Alasan Shopee Lakukan PHK Massal
Perusahaan e-commerce shopee Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja kepada sejumlah karyawan pada Senin (19/09) 2022, tindakan ini dilakukan sebagai strategi efisiensi perusahaan di tengah persaingan bisnis e-commerce yang ketat. Jumlah karyawan dilakukan PHK sekitar 3% dari total karyawan. Shopee telah melakukan PHK sejumlah karyawan di beberapa negara operasional perusahaan.
Heart of public Affairs Shopee Indonesia Reginal Nataprawira mengatakan PHK massal ini menjadi keputusan yang sulit. Memang Shopee Indonesia telah mencoba melakukan penyesuaian dengan berbagai kebijakan. Namun upaya tidak berhasil dan PHK menjadi langkah terakhir yang harus ditempuh. Radynal pun membocorkan alasan e-commerse ini memecat karyawannya. Disebutkan keputusan ini berkaitan dengan kondisi ekonomi global. Pasalnya ekonomi global menuntut perusahaan untuk mengevaluasi prioritas bisnis supaya menjadi lebih efisian.
"Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien," kata Radynal Kemudian, terkait jumlah karyawan yang terdampak, Shoppe tidak merincinya. Bahkan tak diketahui dari divisi mana saja yang dilakukan PHK. Hanya saja, sumber internal Shopee Indonesia menyebut jumlah karyawan yang dilakukan PHK berkisar tiga persen dari total karyawan. Radynal pun menyebut karyawan yang terdampak PHK akan diberikan pesangon berupa satu bulan gaji, Selain itu, karyawan yang terdampak pun masih bisa memakai fasilitas asuransi kesehatan hingga akhir tahun 2022. Meski terjadi PHK massal, Radynal keputusan itu tidak berpengaruh terhadap operasi binsis hingga layanan kepada penjual, pembeli, hingga mitra lain.
Bahkan Shopee Indonesia masih terus melanjutkan misi melayani UMKM. "Shopee Indonesia juga memastikan langkah ini tidak akan mempengaruhi operasi bisnis dan layanan kepada seluruh penjual, pembeli dan mitra di Indonesia," kata Radynal. Setelah keputusan PHK ini, Shopee sedang fokus mencapai kemandirian dan keberlanjutan di tengah ketidakpastian ekonomi global. "Perusahaan akan berfokus ke pertumbuhan bisnis yang mandiri serta berkelanjutan, dan kami ingin memperkuat dan memastikan operasional perusahaan kami stabil di situasi ekonomi saat ini," ucapnya.
Baca Juga :