Nasi Jangkrik, Makanan Khas Kudus Favorit Sunan Kudus
Nama nasi jangkrik ini bukan berarti nama makanan yang terbuat dari olahan jangkrik atau sebagainya. Nasi jangkrik merupakan makanan tradisional khas Kudus, yang konon katanya menu ini merupakan menu makanan favorit Sunan Kudus dan Kiai Telingsing. Biasanya orang luar Kudus memang tidak tahu mengenai makanan ini, namun hampir seluruh masyarakat Kudus sudah tau tentang nasi jangkrik ini.
Nama dua Wali tersebut dikenal sebagai penyebar ajaran agama Islam Kabupaten Sunan Kudus. Bahkan jejak kewaliannya dan ajarannya masih dirasakan warga setempat, termasuk tentang makanan yang di sukai mereka selama masih hidup. Salah satu makanan favoritnya yaitu nasi jangkrik.
Isian yang ada di dalam nasi jangkrik yaitu berupa nasi putih, olahan daging yang biasanya digunakan pada nasi jangkrik yaitu daging kerbau, namun ada juga yang menggunakan daging kambing. Nasi jangkrik ini tidak menggunakan daging sapi karena diyakini untuk menghormati umat Hindu. Lalu selain nasi putih dan olahan daging kerbau ada juga isian pelengkap lainnya seperti tahu, serta guyutan kuah bersantan. Olahan daging kerbaunya pun empuk dengan bumbu yang meresap ke serat serat daging.
Penyajian nasi jangkrik identic atau khas dengan bungkusnya atau alas penyajiannya yang menggunakan daun jati. Ketika kita makan langsung di warung nasi jangkrik, maka selain diberi alas daun jati juga diberi piring untuk alas dari anyaman rotan.
Biasanya diadakan pembagian nasi jangkrik gratis pada hari Asyura atau bertepatan dengan 10 Muharram dalam kalender Islam. Tradisi ini masih dipertahankan hingga saat ini yang bertujuan tak lain yaitu untuk menumbuhkan persaudaraan.
Meski makanan tradisional ini terlihat sedehana, namun nasi jangkrik memiliki rasa yang lezat dan menggugah selera. Nasi jangkrik sendiri di bandrol dengan harga 15.000 per porsi.
Baca Juga :