Bernarkah Kurang Tidur Salah Satu Pemicu Darah Tinggi?
Salah satu penyakit yang menakutkan dan tidak banyak orang waspada adalah darah tinggi. Istilah darah tinggi atau Hipertensi dalam bahasa medis sendiri bisa digambarkan sebagai kekuatan dari sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh yang merupakan pembuluh darah utama. Besarnya tekanan yang terjadi bergantung pada resistensi dari pembuluh darah dan seberapa intens jantung untuk bekerja.
Darah tinggi bisa disebabkan oleh beberapa seperti pola makan, strees, tidak banyak bergerak / kurang olahraga, merokok dan kurang tidur. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, orang berusia 12-18 tahun memerlukan waktu tidur selama 8-9 jam dalam sehari. Sementara orang yang usianya sudah menginjak 18-40 tahun, dianjurkan tidur selama 7-8 jam dalam sehari.
Jika jam tidur kurang ada kemungkinan tekanan darah akan meningkat melebihi ambang batas normal untuk orang dewasa yaitu 120/80. Hal tersebut sebaiknya tidak disepelekan karena dapat meningkatkan risiko penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi beserta komplikasinya.
Kurang tidur juga bisa menyebabkan stres. Adapun stres merupakan salah satu penyebab hipertensi yang umum terjadi.
Sebuah studi yang dilakukan Sleep Medicine Institute dari University of Pittsburgh menemukan bahwa stres dapat memengaruhi tekanan darah dan kesehatan jantung Anda. Stres karena kurang tidur bisa meningkatkan tekanan darah sistolik sebesar 10 poin. Fakta ini ditemukan setelah melakukan penelitian yang melibatkan 20 orang dewasa yang sehat.
Kondisi ini bisa terjadi karena, saat Anda kurang tidur, kemampuan tubuh Anda dalam mengatur hormon stres, yaitu kortisol dan adrenalin, menjadi berkurang. Pada akhirnya, hal ini bisa menyebabkan produksi hormon stres yang berlebih pada tubuh.
Hormon stres, yaitu adernalin dan kortisol, merupakan hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal, yang terletak di atas ginjal. Saat diproduksi secara berlebih, hormon adrenalin dapat meningkatkan denyut jantung, sedangkan hormon kortisol dapat meningkatkan gula atau glukosa dalam darah Anda. Adapun kedua kondisi tersebut berperan dalam meningkatkan tekanan darah.
Peningkatan tekanan darah akibat stres karena kurang tidur ini memang hanya terjadi sementara. Ketika tidur Anda sudah kembali berkualitas, tekanan darah Anda bisa kembali ke kondisi yang normal.
Ada beberapa kondisi kesehatan yang bisa menyebabkan kurang tidur, hingga menimbulkan tekanan darah tinggi.
1. Obstructive sleep apnea
Obstructive sleep apnea (OSA) adalah gangguan tidur yang membuat seseorang berhenti bernapas beberapa saat ketika tidur, dan bisa terjadi sampai 30x dalam 1 jam dan membuat tidur menjadi tidak berkualitas.
Penelitian menunjukkan, orang yang mengidap obstructive sleep apnea ringan hingga sedang, memiliki risiko tinggi terkena diabtes dan hipertensi. Pada hipertensi, umumnya kondisi ini disebut dengan hipertensi sekunder, yaitu jenis hipertensi yang disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Gangguan ini biasanya memengaruhi orang paruh baya. Namun, kondisi ini bisa juga terjadi pada siapapun di segala usia, terutama orang-orang yang kelebihan berat badan atau obesitas.
2. Insomnia
Insomnia merupakan gangguan tidur yang menyebabkan seseorang sulit untuk tertidur atau bangun terlalu dini dan tidak dapat kembali tidur. Insomnia umumnya disebabkan oleh kondisi kejiwaan atau medis tertentu, kebiasaan tidur yang buruk, mengonsumsi alkohol atau minuman berkafein, atau merokok.
Dilansir dari Harvard Health Publishing, sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang dengan insomnia kronis berisiko lebih tinggi mengalami hipertensi. Seseorang dengan insomnia kronis, yang membutuhkan waktu lebih dari 14 menit untuk tertidur, memiliki risiko tiga kali lipat terkena tekanan darah tinggi dibandingkan dengan orang yang memiliki tidur normal. Namun, studi ini memerlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.
Gangguan tidur ini bisa terjadi pada siapapun. Namun, kondisi ini lebih berisiko terjadi pada wanita karena siklus menstruasi atau menopause, berusia di atas 60 tahun, memiliki gangguan mental atau kondisi medis fisik tertentu, stres, dan bekerja pada malam hari.
Baca Juga :