Cerita Dibalik Tidak Ada Sosok Ayang Di Gambar Kaleng Khong Guan
Yang akan selalu ada di setiap Hari Raya Idul Fitr adalah Khong Guan yang merupakan salah satu cemilan legendaris. Camilan ini selalu hadir di meja sebagai hidangan untuk keluarga ataupun tamu yang datang.
Hal yang melegenda dari kaleng biskuit Khong Guan adalah lukisan ibu dan kedua putra putranya yang sedang menikmati teh dan biskuit. Uniknya, tidak ada ayah dalam lukisan itu. Hal inilah yang membuat publik bertanya-tanya di mana sosok ayah mereka.
Teka Teki Terpecahkan
Salah satu akun Twitter @prasadja membeberkan alasan mengapa tidak ada sosok ayah di kaleng Khong Guan. Dilansir dari Kompas.com, 3 Juni 2020, Andreas Prasaja sang pemilik akun Twitter menyatakan pelukis dari gambar di kaleng Khong Guan adalah Bernardus Prasodjo yang merupakan ayahnya.
"Ini ayah saya pelukis gambar keluarga pada kaleng biskuit Khong Guan dgn karya lainnya: logo syrup Marjan," tulis Andreas Prasaja pada akun Twitter-nya, pada Jumat (16/6/2017) silam.
Berkaitan dengan tidak ada sosok ayah di gambar kaleng Khong Guan, Bernardus Prasodjo tidak tahu alasan persis mengapa tidak ada sosok ayah pada kaleng Khong Guan. Awalnya dia hanya membuat sketsa dengan komposisi gambar sesuai dengan pesanan.
Pesanan gambar itu dipesan oleh sebuah perusahaan separasi film pada tahun 1970. Inspirasi diambil dari potongan gambar dari sebuah majalah yang sudah lusuh yang diberikan kemudian ia mengikuti arahan yang diberikan oleh pihak pemesan.
Mengutip Antaranews, Bernadus mengaku tidak tahu persis alasan tidak ada sosok ayah di gambar kaleng biskuit Khong Guan. Ia mengatakan, bahwa yang ditonjolkan dalam gambar itu adalah sosok ibu. Ia memperkirakan hal itu dilakukan untuk mempengaruhi ibu rumah tangga agar membeli Khong Guan.
"Jadi yang penting ada ibunya di situ karena yang belanja ibunya kok," kata Bernadus.
Sejarah Khong Guang
Khong Guan merupakan produk populer di Indonesia. Bukan asli Indonesia, Khong Guan ternyata berasal dari Singapura. Dikutip dari laman resmi Khong Guan, Khong Guan didirikan oleh kakak beradik imigran asal Fujian, China, yakni Chew Choo Keng dan Chew Choo Han.
Mulanya, mereka datang dan menetap di Singapura dengan berkerja di sebuah Pabrik lokal. Namun kala itu, Jepang menginvasi Singapura, jadi keduanya berlindung dengan pergi ke Perak, Malaysia. Di sana mereka mulai membuat biskuit untuk dijual.
Siapa sangka biskuit buatan mereka laku di pasaran. Namun, karena terkendala pasokan tepung dan gula, kakak beradik tersebut beralih menjual garam dan sabun. Dan setelah Jepang tidak lagi menguasai Singapura, keduanya kembali ke Singapura dan memulai usaha biskuit lagi.
Baca Juga :