Negeri Para Dewa di Pulau Jawa
Dataran Tinggi Dieng merupakan kawasan vulkanik aktif di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Banyak orang yang menganggap dieng terletak di Kabupaten Wonosobo saja, tetapi kebanyakan objek wisata berada di wilayah Kabupaten Banjarnegara. Dieng berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Dieng memiliki Ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut. Terkenal dengan kesejukan dan keindahan alamnya yang masih asri, dieng juga sering disebut dengan negeri atas awan dan rumah para dewa. Dieng memiliki daya tarik tersendiri bagi para pengunjungnya yang akan menikmati indahnya sunrise yang membuat ingin berkunjung kembali setelah mengunjunginya.
Dieng memiliki beberapa wisata yang terkenal, diantaranya adalah bukit sikunir, telaga cebongan, batu ratapan angin, telaga warna, telaga merdada, komplek candi arjuna, padang safana, kawah sikidang, dan kawah sileri. Bagi para penggemar buah-buahan, Dieng juga memiliki buah khas yang wajib dinikmati ketika berkunjung, karena hanya tumbuh di Dataran Tinggi Dieng yaitu buah carica. Buah carica hanya dapat tumbuh di dtaran tinggi dieng menjadikannya sebagai buah yang langka dan khas. Tentu hal ini sangat menguntungkan bagi daerah yang dapat ditanami tumbuhan ini. Buah carica memiliki bentuk menyerupai papaya namun dengan ukuran yang lebih kecil dengan rasa manis keasaman, dan biasanya diolah sebagai manisan ataupun dijadikan sebagai oleh-oleh. Buah ini dapat dijumpai di sepanjang jalan wonosobo garung kearah dieng dengan harga yang cukup terjangkau.
Selain objek wisata, Dieng juga menjadi satu-satunya daerah di mana kita bisa bertemu dengan anak rambut gimbal. Bocah gimbal atau yang biasa disebut dengan anak bajang ini konon merupakan titipan dari Kyai Kolo Dete. Kyai tersebut merupakan seorang punggawa Kerajaan Mataram. Masyarakat setempat meyakini bahwa anak rambut gimbal itu erat kaitannya dengan kesejahteraan mereka. Warga percaya bahwa semakin banyak anak bajang yang lahir, maka semakin sejahteralah kehidupan mereka. Perlu diketahui juga bahwa rambut gimbal anak-anak ini tumbuh dengan sendirinya secara alami tanpa dibuat-buat layaknya anak-anak reggae masa kini. Mitosnya, apabila orang tua yang memiliki anak berambut gimbal mesti memperlakukan si anak dengan istimewa. Apa pun yang diminta sang anak akan dikabulkan. Jika tidak, orang tua mereka percaya petaka akan datang. Rambut gimbal akan dipotong ketika saat acara Dieng Culture Festival digelar. Saat proses pemotongan rambut gimbal dilakukan, ada beberapa ritual yang dilakukan. Tak hanya itu, Dieng Culture Festival merupakan festival budaya yang diadakan setiap tahun dengan konsep sinergi antara unsur budaya masyarakat, potensi wisata alam Dieng serta pemberdayaan masyarakat lokal sebagai misi dasar pembentukan acara tersebut. Acara ini digagas oleh Kelompok sadar Wisata dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat dan organsasi/ Dinas Terkait Kepariwisataan di Dieng.
Baca Juga :