Keluhan Pengguna BRT Trans Semarang
JATENGLIVE.COM, SEMARANG - Keluhan Pengguna jasa BRT Trans Semarang periode Januari-Febuari 2019 mengalami penurunan jika dibanding tahun periode Januari-Februari 2018.
Jika pada Januari - Februari 2018 tercatat 188 keluhan, periode Januari-Febuari 2019 tercatat menerima 87 keluhan.
Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Layanan Umum (BLU) UPTD Trans Semarang Ade Bhakti Ariawan, Selasa (5/3/2019).
Ade menuturkan, keluhan dan saran pengguna jasa diperlukan untuk terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
"Keluhan turun sebanyak 50% pada periode bulan yang sama", tutur Ade.
Dia menguraikan, pada Januari 2018 tercatat 83 keluhan masuk dan 105 di Bulan Februari 2018. Sedangkan, angka tersebut turun yakni Januari 2019 terdapat 44 keluhan dan Februari 2019 dengan 43 keluhan.
"Keluhan dan aduan yang masuk, kami tindak lanjuti, diantaranya pelayanan driver, pelayanan petugas ticketing maupun kondisi shelter. Semua ini demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat", ujar Ade.
Adapun keluhan dan aduan yang diterima BRT Trans Semarang, kata Ade, masuk melalui call center 1500094, akun media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, serta melalui Lapor Hendi.
"Sejak Desember 2018 Driver Koridor 1 bekerja secara sift. Dengan adanya sistem shift diharapkan kondisi driver lebih bugar saat melakukan pelayanan," katanya.
Menurutnya, penurunan keluhan pengguna jasa juga dirasakan sejak adanya sistem yang memantau kecepatan armada. Semua armada Trans Semarang yang beroperasional telah dilengkapi dengan GPS, baik koridor 1 hingga koridor 7.
"Adanya sistem ini kami bisa pantau kecepatan armada secara live", kata Ade.
Dia menambahkan, dalam standar operasional pelayanan (SOP), driver wajib mematuhi kecepatan dalam kota yang telah ditetapkan sesuai Peraturan Kementrian Perhubungan Nomor 115 tahun 2015. Adapun kecepatan dalam Kota maksimam 50 km/jam, dan untuk wilayah pemukiman maksimal 30 Km/jam.
"Jika ada driver yang melanggar, Kami siapkan sanksi baik berupa pemotongan trip maupun sanksi yang lebih berat, yakni SP 1", tegasnya.
Dia juga mengatakan, BRT Trans Semarang telah dilengkapi fasilitas Passenger Information System (PIS). Sehingga, pengguna jasa dapat mengetahui kedatangan armada. Saat ini telah terpasang di shelter Simpang Lima dan Shelter Bandara Jenderal Ahmad Yani.
BRT Trans Semarang juga telah memasang 15 CCTV online di Pool Pemberangkatan dan shelter transit point. CCTV tersebut terpasang di Terminal Sisemut, Terminal Penggaron, Terminal Mangkang, Terminal Cangkiran, Pool Pelabuhan, Pool Tawang, Pool UNNES, Pool UNDIP, dan Pool Marina.
Selain itu, juga dipasang di shelter Transit point seperti Simpang Lima, Balaikota 1, Balaikota 2, Elizabeth, Ksatrian.
Hal ini untuk memastikan keberangkatan dan kedatangan bus tepat waktu. CCTV ini dapat memantau kinerja petugas dilapangan, apabila penumpang kehilangan barang juga dapat dilacak dengan CCTV.
"CCTV online tersebut dipantau dari ruang CCroom Trans Semarang," imbuhnya.
Ade menambahkan, selama Januari - Februari 2019, tercatat BRT Trans Semarang telah melayani total 1.746.596 penumpang dengan rincian Januari tercatat 906.785 penumpang dan Februari tercatat 839.811 penumpang. (eyf)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Keluhan Pengguna BRT Trans Semarang di 2019 Turun Dibanding 2018, http://jateng.tribunnews.com/2019/03/05/keluhan-pengguna-brt-trans-semarang-di-2019-turun-dibanding-2018?page=all.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin
Editor: galih permadi
Baca Juga :