Silent Treatment Termasuk Kekerasan Non Verbal? Begini Dampak Serta Solusi Menghadapinya Menurut Psikolog
Silent Treatment atau yang sekilas dipahami sebagai sikap mendiamkan orang lain mungkin sudah biasa dilakukan oleh beberapa orang. Umumnya, orang yang diberi tindakan silent treatment ini akan ditinggal atau didiamkan begitu saja tanpa kejelasan. Seringkali beredar anggapan, bahwa silent treatment adalah salah satu bentuk kekerasan verbal. Hal ini karena orang yang diberi tindakan ini mungkin mengalami kebingungan dan frustasi lantaran didiamkan. Lantas sebenarnya, sefatal apa efek perilaku silent treatment menurut psikolog?
Dikutip dari detikcom, seorang Psikolog Klinis menjelaskan bahwa silent treatment diartikan sebagai perilaku mendiamkan, tidak mengajak bicara ataupun menganggap keberadaan orang lain. Biasanya, hal ini dilakukan seseorang ketika sedang marah atau bertengkar dengan orang yang didiamkan. Namun di balik perilaku tersebut, ada kemungkinan orang yang melakukan silent treatment pun pernah mengalami pengalaman buruk tertentu, yang membuatnya menerapkan perilaku demikian.
Lalu Apa Efeknya Bagi Orang Lain?
Orang yang mendapatkan tindakan silent treatment mungkin merasa tidak berdaya, merasa bersalah, frustasi, dan lain sebagainya. Maka tak heran, perilaku silent treatment ini bisa digolongkan sebagai kekerasan non verbal. Sebab, dengan perilaku ini seseorang melakukan pengabaian kepada orang lain.
Tips Untuk Orang Yang Mengalami Tindakan Silent Treatment
- Ingatkan diri untuk keluar dari lingkaran emosi yang bergumul akibat silent treatment yaitu perasaan perasaan tidak berdaya, bersalah, frustrasi, marah dan sebagainya.
- Menjauh terlebih dahulu dan tenangkan diri. Refleksikan apa yang terjadi, apa yang menjadi masalah dan apa yang diharapkan.
- Cari waktu ketika orang tersebut mungkin sudah lebih bersikap biasa untuk tetap membicarakan masalah yang terjadi dan mencari solusi.
Baca Juga :