Soto Kudus Legendaris, Wajib Cobain Kalau Ke Kudus
JATENGLIVE.COM - “Sotonya memiliki cita rasa daging kerbau yang empuk dengan racikan bumbu yang merasuk. Komplek makanan khas Kudus yang berada di Taman Bojana merupakan pusat kuliner dan perbelanjaan khas Kudus. Soal daging kerbau tersebut, konon karena masyarakat Kudus pernah punya larangan mengonsumsi daging sapi.
Menurut cerita yang selama ini dipercaya masyarakat Kudus, bahwa Sunan Kudus yang kala itu menyebarkan agama Islam di Kudus, menyosialisasikan agama Islam kepada penduduk yang memeluk agama Hindu dan Buddha dengan cara simpatik. Agar tak menyinggung masyarakat yang menyucikan hewan sapi lantaran mayoritas warga masih memeluk agama Hindu, Sunan Kudus meminta masyarakat muslim mengganti konsumsi daging mereka dari sapi menjadi kerbau.
Hingga saat ini, kebiasaan mengonsumsi daging kerbau masih terus ada dan berlanjut di Kudus. Tak hanya menu masakan soto dan pindang, bahkan sate pun menggunakan daging kerbau di kota ini. Sejak 500 tahun lalu, penganut Islam menghormati keyakinan umat Hindu, yang lebih dulu tinggal di Kudus, yang menganggap sapi sebagai hewan suci. Dari dulu, sejak zaman Sunan Kudus, sudah menjadi tradisi orang Kudus menggunakan daging kerbau. Tapi, yang pakai daging sapi, saat ini juga sudah ada.
Salah satu warung soto khas Kudus yang tak pernah sepi pengunjung adalah warung Soto Kudus Pak Ramidjan. “Katanya, mereka kangen soto kerbau khas Kudus ini, jadi mereka kalau ke Kudus mampir ke sini,” ungkap Maulida Arifiani, pegawai di warung Soto Kudus pak Ramidjan.
Maulida mengatakan bahwa warung pak Ramidjan ini sudah turun-temurun sampai tiga generasi. “Saya mulai bekerja di warung ini sejak tahun 1990,” jelasnya.
Daging kerbau memang menjadi kekhasan soto Kudus. Ini pula yang tidak dimiliki daerah lain yang biasanya menggunakan daging ayam atau daging sapi sebagai isian soto. Menurut Maulida, sehari warung di mana dia bekerja menghabiskan daging kerbau 5 hingga 10 kg. Satu kilogram daging bisa menjadi 20 porsi soto. Satu porsi di warung Pak Ramidjan dibandrol dengan harga Rp 12 ribu.
Dalam semangkuk Soto Kudus ada nasi, irisan daging kerbau, mi putih atau soun, tauge, irisan kol, butiran kacang kedelai, taburan daun seledri dan bawang goreng. Bahan pelengkap itu, disiram kuah dari kaldu daging kerbau yang panas, yang telah diberi bumbu rempah-rempah. Di antaranya, cengkih, kayu manis, kemiri serta perasan jeruk limau. “Sate telur puyuh dan sate paru-paru kerbau, pelengkap makan soto,” jelas Maulida.
Maulida menambahkan kuah soto merupakan representasi budaya Jawa. Berwarna bening, sedikit berminyak dan sedikit asam karena penggunaan asam jawa. Itu sebabnya, kuliner ini cocok disantap saat makan siang. Sebagai pendamping, Maulida megatakan akan lebih enak kalau ditambah lauk otak dan paru kerbau goreng, perkedel kentang, serta kerupuk rambak kulit kerbau.
Warung pak Ramidjan dalam sehari, menurut Maulida bisa menjual 200 mangkuk soto. Saat akhir pekan atau hari libur bahkan bisa terjual hingga 300 mangkuk. Di warung tersebut juga memberi pilihan menu lain yakni soto daging ayam, pindang ayam serta pindang kerbau.
Artikel pernah ditayangkan di pegimakan.com dengan judul Soto Kudus Pak Ramidjan Yang Melegenda Di Kabupaten Kudus
Baca Juga :