Patah Hati? Usir Dengan 8 Cara Ampuh Ini
JATENGLIVE.COM - Dunia serasa berakhir saat kita mengalami patah hati. Apalagi saat kita benar-benar mencintai si dia, maka move on seolah menjadi hal yang mustahil.
Tapi kini, kita tak perlu khawatir lagi. Para psikolog telah menemukan cara mudah agar sakitnya patah hati segera pergi dari hidup kita.
Psikolog Dr Guy Winch, penulis How To Fix A Broken Heart, telah berkali-kali menangani mereka yang mengalami patah hati.
Dengan menggunakan riset, makalah, dan pengalaman menangani banyak pasien patah hati, Winch merangkum beberapa masalah paling umum yang dihadapi saat patah hati, dan cara menanganinya.
Berikut beberapa hal yang umumnya dialami saat patah hati, dan cara menanganinya.
1. Otak tak bisa menerima kandasnya hubungan tersebut
Saat hubungan berakhir, kita seringkali tergiang suaranya, membaca kembali pesan lamanya atau melihat foto-foto yang mengabadikan momen indah bersamanya.
Kita mungkin juga mengurung diri dari dunia luar mirip seperti pecandu narkoba.
Yah, jatuh cinta mirip seperti mengonsumsi narkoba, dan putus cinta sama seperti kita berusaha berhenti dari ketergantungan narkoba.
Menurut Winch, ketika kita patah hati, otak kita merespons cara yang sama dengan pecandu yang menarik diri dari obat-obatan terlarang semacam heroin.
Tapi, sama seperti pecandu yang perlu melawan desakan untuk menggunakan narkoba, mereka yang patah hati perlu untuk berpikir rasional.
Solusi
Menurut Winch, kita perlu memahami mengapa perpisahan itu terjadi agar kita bisa move on dari kisah cinta yang kandas tersebut.
Dia juga menyarankan agar kita mendengarkan saat sang mantan memberitahu mengapa kita harus berpisah. Dan, jangan membuat alasan sendiri yang justru memperkeruh keadaan.
Jika hubungan itu berakhir tanpa alasan yang jelas, jangan salahkan mantan kekasih. Kita juga tak perlu memaksanya untuk kembali bersama.
Winch justru menyarankan agar kita menghargai diri sendiri dengan memberi sugesti pada pikiran bahwa "dia telah melanggar komitmen".
Dengan memahami alasan mengapa hubungan tersebut harus berakhir, kita membuat diri sendiri tak lagi berharap untuk kembali bersamanya. Dengan begitu kita tetap bisa menjalani hidup yang indah ini.
2. "Stalking" media sosial si mantan
Kemungkinannya adalah ketika kita menguntit sang mantan lewat media sosial, kita akan menemukan sesuatu yang tidak ingin kita lihat.
Hati kita pasti akan jatuh pada kecemburuan tak jelas yang semakin membuat kita susah melupakannya.
Mengintip media sosial sang mantan hanya bisa membuat kita lebih sulit move on.
Solusi
Menurut Winch, kita harus menghapus godaan tersebut.
Meskipun kelihatannya kekanak-kanakan untuk tidak berteman atau tidak mengikuti media sosial sang mantan, kita harus memikirkan diri sendiri.
Selain itu, kita harus mempersempit akses untuk menyakiti diri sendiri dengan membuka luka lama.
Memblokade semua media sosial adalah cara kita membatasi akses bersama sang mantan. Secara otomatis, cara ini akan membuat kita merasa lebih baik.
3. Segala sesuatu membuat menangis
Bahkan, hal-hal paling tidak penting pun bisa membuat kita menangis. Misalnya, saat kita lupa membawa payung ketika hujan, atau kita marah pada seorang teman karena hal sepele.
Kita mungkin berpikir bahwa mental kita terganggu. Tapi, kita jangan sampai kehilangan akal. Hormon stres kortisol yang berperan besar dalam perilaku yang tak menentu itu.
Solusi
Rasa sakit secara emosional akibat perpisahan sering mengakibatkan tubuh memproduksi kortisol yang tinggi dan menekan sistem kekebalan tubuh, serta mempengaruhi mekanisme penyembuhan.
Menurut Winch, langkah pertama dalam memperbaiki masalah adalah memahami bahwa itu normal.
Jadi, jika hal-hal yang paling kecil membuat kita putus asa, luangkan waktu untuk menyadari bahwa reaksi kita kemungkinan besar disebabkan oleh respons tubuh terhadap perpisahan.
Sadarilah, reaksi itu bukan karena kepribadian permanen yang baru seperti sedih, marah atau penolakan akan cinta.
4. Menyalahkan diri sendiri
Menyalahkan diri sendiri karena perpisahan sebenarnya dapat membuat kita lebih sulit untuk move on, dan dapat menyebabkan kita larut dalam kesedihan.
Kita pasti sering bertanya-tanya, "apa yang saya lakukan salah?".
Menyerah pada pikiran negatif dapat membuat usaha untuk memperbaiki patah hati sia-sia.
Solusi
Menurut Winch, jika dua orang berbeda -selain keluarga dekat kita, kembali membuat titik balik dalam hubungan yang sama, kemungkinan besar butuh waktu yang lama untuk menerimanya.
Misalnya, jika banyak orang mengatakan, kita menarik, tapi kita berpikiran bahwa mereka hanya basa-basi, mungkin sudah saatnya menganalisis alasan mengapa kita tidak menerima pujian itu.
Alasan yang mendasarinya mungkin rendah diri. Ini adalah sebuah pemikiran yang perlu dilepaskan.
5. Percaya bahwa dia "orang terbaik"
Melihat kembali hubungan yang kandas tersebut, mudah bagi pikiran untuk menipu kita agar berpikir hubungan tersebut sebenarnya jauh lebih baik dari kenyataan.
Tapi, hanya karena kita tidak bisa mengingat kekurangan sang mantan, bukan berarti bahwa dia tidak memiliki kekurangan.
Solusi
Kita harus memaksa diri untuk mengingat hal buruk dalam hubungan tersebut dengan jelas.
Tapi, ini bukan berarti kita harus meyakinkan diri sendiri bahwa mereka sebenarnya adalah orang yang mengerikan.
Sebagai gantinya, Winch mengatakan bahwa untuk mengobati patah hati, kita harus mengingatkan diri sendiri tentang kekurangan dalam hubungan tersebut.
Jangan melihat lagi hal indah dalam hubungan yang telah kandas itu.
Ingatlah bahwa bekas kekasih kita adalah orang yang tidak sempurna. Cara ini akan menghentikan kekhawatiran kita untuk kembali menemukan orang baru yang mampu mengisi hati.
6. Tak ingin pergi ke tempat yang penuh kenangan bersamanya
Menarik diri dari tempat-tempat di mana kenangan akan masa-masa bahagia masih terasa, mungkin terdengar sebagai solusi yang tepat.
Tapi, ini hanya bisa membuat hati menjadi lebih buruk ke depannya.
Solusi
Winch juga mengatakan bahwa cara tersebut adalah ide yang buruk.
Sebaliknya, kita perlu "membersihkan" asosiasi kita dengan tempat-tempat tersebut. Caranya adalah dengan membuat kenangan baru di tempat tersebut.
Kita bisa membawa teman atau merayakan hal baru di tempat itu. Dengan mencipatakan momen baru, kita bisa menyingkirkan kenangan buruk tersebut.
Jadi, saat kalian tak sengaja melihat tempat yang penuh kenangan bersamanya, buatlah rencana untuk pergi bersenang-senang bersama kawan-kawan di tempat itu.
7. Krisis identitas
Sebuah hubungan asmara adalah tentang "kita". Tapi, apa yang terjadi saat kita harus kembali dengan "diri sendiri"?
Menurut Winch, penelitian telah menemukan, kegagalan untuk menemukan diri kita kembali meningkatkan tekanan psikologis dari patah hati.
Solusi
Jangan biarkan hati mengendalikan diri kita.
Ingatlah hal-hal yang kalian cintai dan lakukanlah. Meskipun kegiatan tersebut adalah hal yang biasa dilakukan dengan bekas kekasih, tetap lakukanlah.
Agar bisa terus berlanjut, kita perlu berhubungan kembali dengan diri sendiri saat belum merajut asmara bersamanya.
Kita juga bisa merubah penampilan, seperti ke salon untuk mendapatkan gaya rambut baru.
8. Takut untuk berkencan kembali
Jika kalian takut berkencan lagi atau merasa membutuhkan lebih banyak waktu untuk pulih dari patah hati, abaikan hal itu.
Solusi
Menurut Winch, ada cara yang telah ditemukan untuk memprediksi penyesuaian yang lebih sehat dan cepat terhadap patah hati, yaitu menemukan pasangan baru.
Mungkin terasa salah, tapi berkencan dengan orang baru bisa meningkatkan harga diri kita yang rapuh dan mengingatkan kita bahwa "ada banyak ikan lain di laut".
Kembali berkencan akan mengalihkan pikiran kita dari patah hati. Bahkan, kita mungkin bisa menemukan orang yang lebih tepat.
Penderitaan patah hati mungkin tampak seperti pengalaman paling menyakitkan di dunia. Tapi, hampir semua orang bisa melewatinya.
Jadi jika kalian mengalami patah hati, cobalah makan es krim, download Tinder, dan kembali berkencan.
Baca Juga :