Tekuni Penetrasi Sosial Agar Kamu Lihai Berinteraksi
Jatenglive.com Semarang- Pada dasarnya, sosialisasi merupakan salah satu kebutuhan yang tak dapat dihindari oleh manusia. Faktanya, kita senantiasa bertemu dengan orang-orang baru yang sebelumnya belum pernah kita kenal. Berinteraksi, menghabiskan waktu bersama kerabat, atau bahkan sharing adalah hal-hal yang senantiasa dilakukan dan tak dapat dijauhi. Namun, saat bertemu dengan orang asing tentu kita belum menemukan kecocokan dan belum mampu melakukan hal-hal yang biasa dilakukan layaknya kepada teman dekat, bukan ? Saat bertemu dengan orang baru, kita cenderung memilih untuk menjaga sikap, memasang topeng guna melindungi diri. Tapi, tahukah kamu bahwa ternyata untuk mendekatkan diri kepada seseorang terdapat hal-hal yang harus dilakukan juga diperhatikan ?
Dalam ilmu komunikasi, terdapat sebuah teori yang sangat popular dikalangan masyarakat, yakni teori penetrasi sosial. Awalnya, teori penetrasi sosial dipopulerkan oleh Irwin Altman & Dalmas Taylor. Keduanya berpendapat bahwa pada dasarnya kita akan mampu untuk berdekatan dengan seseorang sejauh mana kita mampu melewati proses gradual and orderly fashion from superficial to intimate levels of exchange as a function of both immediate and forecast outcomes. Altman dan Taylor mengemukakan bahwa pada hakikatnya manusia memiliki beberapa lapis atau layer kepribadian dalam diri. Apabila kita mengupas bagian luar kulit bawang, maka nantinya kita akan mengetahui lapisan-lapisan selanjutnya.
Layaknya bawang, setiap manusia mempunyai lapisan-lapisan yang begitu mendalam untuk dapat mengungkapkan serta mengenal seseorang. Lapisan pertama, biasanya diawali dengan pengetahun umum yang masih belum bersifat pribadi dan layak dikonsumsi publik, hal ini seperti nama, tanggal lahir, dan hal umum lainnya. Lalu dilapis kedua biasanya disertai dengan hal yang sudah masuk kedalam ranah pribadi, contohnya ialah seperti berapa saudara yang dimiliki, alamat rumah yang didiami, hingga beberapa hal lainnya. Biasanya, pada lapisan ini hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahuinya. Lantas, bagaimana dengan lapisan ketiga dan selanjutnya ?
Pada lapisan selanjutnya, hal-hal yang ada sudah sangat pribadi dan biasanya jarang diceritakan oleh seseorang kepada lawan bicaranya. Biasanya, ini menyangkut permasalahan pribadi seseorang yang sehingga ia lebih memilih diam dan menutupnya rapat-rapat. Dimana, isi dari lapisan ini ialah mengenai nilai-nilai, konsep diri, konflik yang belum terselesaikan, emosi yang kian larut, hingga lainnya. Biasanya, pada wilayah ini seseorang sangat jarang menceritakannya kepada orang terdekat, terlebih kepada keluarga maupun kerabat.
Nah, itulah pendapat Altman dan Taylor yang harus diperhatikan dan dilakukan kala kita bertemu dan mencoba untuk berinteraksi dengan orang baru . Selamat mencoba dan semoga bermanfaat, ya !
Baca Juga :