Yang Akan Meramaikan Wisata Di Semarang, Sebentar Lagi Kota Semarang Akan Punya Museum Sejarah Dengan Teknologi Imersif
Daftar tempat wisata di kota Semarang akan lebih panjang lagi di pertengahan tahun ini dengan memiliki museum yang memadukan teknologi dengan konsep imersif. Lokasi museum berteknologi imersif itu dibangun dengan warna coklat dan tembok model batu bata di Kota Lama Semarang, tepatnya di bundaran Bubakan.
Museum sejarah dengan Teknologi Imersif akan hadir di Kota Semarang. Teknologi imersif merupakan sebuh konsep tekhnologi yang mulai diterapkan pada sejumlah museum di berbagai negara, untuk merangsang minat pengunjung. Konsep tersebut mengaburkan dunia digital dengan dunia nyata, sehingga pengunjung bisa mendapatkan pengalaman baru.
Wali Kota Semarang, Hendrar Pribadi atau Hendi mengatakan museum imersif,museum yang mengaburkan batasan dunia nyata dan dunia digital atau simulasi itu, sudah diterapkan di beberapa negara. Kali ini, dihadirkan di Kota Semarang untuk pertama kalinya dengan memanfaatkan bangunan yang didirikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Indriyasari, menambahkan teknologi visual di museum berteknologi imersif itu digunakan untuk merangsang agar orang berminat mengetahui sejarah Kota Semarang.
"Kita seolah-olah berada di masa lalu, masuk lorong waktu, menikmati kondisi saat itu. Misal, suasana di Kali Semarang. Pengunjung seolah berada di sana menikmati aktivitas perdagangan di sana. Kemudian, berkeliling Kota Lama. Jadi, bercerita narasi Kota Semarang tapi dikemas lebih menarik," Indriyasari menjelaskan.
Senada dengan Hendi, Iin juga mengungkapkan masih dalam tahap penyiapan sejumlah teknologi yang akan diaplikasikan. Untuk set ruang museum juga dirinya mengaku masih digodok, sembari dinasnya tersebut menggali narasi yang kuat tentang sejarah Kota Semarang. Iin juga menyebutkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang terus berkomunikasi dengan Balai Arkeologi Yogyakarta, guna menggali narasi yang kuat.
Tak hanya mempersiapkan desain di dalam museum, Disbudpar Kota Semarang bersama dinas terkait mempersiapkan manajemen lalu lintas sekitar museum. Hal ini mengingat Museum Bubakan berada tepat di bundaran. Jika tidak ada rekayasa lalu lintas tentu dapat menimbulkan kemacetan.
Tersedianya lahan parkir juga menjadi salah satu hal yang dipikirkan Iin sebelum museum tersebut dibuka untuk umum.
"Tempat parkir sudah ada pembicaraan tapi perlu finalisasi. Akses ke museum juga kami pikirkan. Nanti ada satu ruas jalan yang dibuat taman dari tempat parkir menuju museum," ujarnya.
Belum dijelaskan detail soal teknologi apa yang bakal digunakan, namun dalam postingan instagram @hendrarprihadi ada beberapa teknologi yang sudah cukup umum yaitu layar sentuh interaktif, virtual reality, augmented reality, dan lainnya. Ditargetkan museum itu bisa dinikmati bulan Agustus tahun ini.
"Target kami Agustus, museum berteknologi imersif itu sudah bisa dinikmati masyarakat," dia menegaskan.
Baca Juga :