Warga Ramaikan Sedekah Bumi dan Laut di Tambaklorok Semarang
Tanjung Emas, Kota Semarang, Minggu (28/7/2019), ribuan warga Kota Semarang turut memeriahkan event Sedekah Laut dan Bumi di perairan Tambaklorok, .
Pelarungan Kepala Kerbau di perairan (laut) kurang lebih berjarak 25 kilometer dari dermaga ini merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya dilakukan oleh nelayan setempat .
Dalam prosesi pelarungan, setidaknya diikuti lebih dari 8 ribu orang baik dari pihak nelayan, warga setempat, siswa dan siswi, juga pengunjung dari Kota Semarang dan sekitarnya.
Sejumlah 70-an kapal nelayan berduyun-duyun mengikuti pawai larungan. 50 di antaranya disediakan free bagi siapapun.
Ketua penyelenggara Sedekah Laut dan Bumi 2019, Imam Sucipto menjelaskan, ritual sedekah laut dan bumi dengan puncaknya pelarungan kepala kerbau merupakan wujud syukur nelayan Tambak Lorok kepada Tuhan Yang Maha Esa atas diberikan rezeki berupa melimpahnya ikan di laut.
Adapun istilah pelarungan kepala kerbau menurutnya merupakan warisan nenek moyang dengan tujuan mencari ridho dan keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Selain meneruskan tradisi nenek moyang, para kaum nelayan menyampaikan syukur dan memohon keselamatan. Dasarnya nelayan mencari rezeki di laut nah ini sebagai ungkapan terimakasihnya," jelas Imam, Minggu (28/7/2019).
Selain acara puncak pelarungan kepala kerbau, Sedekah Laut dan Bumi juga dilaksanakan arwah jama', istighosah kerakyatan, hiburan, pementasan karya pemuda dan UMKM, pagelaran wayang kulit, dan juga dimeriahkan oleh 3 ornamen warak ngendok yang dihias semenarik mungkin.
"Kalau kegiatan sudah dari kemarin puncaknya ini pelarungan. Tadi sekitar pukul 09.00 WIB dan kembali sekitar pukul 10 lebih," tutur Imam.
Slamet Ari Nugroho selaku Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Kesatuan Nelayan Tradisional (KNTI) menambahkan, sedekah laut pada awalnya merupakan hajat para nelayan sekitar.
Akan tetapi, dengan penggabungan Sedekah Laut dan Bumi sehingga kegiatan yang pada dahulunya diprioritaskan di perairan juga ditambahkan kegiatan di darat untuk memeriahkannya.
KNTI sendiri menurut Slamet mencatatkan sebanyak 745 nelayan ada di kawasan Tambak Lorok. Mereka didominasi warga Rw 12-15 Tambak Lorok dan juga warga RW 16 Tambak Rejo.
Slamet berharap, Ritual Sedekah Laut dan Bumi dapat menjadi pemantik masyarakat untuk datang menikmati wisata di Tambak Lorok.
"Tambak Lorok kini menjadi Destinasi Wisata Kota Semarang. Bebagai pembanhunan oleh pemerintah sudah dilakukan termasuk akses jalan. Ke depan kami dengan mengkoordinir para nelayan dan pihak yang terkait untuk bersama memajukan desa wisata Tambak Lorok," tutur Slamet.
Sudaryono (57) warga Tambak Lorok menyampaikan, sebagai warga sendiri ia mengaku senang dengan adanya kegiatan rutin tiap tahunnya tersebut.
Katanya, setiap datangnya momen tersebut, Yono selalu siap untuk ikut serta dalam pelarungan kepala kerbau di laut.
Menurutnya, rasa bangga penuh harap bakal terasa saat menghantarkan sajen larungan ke perairan laut.
"Dulu memang sering ikut. Tapi sekarang sudah semakin tua cukup lihat di pinggiran saja menikmati keramaian sekitar. Saya berharap kegiatan ini terus berlangsung dan dilestarikan pada tahun-tahun setelahnya," pungkas Yono.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Ribuan Warga Ramaikan Sedekah Laut dan Bumi di Laut Tambaklorok Semarang, https://jateng.tribunnews.com/2019/07/28/ribuan-warga-ramaikan-sedekah-laut-dan-bumi-di-laut-tambaklorok-semarang
Baca Juga :