Masuk Prapaskah 2021 Paus Fransiskus Mengajak Kita Untuk Befokus Iman, Harap, Kasih
Rabu (16/2) adalah hari Rabu Abu bagi umat Katolik di dunia. Rabu Abu merupakan hari pertama masa Pra-Paskah dalam liturgi tahun Gereja. Selain ditandai dengan penerimaan abu di dahi sebagai tanda pertobatan, Rabu Abu juga merupakan hari pertama puasa dan pantang. Di tahun ini Anda tak akan mendengar pastor atau prodiakon menandai dahi umat dengan abu sambil berkata:
"Bertobatlah dan percayalah pada Injil atau Ingatlah bahwa kami adalah abu dan akan kembali menjadi abu."
Meski tahun ini Rabu Abu sedikit berbeda, itu sama sekali tidak mengurangi maknanya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, menjelang Prapaskah, pemimpin Gereja Katolik sejagat akan mengirimkan pesan ke segenap umatnya. Pesan Prapaskah, sebelum Paskah disampaikan sebelum dan ditujukan untuk menemani umat Katolik menjalani masa puasa 40 hari sejak Rabu Abu hingga Minggu Palma.
Tidak terkecuali tahun ini. Paus Fransiskus mengirim pesan serupa tapi tak sama, sebelum Rabu Abu yang jatuh pada 17 Februari 2021. Paus ke-266 dalam sejarah Gereja Katolik itu mengambil potongan injil Matius 20:18 sebagai pembuka. "Sekarang kita pergi ke Yerusalem".
Pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus menyerukan umat beriman untuk memperbarui iman, harapan, dan cinta jelang Prapaskah 2021.
Paus Fransiskus menyerukan umat beriman untuk memperbarui iman kita, menimba dari air pengharapan yang hidup, dan menerima dengan hati terbuka kasih Tuhan. "Perjalanan Prapaskah ini bahkan sekarang diterangi oleh cahaya kebangkitan, yang mengilhami pemikiran, sikap dan keputusan para pengikut Yesus," kata Paus yang mendasarkan refleksi pada Misteri Paskah.
Paus mengatakan bahwa perjalanan pertobatan, melalui puasa, doa, dan sedekah, memungkinkan umat manusia untuk menjalani kehidupan dengan iman yang tulus, pengharapan yang hidup, dan kasih yang efektif.
Melalui puasa yang dialami sebagai bentuk penyangkalan diri, kata Paus, umat dapat menemukan kembali anugerah Tuhan. Diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya, umat manusia akan menemukan pemenuhan diri di dalam Dia.
"Puasa, juga, dengan membantu kita mengenali kemiskinan kita sendiri, membantu kita untuk mencintai Tuhan dan sesama. Prapaskah adalah waktu untuk percaya, untuk menyambut Tuhan ke dalam hidup kita dan memungkinkan Dia untuk 'membuat tempat tinggal-Nya' di dalam kita,” tambahnya.
Dalam tulisannya di laman Komisi Kateketik Konferensi Wali Gereja Indonesia (Komkat KWI), Fransiskus Emanuel da Santo, sekretaris Komkat KWI berkata masa pertobatan ini akan diisi puasa, pantang, matiraga, doa dan amal kasih.
"Melalui puasa, pantang dan matiraga, kita belajar melepaskan diri dari keterikatan duniawi dan kecenderungan-kecenderungan atas keinginan manusiawi kita yang tidak teratur dan tidak sejalan dengan kehendak Tuhan, lalu menyesuaikan diri dan hidup kita dengan kehendak Tuhan sehingga dapat bersatu dengan Tuhan dan sesama," tulis Fransiskus dalam laman Komkat KWI.
Harapannya, puasa, pantang dan matiraga ini akan membawa dampak baik spiritual, fisik, maupun sosial
-
dampak spiritual, umat semakin dekat dengan Tuhan. Paguyuban atau persekutuan hidup dalam komunitas makin berkembang dan terbuka sebagai paguyuban iman harap dan kasih. Umat pun diharapkan makin kuat secara rohani.
-
dampak sosial, berpuasa diharapkan membangkitkan kesadaran sosial, kepedulian, keprihatinan dalam kehidupan bersama. Ada kekekuatan dan keteguhan untuk bersatu sehingga bisa memecahkan persoalan bersama.
-
dampak fisik, pengalaman 'rasa lapar' ini turut membuat umat ambil bagian dalam penderitaan orang lain. Dampak fisik yang dirasakan berarti umat turut merasa lemah sehingga meningkatkan kepekaan, kepedulian, dan keprihatinan sosial.
Ajakan untuk bertobat dan berpuasa pun disebut dalam Yoel 2:12, "Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."
Fransiskus menyebut, dari bunyi kitab ini tampak bahwa ada tuntutan tegas untuk bertobat. Namun keinginan ini musti diwujudkan secara konkret disertai niat tulus.
Aturan Pantang dan Puasa PraPaskah 2021
Sementara itu, Keuskupan Agung Jakarta merilis surat yang diperuntukkan pada paroki-paroki terkait aturan puasa dan pantang. Tahun ini, masa Prapaskah atau puasa dan pantang akan dimulai pada Rabu Abu (17/2) hingga Sabtu (3/4). Aturannya sebagai berikut, dalam Masa Prapaskah diwajibkan:
-
Berpantang dan berpuasa pada Rabu Abu, 17 Februari dan Jumat Suci, 2 April 2021. Pada hari Jumat lain-lainnya dalam Masa Prapaskah hanya berpantang saja.
-
Yang diwajibkan berpuasa menurut Hukum Gereja yang baru adalah semua yang sudah dewasa sampai awal tahun ke enam puluh. Yang disebut dewasa adalah orang yang genap berumur delapan belas tahun.
-
Puasa artinya: makan kenyang satu kali sehari.
-
Yang diwajibkan berpantang: semua yang sudah berumur 14 tahun ke atas.
-
Pantang yang dimaksud di sini: tiap keluarga atau kelompok atau perorangan memilih dan menentukan sendiri, misalnya: pantang daging, pantang garam, pantang jajan, pantang rokok.
-
Kita diajak pula mewujudkan pertobatan ekologis.
Baca Juga :