Jenis Narkoba Yang Populer Di Indonesia Dan Paling Bikin Kecanduan
Dunia hiburan Indonesia kembali digemparkan dengan kabar penggunaan obat terlarang yang dilakukan Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie. Pasangan ini ditangkap polisi karena dugaan penyalahgunaan sabu-sabu di rumahnya.
Kini keduanya harus menjalani pemeriksaan polisi dan menjalani proses hukum. Penyalahgunaan narkoba kerap dilakukan banyak orang tak peduli latar belakangnya. Jenisnya juga bisa berbeda-beda meski efeknya sama buruknya.
UU tentang Narkotika di Indonesia membagi obat-obatan terlarang menjadi tiga jenis. Golongan pertama terdiri dari ganja, opium dan tanaman koka yang dianggap paling menyebabkan kecanduan. Sedangkan golongan kedua terdiri dari 85 jenis termasuk sabu, Morfin dan Alfaprodina. Jenis ini memiliki efek menengah namun paling sering disalahgunakan.
Sedangkan narkotika golongan ketiga yang dianggap berisiko paling rendah antara lain etilmorfina, kodeina, polkodina, dan propiram. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Dari berbagai jenis tersebut, narkoba jenis apakah yang paling berisiko menyebabkan kecanduan?
Jenis Narkoba Paling Adiktif, Sekali Mencoba Akan Sulit Lepas
Narkoba (narkotika dan obat-obatan terlarang) adalah bahan/zat yang dapat memengaruhi kondisi kejiwaan/psikologi (pikiran, perasaan dan perilaku) seseorang, serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Narkoba terbagi terhadap 4 kelompok yaitu kelompok Cannabis, Amphetamine Type Stimulants (ATS), Opiad dan Tranquilizer.
Cannabis = marijuana/ganja dan hasish (getah ganja)
ATS = amphetamin, ekstasi, katinon dan shabu (methamphetamin)
Opiad = heroin (putau), morfin, opium, pethidin, codein, subutek/subuxon dan methadone
Tranquilizer = luminal, nipam, pil koplo, mogadon, valium, camlet, dumolid, kokain dan ketamin
Menurut BNN, jenis narkotika yang paling sering dikonsumsi di Indonesia adalah marijuana, shabu, ekstasi dan heroin.
Heroin
Heroin atau putaw adalah narkotika sangat adiktif yang diproses dari morfin, yaitu zat alami yang dari ekstrak benih biji tanaman poppy varietas tertentu. Heroin biasa dijual dengan berbentuk serbuk putih atau kecoklatan yang telah dicampur dengan gula, pati, susu bubuk atau kina. Heroin yang murni berbentuk serbuk putih yang sangat pahit dan biasanya berasal dari Amerika Selatan.
Ada juga black tar heroin yang bentuknya lengket dan keras, biasanya diproduksi di Meksiko dan dijual di Amerika di bagian barat sungai Mississippi 3. Warna gelap berasal dari hasil campuran antara heroin dan tar hitam sisa dari metode pengolahan minyak mentah. Menurut hasil survey BNN, Heroin merupakan jenis narkotika peringkat ke-4 yang paling banyak dikonsumsi, dengan jumlah pengguna sebanyak 33.358 orang rumah tangga, 32.782 orang pekerja dan 29.838 orang pelajar.
Heroin biasanya digunakan dengan dihisap, dimasukkan ke dalam rokok atau dicairkan dengan memanaskannya di atas sendok lalu disuntikkan ke pembuluh darah, otot, atau di bawah kulit.
Berikut ini adalah efek heroin jangka pendek:
- Demam
- Mulut kering
- Mual
- Gatal
- Fungsi jantung melambat
- Pernapasan melambat
- Kerusakan otak permanen
- Koma
Menurut National Institute on Drug Abuse (NIDA) Amerika Serikat, heroin adalah opioid yang bekerja paling cepat dan paling sering disalahgunakan. Obat terlarang ini mengaktifkan reseptor opioid di otak, berfungsi untuk memblokir rasa sakit, meningkatkan relaksasi, dan menghasilkan semacam sensasi high.
Efeknya juga menginduksi euforia dengan menciptakan simpanan dopamin di otak. Opioid termasuk obat penghilang rasa sakit yang diresepkan, seperti oksikodon dan morfin, atau obat-obatan terlarang seperti heroin dan fentanil jalanan.
Jurnal yang diterbitkan National Institutes of Health pada 2020 menyebutkan, sekitar 80 persen pengguna heroin mulai menyalahgunakan resep opioid. Selain itu, sekitar 400.000 orang Amerika berusia 12 tahun ke atas hidup dengan kecanduan heroin.
Kokain
Kokain juga menjadi salah satu narkoba paling adiktif karena efeknya cepat dirasakan, signifikan, dan tidak bertahan lama. Obat yang dibuat dari tanaman koka asal Amerika Selatan ini menciptakan sensasi intens karena membanjiri otak dengan dopamin dan neurotransmitter yang menghasilkan perasaan senang.
Kokain meningkatkan euforia, kegembiraan, dan kewaspadaan pada penggunanya. Kecanduan jenis drugs ini g dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental serta depresi.
Shabu
Methamphetamine atau yang biasa kita kenal sebagai shabu adalah stimultan obat yang sangat adiktif, yang secara kimiawi mirip dengan amfetamine. Bentuknya putih, tidak berbau, pahit dan seperti kristal. Hasil survey BNN memperlihatkan shabu sebagai narkotika peringkat 2 yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat, yaitu 419.448 orang pekerja, 151.548 orang pelajar dan 189.799 orang rumah tangga.
Shabu dapat dikonsumsi dengan cara dimakan, dimasukan ke dalam rokok, dihisap dan dilarutkan dengan air atau alkohol, lalu disuntikan ke tubuh. Merokok atau menyuntikan shabu dapat memberikan efek yang sangat cepat pada otak dan akan menghasilkan euforia yang intens. Karena euforia tersebut dapat memudar dengan cepat, maka pengguna sering memakainya berulang kali.
Secara umum, berikut efek shabu jangka pendek:
- Insomnia
- Hilangnya nafsu makan
- Euphoria dan sikap terburu-buru
- Denyut jantung cepat dan tak teratur
- Hipertermia
Sabu dapat meningkatkan fokus, mengurangi kebutuhan tidur dan nafsu makan, dan meningkatkan rangsangan dan kesenangan. Dalam jumlah besar, efek sampingnya juga dirasakan secara psikotik atau menyebabkan agresi dan kekerasan. Toleransi seseorang terhadap sabu cepat meningkat sehingga lebih mudah mendorong terjadinya kecanduan. Seiring waktu, penggunaannya dapat menyebabkan kerusakan otak, psikosis, dan kegagalan organ.
Baca Juga :