Hati - Hati, Gejala Flue dan Demam Berdarah Dengue Hampir Sama. Berikut Gejalanya
Saat ini kita harus waspada dengan kondisi kesehatan karena demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi salah satu momok masyarakat Indonesia, terutama di musim pancaroba seperti saat ini.
Dari data Kementrian Kesehatan menyatakan pada tahun 20022 kasus DBD bisa mencapai 131.265 jiwa dan 40% diantaranya dialami oleh anak usia 0 - 14 tahun. Angka kematian mencapai 1.135 dengan 73% terjadi juga pada anak usia 0 - 14 tahun.
Apa itu Demam Berdarah Dengue?
Demam berdarah atau dengue hemorrhadig fever adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia.
Jutaan kasus infeksi demam berdarah dengue terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya. Demam berdarah paling sering terjadi di Asia Tenggara, pulau-pulau Pasifik barat, Amerika Latin dan Afrika.
Gejala DBD
Gejala orang terkena DBD hampir sama dengan orang terkena flue yaitu demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, tulang dan sendi. Namun perlu diwaspadai, meskipun hampir memiliki kesamaan gejala bukan berarti DBD dan flue tidak memiliki perbedaan gejala.
Dikutip dari laman Diskes Kabupaten Bandung, berikut fakta penting mengenai Demah Berdarah Dengue :
Selain itu, demam berdarah memiliki gejala khas. Pada kulit pengidap demam berdarah akan muncul ruam atau bintik merah yang terjadi akibat pendarahan. Bila ditekan, bintik ini tak akan pudar. Bintik merah ini biasanya muncul sekitar 2-5 hari setelah demam. Selain itu, pengidap demam berdarah biasanya akan mengalami mimisan dan perdarahan ringan pada gusi.
Orang yang terkena ifluenza biasanya mengalami ganguan pernapasa seperti pilek, hidung tersumbat sampai dengan batuk. Namun gejala tersebut tidak didapat pada penderit DBD.
- Fase demam. Fase ketika kehadiran virus dalam aliran darah dapat menyebabkan demam tinggi. Tingkat demam dan viremia akan saling berkesinambungan satu sama lain. Pada saat ini, demam pertama akan muncul sekitar tiga atau empat hari setelah gigitan.
- Fase kritis. Pada fase ini, terdapat berbagai kebocoran plasma secara tiba-tiba di dalam perut. Pengidap demam berdarah akan menunjukkan tanda-tanda penyempitan intravaskuler atau pendarahan berat dan harus segera dirujuk ke rumah sakit.
- Fase penyembuhan. Pada fase terakhir ini, kebocoran plasma akan berhenti sejalan dengan reabsorpsi plasma dan cairan. Tanda-tanda yang menunjukkan masuknya fase penyembuhan, yaitu kembalinya nafsu makan, stabilnya denyut nadi, meningkatnya urine, dan pemulihan ruam karena virus dengue
Lalu, tanda yang lainnya adalah terjadinya limfositosis artinya peningkatan limfosit. Terakhir, yaitu peningkatan limfosit atipik, yang berarti limfosit plasma biru meningkat. Dengan menghilangnya demam, menandakan bahwa pengidap DBD sedang masuk pada fase kritis.
Pencegahan Demam Berdarah
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan bahwa vaksin itu sendiri bukanlah alat yang efektif untuk mengurangi demam berdarah di daerah-daerah di mana penyakit ini sering mewabah. Pencegahan gigitan nyamuk dan pengendalian populasi nyamuk masih menjadi metode utama untuk mencegah penyebaran penyakit ini.
Salah satunya menerapkan langkah pencegahan lewat 3M plus. Dilansir dari laman resmi Kemenkes, langkah pencegahan 3M terdiri dari hal berikut.
-
Pertama, menguras tempat yang menjadi penampungan air di rumah, seperti bak mandi, kendi, dan tandon air.
-
Kedua, menutup secara rapat tempat-tempat penampungan air tersebut.
-
Ketiga, memanfaatkan kembali barang bekas yang bisa bernilai ekonomis, khususnya barang bekas yang berpotensi menjadi penampungan air dan sarang nyamuk.
Baca Juga :