RIP : Alfred Riedl
Berita duka dari sepak bola Indonesia. Mantan pelatih Timnas Indonesia "Alfred Riedl" meninggal dunia di suia 70th. Riedl yang lahir di Austria 2 November 1949, meninggal hari Senin (7/9) waktu setempat di rumahnya di Pottendorf, Austria akibat kanker yang sudah lama dideritanya. Sebelum meninggal Riedl dirawat oleh sang istri, Jola.
Sebagai seorang pemain, Riedl adalah seorang striker yang bermain untuk klub lokal Austria yaitu FK Austria Wien. Ia kemudian memutuskan untuk meninggalkan Austria dan bermain di Belgia, tepatnya di klub Sint-Truiden di usia 22th.
Alfred Riedl menghabisakan 26 tahun hidupnya untuk menjadi pelatih, dan 11 tahun dintaranya digunakan Riedl sebagai pelatih timnas. Berikut perjalanan karir Alfred Riedl sebagai pelatih :
1993–1994 | Olympique Khouribga, Maroko |
1994–1995 | El Zamalek, Mesir |
1997–1998 | Liechtenstein, Timnas Austria |
1998–2000 | Timnas Vietnam |
2001 | Khatoco Khánh Hòa, Vietnam |
2001–2003 | Al Salmiya, Kuwait |
2003–2004 | Timnas Vietnam |
2004–2005 | Timnas Palestina |
2005–2007 | Timnas Vietnam (Riedl mengantar kemenangan 2-0 atas UEA) |
2008–2009 | Klub Xi Mang Hai Phòng FC, Vietnam |
2009–2010 | Laos |
2010–2011 | Timnas Indonesia |
2011–2012 | Laos (Direktur Teknik) |
2012–2013 | Visé (Kepala Pengembangan Pemuda), Belgia |
2013–2014 | Timnas Indonesia |
2015 | PSM Makassar |
2016 | Timnas Indonesia |
Usai menangani tim Garuda pada 2016, Riedl memutuskan tak lagi bekerja sebagai pelatih. Riedl memutuskan pensiun dan ingin menikmati hari tuanya, bahkan pada Maret lalu ia mengakui bahwa kesehatannya sudah tidak begitu baik.
"Saya bukan orang yang ambisus untuk mengatakan bahwa masih ingin duduk di bangku cadangan pada usia 75 tahun," kata Riedl.
"Saya tidak akan menikmatinya. Saya lebih suka bermain golf ketika saya baik-baik saja dan menikmati hidup hingga saya pergi," tuturnya.
Riedl bukan hanya melekat dengan Timnas Indonesia. Pelatih yang tutup usia 70 tahun itu juga dekat dengan Vietnam. Hubungan emosional Vietnam dengan Riedl bukan hanya karena pelatih asal Austria itu sering melatih di negara tersebut. Pada 2006, Riedl mengalami peristiwa yang akan selalu diingat seumur hidupnya.
Riedl yang menderita kanker harus menjalani transplatasi ginjal, dan Riedl mendapatkan pendonor ginjal dari salah satu orang Vietnam. Dan tahun 2010 Riedl menangis setelah salah satu stasiun televisi Indonesia mempertemukannya dengan sang pendonor.
Riedl mengaku berutang nyawa dengan pendonor asal Vietnam tersebut. Riedl mengatakan, tidak akan bisa membalas jasa pria Vietnam tersebut.
"Dia menyelamatkan nyawa saya. Tanpa donornya, maka saya harus menjalani cuci darah tiga kali dalam sepekan. Itu seperti berada di akhir kehidupan," ujar Riedl.
Baca Juga :