Si Kecil Punya Teman Khayalan? Bukan Berarti Dia Kesepian
Imajinasi anak-anak begitu tinggi. Teman khayalan ini tidak selalu berupa sosok manusia, tetapi juga bisa hewan dengan nama dan karakter tertentu, atau mainan favoritnya.
Saat ditanya, si kecil bisa menyebutkan nama, hingga menggambarkan bagaimana rupanya. Seakan-akan ada teman lain di dekatnya padahal tidak ada orang lain. Beberapa orangtua mungkin beranggapan ini adalah hal klenik atau mistis padahal tak selalu demikain.
" Imajinasi anak-anak mulai berkembang sekitar usia 2,5 hingga 3 tahun, ditandai dimulainya permainan pura-pura, dan pada 65% anak-anak akan memiliki satu atau dua teman imajine," kata Susan Newman, Ph.D., sosial psikolog dan penulis The Case for the Only Child.
Memiliki teman khayalan selama masa kanak-kanak adalah hal yang normal. Biasanya, anak-anak mulai memiliki 1 atau lebih teman khayalan sejak usia 2,5 tahun dan bisa bertahan hingga usia 3–7 tahun. Tenang saja, sebagian besar anak sudah mengerti bahwa teman khayalan mereka adalah pura-pura.
Peran Teman Khayalan dalam Perkembangan Anak
Teman khayalan ini secara tidak langsung bisa memberi anak hiburan, sekaligus dukungan. Penelitian bahkan telah menunjukkan bahwa memiliki teman khayalan merupakan bentuk permainan yang sehat dan membawa beberapa manfaat untuk perkembangan anak. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
- Membangun keterampilan anak untuk bersosialisasi
- Meningkatkan kreativitas anak
- Membantu anak mengelola emosi
- Membantu anak untuk memahami situasi
- Membantu anak mengelola konflik di sekitarnya
Selain itu, memperhatikan interaksi Si Kecil dengan teman khayalannya juga dapat membantu Bunda memahami ketakutan dan kesukaannya. Misalnya, jika teman khayalannya takut ada monster di bawah tempat tidur, bisa jadi Si Kecil juga merasakan hal serupa.
Kapan teman khayalan menjadi masalah?
Bunda juga perlu mengetahui situasi yang patut diwaspadai antara Si Kecil dan teman khayalannya. Berikut ini adalah beberapa tanda bahwa memiliki teman khayalan tidak lagi normal:
- Anak tidak memiliki teman atau tidak lagi minat berteman di kehidupan nyata.
- Anak terlihat takut pada teman khayalannya dan mengeluh temannya tidak mau pergi.
- Anak bersikap nakal dan kasar, lalu menyalahkan teman khayalannya atas kelakuannya tersebut.
- Anak menunjukkan tanda-tanda menerima kekerasan fisik, seksual, atau emosional.
Jika anak Anda sangat kreatif, interaksi mereka dengan teman khayalannya bisa sangat meyakinkan. Meski demikian, bukti menunjukkan, bahwa anak-anak tahu teman khayalan mereka itu tidak nyata. Mereka mungkin membicarakannya seolah-olah mereka nyata, tetapi mereka sadar bahwa itu hanya khayalan. Tetapi untuk amannya, konsultasikan dengan dokter anak jika anak Anda:
- Tampak takut dengan teman khayalan mereka.
- Ia mengatakan, teman khayalannya menyuruh mereka melakukan hal-hal yang tidak aman.
- Memiliki perubahan dalam kebiasaan makan atau tidur (meskipun ini bisa menjadi bagian normal dari perkembangan).
- Menunjukkan perubahan besar dalam sikap atau perilaku mereka.
- Masih memiliki teman khayalan setelah usia 12 tahun.
Ingatlah, bahwa Anda akan melihat beberapa perubahan perilaku saat anak Anda tumbuh, dan ini normal. Tapi jika Anda tidak yakin dan merasa khawatir, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi pada dokter.
Baca Juga :