Social Media Day : 30 Juni
Pertama, ada telepon, lalu mesin faks, dan kemudian media sosial — cara berkomunikasi yang revolusioner. Sejak penciptaannya, orang-orang dapat terhubung satu sama lain tidak seperti sebelumnya. Teman dan keluarga dapat terhubung kapan saja, dan pemasar dapat menjangkau konsumen dengan cara yang sama sekali baru. Faktanya, orang menggunakan media sosial rata-rata 144 menit setiap hari. Karena dampaknya terhadap masyarakat selama bertahun-tahun, Hari Media Sosial lahir pada tanggal 30 Juni, dan popularitasnya terus meningkat sejak saat itu.
Sejarah
Hari Media Sosial Sedunia diluncurkan oleh Mashable pada tanggal 30 Juni 2010. Hari ini lahir sebagai cara untuk mengenali dampak media sosial pada komunikasi global dan untuk menyatukan dunia untuk merayakannya. Setiap orang menggunakan media sosial setiap hari; begitulah cara kami terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia dengan cara yang sederhana dan cepat. Mashable dikenal menggunakan media sosial untuk menghubungkan berbagai budaya, gerakan, dan fandom, oleh karena itu mereka menginginkan satu hari untuk merayakannya.
Platform media sosial pertama yang diluncurkan adalah Sixdegrees pada tahun 1997. Didirikan oleh Andrew Weinreich, situs web ini memungkinkan pengguna untuk membuat daftar teman dan anggota keluarga dan memiliki fitur seperti profil, papan buletin, dan afiliasi sekolah. Pada puncaknya, Sixdegrees memiliki lebih dari satu juta pengguna tetapi akhirnya ditutup pada tahun 2001.
Platform media sosial modern pertama adalah Friendster pada tahun 2002. Situs web ini memungkinkan orang untuk menjalin pertemanan baru dengan aman dan memiliki lebih dari seratus juta pengguna, yang sebagian besar berada di Asia. LinkedIn, platform media sosial pertama yang berfokus pada bisnis diluncurkan pada tahun 2003. MySpace diluncurkan pada tahun 2004, tahun yang sama dengan Facebook, tetapi pada awalnya, ia melihat kesuksesan yang jauh lebih besar daripada ciptaan Mark Zuckerberg. Pada tahun 2006 MySpace adalah platform media sosial terbesar di dunia, dengan pengguna yang menyukai profil khusus yang juga memungkinkan mereka untuk memposting musik mereka.
YouTube meluncurkan situs webnya yang didedikasikan untuk video pada tahun 2005 dan Twitter mengikutinya dengan platform karakter terbatas pada tahun 2006. Karena keduanya semakin populer, begitu pula Facebook, dan platform media sosial paling populer selama lima tahun ke depan sedang didirikan.
Instagram diluncurkan pada 2010 dan mengalami pertumbuhan pesat, memperoleh lebih dari satu juta pengguna dalam beberapa bulan pertama. Dengan Instagram yang menantang dominasi mereka, Facebook membeli platform tersebut seharga $1 miliar pada tahun 2012. Facebook juga membeli platform pesan terenkripsi WhatsApp seharga $16 miliar pada tahun 2014. Salah satu platform yang gagal dibeli Facebook adalah Snapchat. Snapchat, yang menjadi populer karena fitur cerita yang menghilang, diluncurkan pada 2011 dan dilaporkan menolak tawaran $ 3 miliar dari Facebook pada 2013. Penambahan terbaru ke daftar kelas berat media sosial adalah TikTok. Aplikasi ini diluncurkan pada tahun 2016 dan telah menjadi sangat populer karena fitur pengeditan musik dan video yang ekstensif.
Sejarah Hari Media Sosial di Indonesia
Hari Media Sosial di Indonesia pertama kali diperingati dan digagas pada 10 Juni 2015. Hari Media Sosial lahir dari anggapan bahwa masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan kesadaran dan edukasinya dalam bermedia sosial. Sehingga, segala sesuatu yang dilakukan melalui media sosial akan dapat memberikan pengaruh positif bagi banyak orang.
Pencetus dari Hari Media Sosial adalah Handi Irawan D yang merupakan seorang pengusaha asal Indonesia. Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah itu dikenal sebagai salah satu content and knowledge based speaker terbaik di Indonesia. Selain menginisiasi Hari Media Sosial, sebelumnya Handi telah sukses dengan Top Brand Award, Hari Marketing Indonesia dan Hari Pelanggan Nasional.
Karena media sosial telah berevolusi dan semakin populer, begitu pula pengawasan terhadap platform tersebut. Dengan kontroversi seputar penggunaan data, ujaran kebencian, dampak pada kesehatan mental, hasil pemilu, dan berita palsu, platform berada di bawah tekanan lebih dari sebelumnya untuk transparan dengan apa yang terjadi di balik layar.
Media sosial telah menjadi cara untuk terhubung secara instan, seringkali dengan teman dan keluarga, tetapi juga dengan orang asing. Ini telah menjadi sumber besar berita, belanja, menemukan influencer untuk bisnis dan hiburan umum. Hari media sosial adalah bagi kita untuk menikmati hal-hal positif yang dibawa oleh platform ini ke dalam hidup kita, dan mungkin menyukai atau membagikan satu atau dua foto.
Baca Juga :