Malaysia Lockdown Mulai Rabu 18 Maret 2020
Setelah Italy yang melakukan lockdown, sekarang Malaysia melakukan hal sama. Lockdown di Malaysia diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yasin dalam konferensi pers yang digelar Senin (16/3/2020) malam.
"Kebijakan lockdown diberlakukan sejak Rabu (18/3) sampai Selasa (31/3) akhir bulan ini," kata Muhyiddin, seperti diberitakan South China Morning Post. Lockdown dilakukan selama dua pekan ke depan.
Kebijakan lockdown Malaysia ini dibuat di bawah Undang-Undang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular 1988 dan Undang-Undang Kepolisian 1967. Kebijakan lockdown Malaysia ini mencakup:
- Larangan umum gerakan massa dan pertemuan di seluruh negeri termasuk kegiatan keagamaan, olahraga, sosial dan budaya. Untuk menegakkan larangan ini, semua rumah ibadah dan tempat usaha harus ditutup, kecuali untuk supermarket, pasar umum, toko serba ada dan toko serba ada yang menjual kebutuhan sehari-hari. Khusus untuk umat Islam, penundaan semua kegiatan keagamaan di masjid dan suaru termasuk shalat Jumat sejalan dengan keputusan pertemuan Komite Kesehatan Mental Khusus pada 15 Maret 2020.
- Pembatasan menyeluruh pada semua orang Malaysia yang bepergian ke luar negeri. Bagi mereka yang baru saja kembali dari luar negeri, mereka diharuskan menjalani pemeriksaan kesehatan dan mengambil karantina (atau karantina sendiri) selama 14 hari.
- Pembatasan masuknya semua turis asing dan pengunjung ke negara.
- Penutupan semua taman kanak-kanak, sekolah pemerintah dan swasta termasuk sekolah harian, sekolah berasrama, sekolah internasional, pusat tahfiz dan lembaga primer, sekunder dan pra-universitas lainnya.
- Penutupan semua lembaga pendidikan tinggi negeri dan swasta (HEI) dan lembaga pelatihan keterampilan secara nasional; dan
- Penutupan semua bangunan pemerintah dan swasta kecuali yang terlibat dalam layanan penting (atau essential services) yaitu air, listrik, energi, telekomunikasi, pos, transportasi, irigasi, minyak, gas, bahan bakar, pelumas, penyiaran, keuangan, perbankan, kesehatan, apotek, pemadam kebakaran, penjara, pelabuhan, bandara, keamanan, pertahanan, pembersihan, ritel, dan persediaan makanan.
Sebelum pengumuman lockdown, warga Malaysia sudah ke supermarket untuk membeli barang pokok. Ribuan orang Malaysia mengantri di stasiun bus untuk kembali ke kota asal mereka. Gerombolan orang Malaysia yang pulang pergi setiap hari ke Singapura untuk bekerja melintasi perbatasan untuk menghabiskan dua minggu ke depan di sana.
Situasi lockdown di Malaysia tidak mencekam seperti yang dibayangkan. Di salah satu tempat makan di Penang, menurut laporan media lokal The Star, masih ada banyak orang yang menunggu pesanan makanan dengan beberapa sibuk mengobrol soal larangan pergerakan di Malaysia. Selain mengantre di restoran, sejumlah warga Malaysia juga terpantau di tempat jogging dan di taman yang ditutup sementara. Seperti di Taman Metropolitan di Kuala Lumpur.
Seorang warga Indonesia (WNI) yang tinggal di Malaysia, Ali Fauzi, mengaku tidak heran jika pemerintah Negeri Jiran menerapkan kebijakan pembatasan pergerakan (lockdown) bagi warga untuk menekan penularan virus corona. Sebab, penyebaran virus corona (Covid-19) di Malaysia dinilai sudah mengkhawatirkan. Pada hari ini Malaysia mencatat ada 673 kasus virus corona dengan dua kematian.
Baca Juga :