Demi Dapat Pengakuan Petinju Tyson Fury Jadi Arogan Karena Tindakan Rasialisme
Petinju asal Inggirs Tyson Fury baru-baru ini menceritakan sempat menjadi korban rasialisme.
Perlakuan rasialisme yang dialaminya karena Fury merupakan seorang pendatang yang kini menetap di Inggris.
"Saya seorang pria kulit putih dan saya mengalami rasialisme pada 2020 karena saya seorang pendatang. Saya berasal dari latar belakang etnis," kata Tyson Fury seperti dikutip dari Mirror.
"Bahkan hari ini Anda pergi ke pub, bar, restoran, dan mereka bilang 'kami berhak untuk tidak membiarkan pendatang masuk, tidak ada pendatang yang diizinkan. Orang gipsi atau pun pendatang".
Fury pun menambahkan perlakuan rasialisme sudah sering dialaminya sejak 2016. Kala itu, dia dan sang istri yang berlatar belakang keluarga asal Irlandia dilarang masuk ke salah satu restoran di Inggris.
Bahkan, tindakan rasialisme itu didapat Tyson Fury ketika dia menjadi juara dunia kelas berat.
Berbicara soal tindakan rasialisme, Tyson Fury juga pernah mengungkapkan hal tersebut berdampak pada kesehatan mentalnya. Mengutip BBC (November 2019), Tyson Fury mengatakan dia memutuskan menjadi orang yang bertindak seperti penjahat di awal kariernya.
Keputusannya menjadi lebih arogan dilakukannya demi mendapatkan perhatian dan pengakuan.
"Saya mulai memainkan bagian ini, menjadi arogan dan sombong. Saya akhirnya kehilangan diri saya sendiri," kata Tyson Fury.
"Saya menyadari tindakan rasialisme terhadap pendatang. Ini membuat saya menjadi seperti orang asing." "Karena itu saya merasa bahwa demi mendapatkan pengakuan yang saya butuhkan untuk menjadi daya tarik dalam suatu olahraga, saya harus menjadi orang 'jahat'," imbuhnya lagi.
Sementara itu, Tyson Fury juga menanggapi kasus kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam yang meninggal setelah ditindih lehernya oleh polisi Minneapolis, Amerika Serikat.
Petinju berjulukan The Gypsy King itu mengatakan kematian George Floyd di tangan petugas polisi tidak dapat diterima.
Tyson Fury pun menegaskan tindakan rasialisme perlu diubah oleh semua orang. "Saya tahu bagaimana rasanya menjadi korban rasialisme.
Itu adalah tindakan yang tidak bisa diterima sama sekali," kata Tyson Fury. "Ini sangat mengerikan karena kamu tidak bisa menilai semua orang dengan sama."
"Semuanya bisa menjadi rasis, apa pun warna kulitnya, apa pun latar belakangnya. Kamu bisa melihat (banyak tindakan rasialisme) dan itu perlu diubah," ucap Fury mengakhiri.
Baca Juga :