Hari Ini Matahari di Atas Kabah, Berikut Cara Menyamakan Arah Kiblat
Matahari dilaporkan berada pada posisi tepat di atas Ka'bah, pada Kamis (15/7) siang waktu setempat. Hal itu menjadi momentum untuk luruskan arah kiblat bagi masyarakat Indonesia.
Menurut Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Agus Salim, peristiwa semacam ini dikenal dengan nama Istiwa A'zham atau Rashdul Qiblah. Yaitu, waktu matahari di atas Ka'bah di mana bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat.
Waktu Puncak
Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), fenomena terjadi pukul 09.26 waktu Saudi atau 16.26.42 WIB atau 17.26.42 Wita, tepat saat tengah hari di kota Mekkah. Bagi yang ingin meluruskan kembali arah kiblat dapat melakukannya pada waktu tersebut.
Pencocokan waktu dapat menggunakan http://jam.bmkg.go.id, http://ntp.bmkg.go.id, atau http://time.is.
Cara Penentuan Arah Kiblat
Berikut langkah-langkahdalam menentukan arah kiblat menggunakan Kulminasi Agung:
-
Tentukan tempat yang akan diketahui arah kiblatnya. Cari lokasi yang rata dan terkena cahaya matahari.
-
Gunakan tongkat lurus atau benang berbandul.
-
Siapkan jam yang sudah dikalibrasikan. Ini dapat merujuk ke http://jam.bmkg.go.id, http://time.is, atau http://ntp.bmkg.go.id.
-
Tancapkan tongkat di atas permukaan tanah. Pastikan tongkat benar-benar tegak lurus (90 derajat dari permukaan tanah) atau gantungkan benang berbandul.
-
Tunggu hingga waktu kulminasi agung tiba, lalu amati bayangan tongkat atau benang pada waktu tersebut. Setelah itu, tandai ujung bayangan dan tarik garis lurus dengan pusat bayangan (tongkat/bandul).
-
Garis lurus yang menghadap dari ujung ke pusat bayangan merupakan arah kiblat untuk tempat tersebut.
Meski demikian ada beberapa wilayah di Indonesia yang tidak mendapatkan fenomena matahari di atas Ka'bah Juli 2021. Sebagian wilayah itu di antaranya provinsi Maluku, Provinsi Papua dan Papua Barat.
Jika cuaca di lokasi Anda tidak mendapatkan cahaya Matahari pada saat kalibrasi, mengatur arah kiblat juga bisa dilakukan dua hari sebelum hingga dua hari sesudah puncak fenomena berlangsung.
LAPAN menyebut toleransi dari tingkat pengukuran kiblat itu dapat mencapai 0,5 derajat, yang merupakan setengah skala terkecil pengukuran kiblat, jika dibantu menggunakan usur derajat skala kecil 1 derajat.
Kondisi matahari di atas kabah ini akan terulang setiap tahunnya pada 26-28 Mei dan 14-16 Juli. Waktu terjadinya Kulminasi Agung Mekkah tidak tetap setiap tahunnya karena gerak semu tahunan Matahari yang relatif berubah-ubah jika mengacu pada kalender Masehi yang digunakan saat ini. Namun, tanggal fenomena ini masih dalam rentang 27-28 Mei atau 15-16 Juli, setidaknya sampai tahun 2071 mendatang.
Baca Juga :