Benarkah Wanita Dengan Mata Minus Tidak Bisa Melahirkan Secara Per Vagina?
Sudah banyak diketahui orang dan banyak orang beranggapan jika wanita dengan mata minus harus melahirkan dengan cara caesar.
Sebelumnya, mata minus atau rabun jauh dapat dialami oleh siapa saja tidak hanya kaum wanita. Mata minus atau dalam bahasa medis miopi adalah suatu kelainan atau gangguan pada mata di mana dia kesulitan untuk melihat benda-benda atau objek yang jaraknya jauh terlihatnya blur dikarenakan ada Power dari warna yang terlalu kuat atau karena memang panjangnya bola mata yang melebihi dari normal sehingga bayangan yang harusnya itu terlihat di retina titik fokus retina jatuh di depannya sehingga buram kelihatannya saat melihat jauh.
Penyebab dari mata minus beragam, antara lain karena genetik, lingkungan sampai karena kurangnya kegiatan di luar ruangan. Seseorang dengan mata minus, terutama mata minus dengan kacamata minus 6 ke atas, berisiko mengalami komplikasi. Komplikasi mata minus yang tinggi adalah ablasi retina (robeknya retina), pecah pembuluh darah, katarak, dan glaukoma.
Untuk kondisi ibu yang sedang hamil dengan mata minus, terutama miopi tinggi, tak dapat melahirkan secara normal. Karena tindakan mengejan pada penderita mata minus ini dapat meningkatkan tekanan pada bola mata, yang berpotensi merusak struktur di dalam mata.
Ada beberapa resiko yang bisa terjadi akibat proses melahirkan normal untuk ibu hamil dengan kondisi mata minus yang tinggi :
1. Ablasio retina
Ablasio retina sering disebut menjadi salah satu risiko yang bisa terjadi akibat proses melahirkan normal. Karena saat mengejan untuk melahirkan (ngeden), ibu membutuhkan banyak tenaga sehingga dapat menimbulkan ketegangan berat. Hal ini diyakini berisiko meningkatkan tekanan pada otot-otot perut, dada, dan mata. Tekanan besar inilah yang dikhawatirkan dapat memicu lepasnya retina mata Anda.
2. Perdarahan retina
Ibu hamil yang menderita miopi, terutama mata minus tinggi, juga berisiko mengalami perdarahan retina selama proses melahirkan normal. Ibu hamil dengan miopi tinggi bisa mengalami neovaskularisasi koroid, yaitu terbentuknya pembuluh darah baru yang tidak normal di dekat retina.
Pembuluh darah ini rentan pecah selama proses melahirkan normal terjadi sehingga dapat menimbulkan perdarahan. Adapun kedua kondisi di atas dapat menyebabkan kehilangan penglihatan secara mendadak.
Oleh karena itu, dokter mata dan dokter kandungan kerap merekomendasikan proses melahirkan secara operasi caesar untuk ibu hamil yang memiliki miopi, terutama dengan skor minus yang tinggi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko komplikasi saat persalinan di atas.
Namun, persalinan normal akan merusak retina mata wanita masih belum ada bukti ada medisnya. Melansir laman Royal Berkshire NHS Foundation Trust, persalinan normal tidak meningkatkan risiko ablasio retina, termasuk pada penderita rabun jauh.
Hal ini pun berlaku bagi wanita yang pernah mengalami ablasio retina sebelumnya dan pernah menjalani perawatan medis untuk mengatasi kondisi tersebut.
Ibu hamil dengan mata minus tetap bisa melahirkan normal, asalkan diperiksakan terlebih dahulu kondisi retinanya. Pemeriksaan mata oleh dokter mata sebaiknya dilakukan minimal setiap 3 bulan selama kehamilan, untuk menilai dan memantau kondisi struktur bola mata.
Bila di mata ibu ditemukan adanya neovaskularisasi koroid, dokter mungkin akan menyarankan ibu untuk menjalani operasi caesar. Hal ini untuk mengurangi risiko pecahnya pembuluh darah baru yang terbentuk akibat miopi tinggi yang ibu miliki.
Baca Juga :