarnya, Nyepi adalah momentum untuk melakukan pengendalian diri terhadap segala bentuk godaan yang bersumber dari dalam diri.
Maka sebelum melaksanakan Hari Raya Nyepi, umat Hindu di seluruh Indonesia menyelenggarakan dua kegiatan penting, yaitu melasti ke pusat-pusat air dan atau ke laut serta melaksanakan kegiatan Tawur (ruwatan bumi).
Kegiatan melasti, bertujuan untuk membersihkan dan menjaga kesucian Pratima, simbol Ketuhanan dan segala hal yang berkaitan dengan atribut Tuhan.
Lebih dari 7 ribu umat Hindu Bali bergabung dengan umat Hindu etnis Maratus (Kalimantan Selatan) dengan antusiasnya mengikuti acara di bawah terik matahari yang panas dan menyengat.
Para tokoh dan pendita Hindu di tengah upacara melasti. Foto | *Dokpri
**
Pada kesematan itu diberikan tausiah oleh Prof.Dr. IBG Yudha Triguna, M.S Dirjen Bimas Hindu (2006-2015). Ia menyatakan bahwa dalam Atharwa Weda disebutkan: "Siapa pun, manusia maupun hewan akan hidup selamat dan sejahtera di bumi, jika kebersihan atmosfer bumi terpelihara dengan baik"
Oleh karena itu laut dipelihara dan disucikan. Dipelihara dengan mejadikan tempat suci bukan tempat untuk pembuangan. Sebagai tempat suci, karena laut diyakini di bawah kuasa Dewa Baruna.
Prof. Triguna juga meminta kepada umat Hindu untuk senantiasa menjaga ibu Pertiwi dimana pun berada. Hanya dengan menghormati ibu Pertiwi, kemakmuran akan datang, karena kita telah merawat dan menyemainya dengan prinsip kerja sebagai pembebasan.
Prof. Triguna bersama umat Hindu di Kalsel. Foto | *Dokpri
Pada kesempatan itu, hadir Asisten I Bidang Pemerintahan mewakili Bupati yang menyatakan keberadaan umat Hindu di Kabupaten Tanah Bumbu telah mampu menjadi ikon masyarakat. Oleh karena itu, event ini akan terus dijadikan sebagai kegiatan wisata spiritual.
Perayaan tahun baru saka juga merupakan simbol perdamaian dan toleransi ketika Raja Kaniska I dari Suku Saka pada tahun 78 masehi berhasil mempersatukan suku-suku yang ada di India dari masalah sosial dan peperangan pada saat itu. Peringatan Tahun Baru Saka yang dirayakan umat Hindu setiap tahun di Indonesia memiliki makna sebagai hari kebangkitan, hari kebersamaan atau persatuan dan kesatuan dan hari kerukunan nasional.
Perayaan Nyepi 1941 yang dilaksanakan oleh umat Hindu tetap dalam konsep Tri Hita Karana yaitu melaksanakan keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia dan menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya.
Artikel ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Nyepi Sebagai Momentum Jaga kebersihan Atmosfer"
https://www.kompasiana.com/edysupriatna/5c7eaa60aeebe11a9b53b722/nyepi-sebagai-momentum-jaga-kebersihan-atmosfer
- Penulis : Edy Supriatna Syafei
- Source : Kompasiana.com
Baca Juga :