Pertamina Merasa Rugi Jual Pertalite Kok Bisa ?
JATENGLIVE.COM - PT Pertamina (Persero) mengaku mengalami kerugian dari penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite. Alasannya, harga pertalite masih berada di bawah harga pasar.
Pada akhir Maret 2018 lalu pun Pertamina telah menaikkan harga Pertalite sebesar Rp 200 per liter. Meskipun demikian, kenaikan harga tersebut tidak bisa menutup kerugian yang diderita Pertamina.
Menurut Direktur Pemasaran Pertamina M Iskandar, penjualan Pertalite membuat perseroan mengalami kerugian. Hal ini disebabkan harga jual yang ditetapkan berada di bawah harga perekonomian.
"Yang jelas saat ini seperti Pertalite kami jual rugi," kata Iskandar di Gedung DPR MPR RI, Selasa (10/4/2018).
Iskandar menyebut, saat ini harga pasar Pertalite mencapai sekitar Rp 8.000 per liter. Sementara itu, harga pertalite yang dipasang Pertamina untuk wilayah Jawa adalah sebesar Rp 7.800 per liter.
Artinya, Pertamina harus menanggung kerugian sebesar Rp 200 per liter. Iskandar menuturkan, Pertamina menanggung kerugian sejak harga minyak dunia mengalami kenaikan.
Pertamina baru satu kali menaikkan harga pertalite, yakni sebesar Rp 200 per liter pada akhir Maret 2018 lalu. "Harganya naik terus, kami baru naik (harga pertalite) sekali, Rp 200 per liter," sebut Iskandar.
Pertamina menaikkan harga pertalite pada Sabtu tanggal 24 maret 2018 lalu. Kenaikan harga dipicu lantaran karena adanya lonjakan harga minyak dunia. Pertamina sendiri memang selalu memantau perkembangan harga minyak dunia. Apabila selisih harga keekonomian terlalu tinggi dengan yang dijual kepada masyarakat, Pertamina akan mengambil kebijakan harga.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pertamina Mengaku Rugi Jual Pertalite")
Baca Juga :