Kisah Perjuangan Erdogan Sebelum Memimpin Tiga Periode
Recep Tayyip Erdogan, Lahir pada Jumat legi, 26 Februari 1954. Dibesarkan oleh putra seorang penjaga pantai Laut Hitam Turki. Beliau bukan berasal dari kelurga yang mampu. Saat usianya 13 tahun, ayahnya memutuskan untuk pindah ke Istanbul, bertujuan agar kelima anaknya mendapat pendidikan yang lebih baik.
Meskipun usianya masih sangat muda, beliau tidak malu untuk berjualan roti limun dan wijen untuk mendapatkan uang tambahan. Di Istanbul beliau bersekolah di sekolah Islam, di sana beliau menekuni hobi sepak bolanya.
Karena Erdogan bersekolah di sekolah Islam, beliau mulai aktif dikalangan Islamis pada tahun 1970 dan 80-an. Beliau mulai bergabung dengan Partai Kesejahteraan pro-Islam pimpinan Nacmettin Erbaka. Saat partai tersebut mulai populer, Erdogan terpilih menjadi calon walikota Istanbul dan memimpin kota Istanbul selama empat tahun.
Namun sayang, jabatanya berakhir karena ia dinilai telah mengujarkan kalimat kebencian. Beliau harus mendapat hukuman,karena beliau disebut membacakan puisi nasionalis di depan umum yang menyertakan kalimat "Masjid adalah barak kami, kubah helm kami, menara bayonet kami, dan setia tentara kami."
Setelah mendekam dipenjara, beliau kembali ke dunia politik. Karena Partai Kesejahteraan pro-Islam telah dilarang, beliau berinisiatif mendirikan partai baru yang ber Ideologi Islam bernama Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) bersama dengan Abdullah Gul. Hanya butuh waktu satu tahun, Erdogan kembali memenangkan suara dalam pemilihan parlemen dan tahun setelahnya Erdogan diangkat sebagai perdana mentri.
Saat beliau menjadi perdana mentri, pertumbuhan ekonomi menjadi stabil, sehingga mendapat pujian internasional sebagai seorang reformis kelas menengah berkembang dan jutaan orang keluar dari kemiskinan. Erdogan memprioritaskan proyek infrastruktur raksasa untuk memodernisasi Turki.
Itulah awal perjuangan Erdogan yang sangat berliku-liku untuk meraih apa yang ia inginkan.
Baca Juga :