Benarkah Seseorang Terkena Rabies Takut Air dan Cahaya?
Akhir - akhir ini ramai di media sosial, seorang anak digigit anjing rabies dan akhirnya meninggal. Sebelum meninggal, anak tersebut selalu merasa kesakitan jika diberi minum.
Rabies adalah infeksi virus pada otak dan sistem saraf pusat. Rabies banyak ditemukan pada hewan liar seperti kelelawar, rakun, sigung, dan rubah. Namun, di banyak negara lain anjing masih membawa rabies, dan sebagian besar kematian akibat rabies pada orang di seluruh dunia disebabkan oleh gigitan anjing.
Jika seseorang tidak menerima perawatan medis yang tepat setelah potensi paparan rabies, virus tersebut dapat menyebabkan penyakit di otak, yang pada akhirnya mengakibatkan kematian. Di Indonesia, rabies atau yang dikenal dengan “penyakit anjing gila” masih menjadi salah satu masalah yang mengancam kesehatan masyarakat. Meskipun demikian, penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi pada hewan peliharaan.
Mengapa seseorang terinfeksi rabies akan takut air atau cahaya ?
Hal ini karena gigitan anjing rabies pada tubuh manusia biasanya akan berkembang bahkan langsung menuju sistem saraf otak, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Ketika sudah kena otak, hal itulah yang bisa menimbulkan gejala hydrophobia. Rabies akan menyebar dari lokasi gigitan dan akan berkembang, kemudian masuk ke sistem saraf, yaitu otak. Begitu naik ke otak, dia kemudian akan menyebar ke seluruh tubuh. Begitu otak sudah terkena akan timbul gejala, dalam hal ini salah satunya hydrophobia. Takut air, takut udara. Hydrophobia yang muncul akibat gigitan anjing rabies terjadi karena orang yang tergigit akan merasa nyeri, tercekik, hingga kesulitan bernafas saat minum air atau terkena cahaya.
Hewan apa yang terkena rabies?
Rabies hanya menyerang mamalia. Mamalia adalah hewan berdarah panas dengan bulu. Manusia juga mamalia. Burung, ular, dan ikan bukanlah mamalia, jadi mereka tidak bisa tertular rabies dan tidak bisa menularkannya kepada Anda. Tetapi mamalia mana pun bisa terkena rabies, termasuk manusia.
Tanda-tanda Rabies pada Hewan Peliharaan:
• Kesulitan menelan
• Ataksia (berjalan tidak terkoordinasi)
• Perubahan perilaku
• Kelesuan
• Demam
• Muntah
• Anoreksia (kurang nafsu makan)
Lalu bagaiman gejala jika manusia terluka karena gigitan hewan rabies?
Ciri utama penyakit rabies yang memengaruhi sistem saraf manusia sering kali baru muncul berbulan-bulan setelah seseorang terinfeksi. Berikut ini adalah tahapan perkembangan gejala rabies pada manusia yang perlu diwaspadai :
Gejala awal rabies
• Badan lemas Lesu atau tidak bertenaga
• Tidak nafsu makan
• Susah tidur
• Demam atau suhu tubuh naik
• Muntah Sakit kepala parah
• Sakit tenggorokan
• Mual-mual.
Stadium rangsangan
• Luka bekas gigitan terasa nyeri disertai panas dan kesemutan
• Cemas atau gelisah berlebihan
• Reaksi berlebihan ketika ada rangsangan seperti cahaya, suara, atau gerakan.
Stadium Gila
• Berteriak-teriak
• Menjambak-jambak rambut
• Lari-lari atau lompat-lompat tanpa sebab
• Takut air
• Takut cahaya
• Takut suara
• Takut angin
• Produksi air liur berlebih jadi mengiler
• Banyak berkeringat
• Sering kencing
• Air mata banyak yang ke luar tanpa sebab jelas.
Stadium Lumpuh
• Mulut menganga
• Lumpuh, biasanya mulai dari kaki
• Sesak napas karena otot-otot pernapasan juga lumpuh.
Jika Anda melakukan kontak dengan hewan yang menunjukkan ciri-ciri rabies, terlebih sampai tergigit, segeralah cari pertolongan medis. Jangan menunda sampai gejala muncul. Pengobatan rabies tergantung cara penularan virusnya. Pada kasus gigitan yang menimbulkan luka, dokter akan melakukan prosedur post-exposure prophylaxis (PEP).
PEP terdiri dari pengobatan luka, penyuntikan vaksin rabies, atau pemberian globulin imun untuk mencegah penyebaran infeksi ke otak. Gejala rabies pada manusia berkembang secara bertahap. Apabila gejala telah menunjukkan gangguan neurologis, penyakit infeksi ini bisa berakibat fatal. Namun, bahaya rabies ini bisa dicegah dengan pengobatan yang dilakukan sesegera mungkin.
Baca Juga :