Tren Kopi Saat Diet, Apakah Baik?
Belakangan ini, kopi espresso menjadi sorotan di media sosial, terutama sebagai bagian dari rutinitas diet. Banyak orang yang sedang menjalani program penurunan berat badan mengandalkan espresso, menganggapnya sebagai minuman yang rendah kalori, yang dapat membantu meningkatkan energi tanpa menambah asupan gula atau lemak. Tren ini menarik perhatian, tetapi benarkah espresso efektif untuk diet, dan apa kata dunia medis tentang efeknya?
Mengapa Espresso Menjadi Pilihan Populer dalam Diet?
Espresso berbeda dari jenis kopi lain karena disajikan dalam porsi kecil dan memiliki konsentrasi kafein yang tinggi. Bagi orang yang sedang diet, espresso dianggap sebagai alternatif yang lebih baik dibandingkan latte atau kopi dengan tambahan gula dan susu, sehingga menjadi pilihan bagi mereka yang ingin membatasi kalori harian.
Espresso mengandung hanya sekitar 3 kalori per shot tanpa tambahan apa pun. Banyak orang berasumsi bahwa konsumsi kafein dari espresso bisa meningkatkan metabolisme, memberi dorongan energi, dan menekan nafsu makan. Selain itu, efek stimulan kafein juga memberi semangat tambahan untuk olahraga, yang sangat penting bagi mereka yang menjalani program kebugaran atau penurunan berat badan.
Fakta Medis dari Jurnal Kedokteran
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kafein dalam dosis moderat bisa memberikan manfaat untuk metabolisme dan pengendalian berat badan. Sebuah studi dalam American Journal of Clinical Nutrition mengungkapkan bahwa kafein dapat meningkatkan laju metabolisme basal hingga 3-11% dalam jangka pendek. Studi ini juga menunjukkan bahwa kafein membantu mempercepat oksidasi lemak pada individu dengan berat badan normal, yang menjelaskan mengapa orang merasa lebih "ringan" atau berenergi setelah mengonsumsi espresso.
Namun, menurut Journal of Nutrition and Metabolism, efek ini lebih terasa pada mereka yang tidak sering mengonsumsi kafein. Pada individu yang telah terbiasa minum kopi setiap hari, efek stimulan dan peningkatan metabolisme ini cenderung menurun, karena tubuh membangun toleransi terhadap kafein. Artinya, semakin sering seseorang mengonsumsi espresso, semakin sedikit manfaat metabolik yang diperoleh.
Lebih lanjut, International Journal of Obesity menyatakan bahwa konsumsi kafein yang berlebihan dapat mempengaruhi kualitas tidur, yang secara tidak langsung dapat menghambat proses penurunan berat badan. Kurang tidur dapat memicu peningkatan hormon lapar, seperti ghrelin, yang akhirnya menyebabkan orang makan lebih banyak.
Dampak Positif:
1. Meningkatkan Fokus dan Energi: Kafein dalam espresso merangsang sistem saraf pusat, sehingga meningkatkan kewaspadaan, yang bisa membantu aktivitas olahraga.
2. Penurunan Nafsu Makan: Konsumsi espresso bisa menekan nafsu makan dalam jangka pendek, terutama jika diminum sebelum makan siang atau sore hari.
Potensi Risiko:
1. Gangguan Tidur: Kafein dalam jumlah tinggi, terutama jika diminum sore atau malam hari, bisa menyebabkan gangguan tidur yang berujung pada peningkatan stres dan nafsu makan.
2. Masalah Pencernaan: Konsumsi espresso yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan asam lambung, terutama pada mereka yang sensitif terhadap kafein.
Bagi mereka yang ingin menikmati manfaat espresso dalam program diet, para ahli gizi menyarankan untuk membatasi konsumsi espresso hingga 2-3 shot per hari dan menghindarinya di sore atau malam hari. Minum espresso tanpa tambahan gula atau sirup perasa akan menjaga kalori tetap rendah dan menghindari lonjakan gula darah yang bisa memicu rasa lapar lebih cepat. Selain itu, tetap penting untuk mengimbangi konsumsi espresso dengan hidrasi yang cukup, karena kafein memiliki efek diuretik yang bisa membuat tubuh kekurangan cairan. Memastikan pola tidur yang baik dan mengonsumsi makanan seimbang juga akan membantu agar program diet berjalan dengan optimal. Espresso memang memiliki beberapa manfaat potensial bagi mereka yang menjalani diet, terutama karena rendah kalori dan dapat meningkatkan fokus serta energi. Namun, penting untuk mengonsumsinya dengan bijak, tanpa bergantung sepenuhnya pada efek kafein untuk menekan nafsu makan atau membakar kalori. Program diet yang sehat tetap mengutamakan pola makan seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup.
Baca Juga :